Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

UMKM di Indonesia Perlu Mulai Adopsi Teknologi AI, Potensinya Besar

WhatsApp Image 2025-06-05 at 9.44.39 AM.jpeg
Catherine Lian, General Manager and Technology Leader, IBM ASEAN (IDN Times/Fatkhur Rozi)
Intinya sih...
  • Mayoritas pemimpin bisnis setuju dengan potensi AI
  • UMKM perlu mulai aktif gunakan AI
  • Perlunya supply talent digital yang memadai

Perkembangan AI makin masif. Hampir di semua sektor, implementasi AI sudah mulai digunakan. Bahkan tak sedikit yang sudah mulai menggunakan AI untuk mengerjakan tugas-tugas yang bersifat repetitif. Tentu tujuannya adalah agar pekerjaannya jadi lebih efisien dan efektif.

Sebuah studi terbaru dari IBM bertajuk “Unlocking Indonesia’s Economic Potential for Future Prosperity” mengungkap bahwa sebagian besar bisnis di Indonesia telah siap mengadopsi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) secara lebih luas. Namun, kesiapan etika dan ketersediaan talenta digital masih tertinggal jauh di belakang, menandakan adanya pekerjaan rumah besar untuk ekosistem digital Indonesia.

Mayoritas pemimpin bisnis setuju dengan potensi AI

Ilustrasi Puja-Puji Teknologi (pixabay.com/pexels)
Ilustrasi Teknologi (pixabay.com/pexels)

Dari lebih dari 500 pemimpin bisnis yang disurvei, 85% melaporkan telah memperoleh manfaat operasional signifikan dari penerapan AI, dan 93% mengaku yakin dengan kapabilitas perusahaan mereka dalam mengimplementasikannya. Temuan ini mengindikasikan bahwa AI telah bukan lagi sekadar wacana, tapi sudah menjadi bagian nyata dari strategi bisnis banyak perusahaan di Indonesia.

AI dan transformasi digital disebut-sebut sebagai motor utama pertumbuhan oleh 77% pemimpin bisnis Indonesia. Sementara itu, kesadaran terhadap keberlanjutan juga meningkat drastis: 94% berencana meningkatkan investasi di bidang ini, dan 89% telah mengalokasikan dana khusus untuk teknologi hijau dalam anggaran 2025 mereka. Hal ini menunjukkan pergeseran strategi bisnis ke arah digitalisasi yang lebih hijau dan berkelanjutan.

UMKM perlu mulai aktif gunakan AI

Sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), yang menyumbang lebih dari 60% PDB dan 97% lapangan kerja nasional, masih menghadapi tantangan besar dalam menyusun strategi AI. Hanya 63% UMKM yang memiliki strategi AI yang jelas, tertinggal dari perusahaan menengah (80%) dan besar (71%). Ini menunjukkan perlunya intervensi kebijakan yang lebih tajam dan terarah untuk mendukung digitalisasi UMKM sebagai pilar ekonomi nasional.

Untuk itu, UMKM juga perlu untuk jadi lebih aktif dalam menggunakan teknologi AI. IBM sendiri mengungkap bahwa pihaknya turut aktif membantu UMKM dalam adaptasi teknologi AI.

Untuk menutup kesenjangan keterampilan digital, hampir semua responden (97%) mendesak perlunya kemitraan publik-swasta yang lebih erat, terutama dalam pelatihan AI dan pengembangan talenta digital. Ini menunjukkan bahwa pelaku industri tidak bisa bergerak sendiri—kolaborasi dengan pemerintah dan lembaga pendidikan sangat dibutuhkan untuk menciptakan tenaga kerja siap pakai.

Perlunya supply talent digital yang memadai

ilustrasi Artificial Intelligence (Unsplash.com/Growtika)
ilustrasi Artificial Intelligence (Unsplash.com/Growtika)

Studi ini juga mencatat peran penting gaya kepemimpinan modern dalam keberhasilan transformasi digital. Adaptabilitas dan kemampuan agile (71%), kolaborasi tim (63%), serta fokus kuat pada inovasi teknologi (78%) disebut sebagai kunci sukses bisnis dalam era digital yang dinamis dan kompetitif.

“Indonesia berada di garis depan inovasi teknologi dan kemajuan digital, dan IBM bekerja dengan pelaku bisnis serta pemangku kebijakan guna menggalakkan transformasi digital berbasis AI secara luas — untuk membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dan sosial Indonesia. IBM percaya bahwa dengan membangun fondasi digital yang aman, menjembatani kesenjangan talenta, serta mendorong kerangka kerja nasional untuk AI yang etis melalui kolaborasi dan investasi infrastruktur akan menjadi faktor utama keberhasilan,” ujar Catherine Lian, General Manager and Technology Leader, IBM ASEAN.

Selain itu, tantangan adopsi teknologi AI di Indonesia juga ada pada sektor Infrastruktur (84%), keamanan siber (55%), dan kurangnya talenta terampil digital (45%) tetap menjadi hambatan utama untuk mewujudkan ambisi ekonomi digital Indonesia.

Share
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us