5 Jalanan Jepang dengan Pemandangan Musim Gugur Paling Cantik

Musim gugur di Jepang selalu jadi momen paling ditunggu wisatawan. Warna dedaunan yang berubah menjadi oranye dan merah membuat pemandangan kota maupun desa terlihat jauh lebih hidup. Suhu udara yang mulai turun juga pas untuk berjalan kaki tanpa merasa gerah. Di periode ini, banyak pelancong rela datang jauh-jauh hanya untuk menyusuri jalanan yang berubah jadi galeri alam terbuka.
Tak cuma taman atau pegunungan, Jepang juga punya banyak ruas jalan yang jadi incaran fotografer dan pencinta jalan kaki. Setiap jalur punya karakter dan atmosfer berbeda mulai dari yang tenang sampai yang ramai dengan festival lokal. Berikut beberapa jalanan tercantik yang wajib kamu datangi kalau ingin merasakan pesona musim gugur di Jepang.
1. Jalan Philosopher’s Path di Kyoto menawarkan keheningan yang menenangkan

Philosopher’s Path atau Tetsugaku no Michi terletak di Distrik Higashiyama, Kyoto. Jalur sepanjang dua kilometer ini menghubungkan Ginkaku-ji (Kuil Perak) dengan kawasan Nanzen-ji yang terkenal dengan taman batu dan kolamnya. Saat musim gugur di Jepang tiba, pohon maple di sepanjang kanal kecil berubah menjadi jingga kemerahan yang menciptakan refleksi menawan di air. Kamu bisa mencapainya dengan naik bus dari Stasiun Kyoto, lalu berjalan kaki sekitar sepuluh menit.
Yang menarik, di sepanjang jalur ini terdapat banyak kafe kecil, toko kerajinan lokal, dan kuil tradisional yang bisa disinggahi. Suasana tenangnya cocok untuk kamu yang ingin menikmati Kyoto tanpa terburu-buru. Waktu terbaik berkunjung biasanya pertengahan hingga akhir November, saat warna daun mencapai puncaknya. Kalau datang pagi hari, jalanan ini masih sepi dan terasa seperti milik sendiri benar-benar cocok untuk menikmati ketenangan khas Kyoto.
2. Jalan Momiji Tunnel di Danau Kawaguchi menyajikan pemandangan Gunung Fuji

Momiji Tunnel berada di sisi utara Danau Kawaguchi, Prefektur Yamanashi, dan hanya sekitar dua jam perjalanan dengan kereta dari Tokyo. Dari Stasiun Kawaguchiko, kamu bisa naik bus retro yang berhenti langsung di area danau. Seperti namanya, momiji berarti daun maple. Di sini ratusan pohon maple berbaris membentuk terowongan alami yang menghadap langsung ke Gunung Fuji. Pemandangan ini paling indah saat sore hari ketika sinar matahari jatuh miring dan memantulkan warna merah keemasan di air danau.
Selain berfoto, wisatawan juga bisa menikmati Momiji Matsuri atau Festival Daun Merah yang diadakan setiap akhir Oktober hingga pertengahan November. Ada kios makanan lokal, teh hangat, dan suvenir khas Fujisan. Di malam hari, terowongan ini diterangi lampu lembut yang menambah kesan romantis. Kawasan ini mudah dijangkau, ramah untuk keluarga, dan jadi salah satu spot paling ikonik untuk menikmati musim gugur di Jepang.
3. Jalan Icho Namiki di Tokyo menampilkan barisan pohon ginkgo yang ikonik

Icho Namiki terletak di area Meiji Jingu Gaien, Tokyo, sekitar 15 menit berjalan kaki dari Stasiun Gaienmae di Jalur Ginza. Jalan sepanjang 300 meter ini dipenuhi hampir 150 pohon ginkgo yang tertata simetris di kedua sisi jalan. Ketika musim gugur tiba, dedaunan berubah menjadi kuning keemasan dan menciptakan pemandangan yang kontras dengan gedung-gedung modern di sekitarnya. Tidak heran kalau ini menjadi salah satu lokasi foto paling populer di ibu kota.
Biasanya, puncak warna keemasan terjadi antara akhir November hingga awal Desember. Di periode itu pula berlangsung Jingu Gaien Ginkgo Festival yang menawarkan aneka kuliner khas musim dingin dan hasil bumi dari berbagai daerah Jepang. Karena lokasinya strategis, kamu bisa sekalian mampir ke stadion Meiji Jingu atau museum seni di sekitarnya. Meski di tengah kota, atmosfernya tetap terasa hangat dan menenangkan seolah Tokyo berhenti sejenak menikmati indahnya musim gugur.
4. Jalan Oirase Stream di Aomori memperlihatkan keindahan alam yang otentik

Terletak di Prefektur Aomori, Oirase Stream membentang sekitar 14 kilometer dari Danau Towada hingga kota Yakeyama. Aksesnya bisa ditempuh dengan bus dari Stasiun JR Aomori menuju Towadako selama dua jam. Jalur ini mengikuti aliran sungai jernih yang diapit pepohonan besar, air terjun kecil, dan bebatuan berlumut. Di musim gugur, seluruh area berubah menjadi kanvas alami dengan kombinasi merah, kuning, dan oranye yang memantul di air sungai.
Selain berjalan kaki, pengunjung bisa menyewa sepeda atau mengikuti tur berpemandu yang menjelaskan flora dan fauna di sekitar jalur. Ada juga beberapa kafe kecil di tepi jalan untuk beristirahat sambil menikmati udara segar. Waktu terbaik berkunjung biasanya akhir Oktober hingga awal November.
5. Jalan Nakasendo di Kiso Valley mengajak menyusuri jejak masa lalu

Nakasendo berlokasi di Lembah Kiso, Prefektur Nagano, sekitar tiga jam dari Tokyo menggunakan kereta ekspres ke Stasiun Nakatsugawa lalu dilanjutkan bus menuju desa Magome. Jalur bersejarah ini dulunya digunakan para samurai dan pedagang pada zaman Edo untuk berjalan dari Kyoto ke Edo (Tokyo). Saat musim gugur di Jepang tiba, desa Magome dan Tsumago yang dilalui jalur ini berubah jadi lanskap nostalgia dengan rumah-rumah kayu, lentera tradisional, dan pepohonan yang memerah di sekitarnya.
Banyak wisatawan memilih berjalan kaki sekitar delapan kilometer antara Magome dan Tsumago untuk menikmati pemandangan lembah dan sungai yang masih alami. Di sepanjang rute, tersedia penginapan ryokan dengan pemandian air panas dan menu tradisional khas Nagano. Suasananya tenang dan membuat siapa pun merasa seperti berjalan di masa lalu. Waktu terbaik datang adalah pertengahan November saat kabut tipis mulai turun.
Musim gugur di Jepang selalu punya cara unik untuk memikat hati, terutama lewat keindahan jalanan yang menyatukan alam dan budaya. Dari Kyoto hingga Aomori, setiap rute menghadirkan pengalaman berbeda entah itu menenangkan, historis, atau sekadar indah dipandang. Kalau kamu diberi kesempatan berkunjung sekali seumur hidup, jalan mana yang akan kamu pilih untuk menikmati musim gugur di Jepang?















