Kondisi Gunung Agung semakin mengkhatirkan, mengingat statusnya telah meningkat menjadi "Awas". Apalagi suara gemuruh Gunung Agung terdengar hingga Pos Pengamatan yang berjarak 12 Kilometer dari kawah.
Selain itu, Gunung Agung terus menyemburkan asap dan abu vulkanik dengan ketinggian hingga 3.000 meter dari puncak. TNI telah menyiapkan sarana, prasarana, dan sejumlah personel untuk selalu siap sedia.
Tak hanya dirasakan warga asli Bali, para wisatawan juga merasakan dampak akibat Gunung Agung.
Tak mau ambil resiko, Bandara Ngurah Rai yang sebelumnya hanya ditutup sampai Selasa diperpanjang hingga Rabu besok. Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) Israwadi mengatakan pihaknya mempertimbangkan ruang udara bandara yang masih tertutup sebaran abu vulkanik Gunung Agung, sesuai dengan plotting Volcanic Ash Advisory Centre.
Semburan abu vulkanik dari Gunung Agung telah mencapai ketinggian 30.000 kaki bergerak ke arah selatan-barat daya dengan kecepatan 5-10 knots dan masih mengarah ke Bandara Ngurah Rai.
Tercatat pada Senin 27 November 2017, sebanyak 445 penerbangan harus gagal terbang akibat Bandara Ngurah Rai ditutup. Terdiri dari 196 penerbangan internasional dan 249 penerbangan domestik.
Menurut Kepala Humas PT Angkasa Pura I Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim, sekitar 59 ribu penumpang gagal terbang. Sedangkan, penumpang yang terlanjur datang ke bandara, dialihkan melalui jalar darat menggunakan bus ke bandara terdekat seperti Lombok atau Surabaya.
Dampak Gunung Agung di Karangasem, Bali, juga dirasakan Bandara Internasional Lombok di Praya. Bandara yang ditutup pada Ahad kemarin berakibat pada penundaan 16 penerbangan. Tiga di antaranya merupakan penerbangan internasional.
Senin pukul 06.00 WITA, bandara mulai beroperasi seperti biasanya. "Pembukaan ini berdasarkan data paper test yang disampaikan penyelenggara bandara dan petugas Kantor Otoritas Bandara IV dengan hasil NIL VA," kata Israwadi.
Mekipun begitu, BMKG dan otoritas bandara terus melakukan monitoring tiap jam untuk melakukan paper test dan pengamatan satelit.
Status Gunung Agung yang tak kunjung mereda membuat sejumlah penginapan di Bali memberikan penginapan gratis. Hingga Senin kemarin, tercatat sekitar 15 ribu wisatawan tertahan di Bali.
Kebijakan hotel tersebut diterapkan karena tidak semua wisatawan menyimpan banyak uang saku hingga kondisi Gunung Agung membaik. Maka dari itu, Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) berkomitmen akan menggratiskan penginapan satu hari bagi wisatawan yang gagal terbang.
"Ini sangat bagus, karena sesuai dengan imbauan pemerintah provinsi (Pemprov Bali)," ujar Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
Untuk wisatawan harus menggunakan pesawat, terdapat beberapa alternatif bandara. Di antaranya Bandara Juanda, Surabaya; Bandara Lombok Praya; Bandara Sultan Hasanuddin, Makassar; Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan; Bandara Adi Soemarmo, Solo; Bandara Ahmad Yani, Semarang; dan Bandara Adi Sutjipto, Yogyakarta.
Untuk jalur darat dan lautnya, kamu bisa menggunakan moda kereta api dan bus menuju ke Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Jawa Timur. Berlaku untuk sebaliknya yang ingin meninggalkan Bali.
Tetap tenang dan waspada, Angkasa Pura juga sudah menyiapkan pusat informasi disertai hiburan berupa musik dan tarian tradisional Bali. Kamu juga dapat bertanya seputar pengembalian uang dan jadwal tiket di sana.