SSD Tidak Disarankan untuk Penyimpanan Jangka Panjang, Kenapa?

Memahami SSD dari segi durabilitas dan fungsi

Kita semua tahu bahwa solid-state drive (SSD) adalah pilihan penyimpanan populer untuk komputer dan perangkat elektronik lainnya. SSD cenderung menjadi pilihan pertama berkat kecepatan, keandalan, dan daya tahannya. Bahkan banyak builder PC menyarankan untuk menggunakan SSD di tahun 2023, setidaknya untuk mengantisipasi operating system yang semakin berat.

Namun, jika SSD menawarkan semua kelebihan ini, mengapa masih tidak dipakai untuk penyimpanan jangka panjang seperti di server atau sistem CCTV? Sedangkan di banyak PC, SSD sudah menjadi komponen yang wajib dimiliki. Lantas, mengapa SSD tidak disarankan untuk penyimpanan jangka panjang, ya? Simak selengkapnya di artikel ini.

1. Masa pakai SSD yang terbatas

SSD Tidak Disarankan untuk Penyimpanan Jangka Panjang, Kenapa?ilustrasi internal sebuah HDD (pexels.com/Pixabay)

SSD tergolong memiliki umur terbatas dibandingkan dengan hard disk drive (HDD) konvensional. Alasannya karena SSD menggunakan sistem memori flash untuk menyimpan data yang memiliki jumlah siklus penulisan terbatas. Sehingga jika sering delete atau memindahkan file dalam jumlah yang besar akan secara perlahan menyebabkan sel memori flash rusak. Oleh sebab itu, SSD tidak disarankan untuk penyimpanan jangka panjang. 

Apalagi ketika rusak akan berpotensi menyebabkan hilangnya data dan kegagalan booting ke sistem operasi. SSD modern yang diproduksi dalam 5 tahun terakhir memang sudah dirancang untuk bertahan selama beberapa tahun. Namun jika SSD jarang dinyalakan maka ada beberapa file yang menjadi corrupt sehingga tidak ideal untuk penyimpanan data jangka panjang.

2. Retensi data tidak sebaik HDD

SSD Tidak Disarankan untuk Penyimpanan Jangka Panjang, Kenapa?SSD NVMe Firecuda (pexels.com/Andrey Matveev)

SSD cocok untuk penggunaan sehari-hari namun tidak dirancang untuk penyimpanan data jangka panjang. Faktor ini terletak pada pebedaan desain SSD dengan HDD. HDD menggunakan piringan magnetik untuk menyimpan data, sedangkan SSD memerlukan pasokan daya yang konstan untuk menjaga keutuhan data yang disimpan di dalamnya.

Jika SSD tidak diberi daya dalam jangka waktu lama, data yang disimpan di dalamnya dapat rusak atau hilang. Kelemahan ini membuat SSD tidak cocok untuk penyimpanan arsip data yang tidak sering diakses. Oleh karena itu sistem CCTV dan perangkat IOT (internet of things) lain sebagian besar masih menggunakan HDD.

3. Biaya mahal untuk penyimpanan kapasistas besar

SSD Tidak Disarankan untuk Penyimpanan Jangka Panjang, Kenapa?ilustrasi uang kertas dan koin (pexels.com/Pixabay)

SSD lebih mahal dibandingkan HDD, sehingga kurang praktis untuk penyimpanan data dalam jumlah besar untuk jangka panjang. Dengan adanya perkembangan teknologi harga SSD telah menurun secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, terutama untuk SSD jenis SATA. Namun harganya masih lebih mahal dibandingkan HDD dengan kapasitas yang sama. Sehingga untuk penyimpanan data jangka panjang yang jarang diakses, HDD adalah pilihan yang lebih ramah budget.

SSD adalah pilihan terbaik untuk penyimpanan data yang sering diakses dengan cepat dan andal seperti untuk PC gaming. Namun, SSD tidak disarankan untuk penyimpanan jangka panjang. Sebab, perangkat ini tidak ideal untuk penyimpanan data jangka panjang yang jarang diakses. Oleh karena itu HDD tetap menjadi pilihan yang lebih menghemat budget dan minim perawatan untuk penyimpanan data dalam jumlah besar dalam jangka waktu lebih dari 3 tahun.

Baca Juga: 5 Keunggulan SSD Dibanding HDD, Lebih Cepat dan Minim Panas?

Yohan Photo Verified Writer Yohan

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Debby Utomo

Berita Terkini Lainnya