Fotografi arsitektur kini diminati banyak orang. Buktinya, muncul berbagai museum dengan desain yang unik dan kafe estetik. Selain itu, semakin banyak pula orang yang mengunjungi bangunan-bangunan untuk hunting foto.
Mempraktikkan fotografi arsitektur sebenarnya gampang-gampang susah. Kita perlu menemukan angle yang tepat, tidak biasa, dan menonjolkan objek sekaligus. Untuk itu, jika kamu termasuk pemula dalam bidang ini, yuk simak tipnya!
Penting untuk mengetahui tempat yang kita kunjungi untuk menghasilkan foto yang baik. Carilah gambar-gambarnya di mesin pencari dan media sosial.
Kamu akan menemukan berbagai foto orang lain yang bisa menjadi inspirasimu. Tak hanya itu, penting pula untuk mencari tahu asal-usul, kejadian menarik, dan cerita-cerita lain tentang bangunan tersebut untuk menambahkan konteks.
Jika kamu ingin menangkap gambar dari menara, portrait adalah pilihan yang tepat. Sedangkan ketika kamu ingin memotret bangunan datar di tempat yang jauh, kamu bisa coba menggunakan landscape. Kuncinya adalah mencoba-coba mana orientasi yang paling sesuai dengan objek.
Cahaya natural dari matahari dapat memberikan efek yang berbeda-beda pada gambar kita. Ia akan menghasilkan sudut, bayangan, dan tampilan tiga dimensi yang menarik saat kita menemukan waktu yang tepat.
Untuk melakukannya, kita perlu mengambil gambar di berbagai kondisi. Mulai dari pagi, siang, sore, hingga menjelang malam. Dijamin, kamu akan mendapatkan berbagai perspektif menarik.
Salah satu elemen foto yang harus ditonjolkan saat memotret bangunan adalah garis-garisnya. Garis vertikal haruslah vertikal. Begitu pula untuk horizontal. Pastikan kamu mendapatkan unsur garis yang tegas di kameramu.
Salah satu trik yang bisa kamu lakukan untuk menangkap gambar secara keseluruhan adalah dengan memberikan jarak antara bangunan dan posisi berdirimu. Dengan begitu, bangunan akan terlihat lebih tegas.
Saat kita melihat dengan mata, bangunan akan terlihat sama saja. Untuk mendapatkan perspektif yang berbeda, coba gunakan kamera untuk menjadi “matamu”. Arahkan kamera ke bagian atas bangunan, ke ujung, dan detail-detail tertentu.
Untuk menonjolkan detail dari sebuah objek, biasanya para fotografer akan mengambil angle close up. Kamu bisa mendapatkan gambar yang berbeda dari tangkapan orang lain. Coba lihat di sekitar bangunan, biasanya ada ukiran yang menarik, gagang pintu yang tak biasa, atau bahkan pola yang ada di dinding bata.
Walaupun kamu ingin fokus pada arsitektur, tidak ada salahnya lho untuk menambahkan objek berupa manusia. Ia tidak akan mengurangi keindahan gambar karena pada dasarnya bangunan memang dirancang untuk manusia. Fotografi arsitektur dengan objek tambahan akan menambahkan dimensi dan membuat foto jadi lebih hidup.
Unsur pantulan dalam fotografi arsitektur dapat menjadi teman terbaik atau musuh terbesar, bergantung pada bagaimana kita menggunakannya. Ketika dimanfaatkan dengan baik, pantulan akan menambah kedalaman foto. Akan tetapi, jika kita tidak bisa memanfaatkannya, gambar pun menjadi tidak jelas.
Golden ratio adalah tiga titik yang muncul saat kamu membagi foto menjadi grid. Coba lihat gambar di atas untuk lebih jelasnya.
Alih-alih menempatkan objek di tengah, letakkan mereka pada tiga titik tersebut. Ini berfungsi untuk memberikan ruang pada foto tersebut.
Proses pascaproduksi sangat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil foto yang bagus. Kamu bisa mengatur cahaya, kontras, mengganti warna yang kurang sesuai, dan lain-lain.
Perlu diketahui bahwa fotografer profesional pun melakukannya. Jadi jangan beranggapan bahwa editing itu hanya untuk foto yang jelek ya.
Gimana, cukup mudah untuk dipraktikkan, kan? Dengan mengikuti kiat-kiat di atas, kamu akan menghasilkan foto yang estetik dan layak untuk dipasang di media sosial. Selamat mencoba ya!