5 Fakta Menarik Kota Pyongyang, Ibu kota Korea Utara yang Misterius

Ibu kota negara biasanya selalu erat dengan hiruk pikuk dan hingar bingar metropolitan, entah di siang apalagi di malam hari. Namun, nyatanya hal ini tidak sama sekali terjadi di Kota Pyongyang.

Melansir NK News, pemadaman listrik di Kota Pyongyang kerap terjadi pada malam hari, terkecuali di beberapa bangunan bersejarah hingga monumen penting. Hal ini karena permasalahan krisis daya yang terjadi di negara tersebut. Selain itu, pengaliran energi yang terjadi beberapa wilayah Korea Utara juga tak berjalan baik sehingga banyak pula warga yang harus saling bergantian dalam mengakses listrik.

Kota Pyongyang selayaknya kota lain yang bisa dikunjungi oleh turis asing sebab memiliki pilihan destinasi di dalamnya. Tentu saja kota ini lebih erat kaitannya dengan destinasi wisata sejarah yang memiliki hubungan propaganda dari negara tersebut.

Mengutip North Korea Travel Guide, beberapa pilihan destinasi wisata yang ada di Pyongyang antara lain seperti Arch of Triumph yang merupakan monumen ikonik, Central Botanical Gardens, Central Zoo, hingga Keson Youth Park yang merupakan lokasi taman bermain terbesar di sana.

Jika berkunjung ke suatu tempat atau negara baru, tentunya hal utama yang biasa dilakukan adalah dengan mengambil foto. Nyatanya jangan mengharapkan untuk bisa melakukan hal tersebut secara bebas di Pyongyang. Ada aturan tertentu untuk dapat mengambil foto di tempat ini.

Secara umum Korea Utara adalah negara yang sangat konservatif dan biasanya tidak memperbolehkan dokumentasi secara sembarangan, seperti dilansir Uri Tours. Para turis yang mengunjungi Pyongyang biasanya akan ditemani oleh tour guide dan tentu memerlukan izin dari tour guide terlebih dahulu jika ingin mengambil foto.

Membandingkan gaya fesyen yang ada di Korea Selatan rasanya memang tak akan ada habisnya, sebab negara tersebut bak dianggap sebagai kiblat fesyen dunia saat ini. Meski sama-sama bertetangga, nyatanya masyarakat lokal Pyonyang justru memiliki kehidupan 180 derajat berbeda dengan masyarakat di Seoul.

Gaya berbusana masyarakat Pyonyang sekilas mengingatkan pada era 1980 an, apalagi dengan potongan rambut para pria di sana, seperti dikutip The Guardian. Tidak sembarangan kosmetik pun dapat diperjualbelikan, bahkan beberapa kosmetik dari Tiongkok pun masih cukup populer bagi para perempuan di Pyongyang.

Pyongyang bukanlah negara yang sembarangan memperbolehkan rakyatnya dalam membeli kendaraan. Nyatanya hal ini membuat jalanan di Pyongyang serasa sepi dan hanya dilewati oleh beberapa kendaraan. Biasanya hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan sosial status yang memperbolehkan kepemilikan kendaraan.

Melansir KTG, beberapa kendaraan umum yang bisa digunakan di Pyongyang antara lain adalah bus, metro, tram, kereta, dan sepeda. Karena memang tak banyak masyarakat di Pyongyang memiliki mobil, maka penggunaan kendaraan umum termasuk yang populer di sana.

Korea Utara memang tak melarang kunjungan dari turis asing, terkecuali jurnalis ataupun warga negara Korea Selatan dengan izin khusus. Namun, tentu ada aturan pasti sehingga proses mengunjunginya tidak bisa dilakukan secara sembarangan dan dengan cara yang ketat.

Kamu sendiri, berminat mengunjungi Kota Pyongyang?