Salah satu negara di dunia yang penuh dengan sejarah perjuangan Peradaban Islam adalah Mesir. Dikenal dengan nama Negeri Seribu Menara, Mesir nyatanya menyimpan banyak bangunan masjid tua bersejarah dan berarsitektur megah.
Bagi kalian penyuka wisata religi, melancong ke Mesir agaknya harus masuk dalam list traveling kalian. Selain bisa mengunjungi beberapa masjid dengan arsitektur bangunan yang megah, kalian juga bisa sambil mempelajari sejarah peradaban islam di sana.
Diantara banyaknya masjid tua di Mesir, tidak ada yang mampu bersaing dengan Masjid Al- Azhar dalam hal sejarah pendirian dan posisi pentingnya bagi sejarah islam. Didirikan pada tahun 970 Masehi oleh khalifah Fatimiyah Al-Muizz, Masjid ini dibangun untuk tujuan ibadah dan pembelajaran.
Selama berabad-abad, Masjid ini berkembang menjadi pusat teologi dan pembelajaran islam paling penting di dunia. Didesain oleh arsitek Jauhar as-Seqeli, arsitektur masjid ini dipengaruhi berbagai dinasti dan kontribusi khas tiap dinasti selama berabad-abad setelahnya.
Masjid Ibnu Tulun adalah salah satu masjid tertua yang bangunannya masih asli dan merupakan salah satu peninggalan masa kejayaan Islam di Mesir. Masjid ini dibangun pada tahun 876-879 masehi di masa pemerintahan Ahmad Ibnu Tulun, penguasa mesir pertama dari dinasti Ibnu Tulun.
Beliau berkuasa di Mesir selama 135 tahun. Arsitektur masjid ini sangat berbeda dengan arsitektur masjid di Mesir pada umumnya. Masjid ini berbentuk persegi dengan halaman tengah yang luas.
Selain itu, masjid ini tidak memiliki kubah kecuali ada di bagian tempat wudhu dan hanya memiliki satu menara. Satu yang menjadi ciri khas dari masjid ini adalah menara spiral yang berfungsi untuk menyerukan Azan.
Satu lagi masjid tua di Kairo yang memiliki arsitektur megah adalah Masjid Muhammad Ali. Masjid Agung ini memiliki kubah besar yang dikelilingi empat kubah kecil di tiap sudutnya, dan empat kubah setengah lingkaran di tiap sisinya dan memiliki luas 41 x 41 meter persegi.
Menambah kemegahan arsitekturnya, masjid ini punya tiga pintu di tiap sisinya, sisi utara, barat, dan timur. Namun, pengunjung biasanya masuk dan keluar melalui pintu gerbang timur laut.
Dua menara kembar yang terbuat dari batu gamping menjulang setinggi 80 meter di sisi barat masjid. Mihrab Masjid terletak di bagian tenggara dengan tinggi tiga lantai dan terdapat kubah serengah lingkaran di atasnya.
Masjid Hakim Bi Amrillah adalah masjid kedua yang dibangun pada masa dinasti Fathimiyyah di Mesir tepatnya pada tahun 380 Hijriah atau 990 Masehi. Namun, pembangunan masjid belum rampung ketika Khalifah Fathimiyyah wafat. Maka kemudian pembangunan dilanjutkan oleh anaknya Khalifah Hakim bi Amrillah dan selesai pada tahun 403 Hijriah.
Masjid ini memiliki pelataran besar berbentuk persegi panjang yang dikelilingi oleh rangkaian portico. Pelataran besar dan luas dikelilingi oleh empat ruwaq (ruangan). Yang paling besar adalah ruwaq kiblat. Pintu masjid ini cukup unik dan khas yakni dipenuhi oleh aneka bentuk ornament ukir batu.
Pintu masuk ini biasa disebut dengan Makdhol Tidzakri (gerbang monument). Masjid Hakim bi Amrillah adalah masjid pertama yang membuat desain pintu seperti ini di Kairo.
Masjid Madrasah Sultan Hasan adalah masjid yang dibangun pada masa Kesultanan Mamluk. Masjid yang dibangun atas perintah dari Sultan Hassan bin Al-Nasir Muhammad ini didirikan pada 1356 Masehi.
Proses pengerjaan masjid ini memerlukan waktu tujuh tahun lamanya yakni sejak 1356 hingga 1363 Masehi. Masjid yang juga difungsikan sebagai madrasah ini dibangun dari bebatuan yang didatangkan langsung dari kompleks piramida di Giza Necropolis, Kairo.
Nah, untuk kalian yang memang sangat suka berkunjung ke masjid-masjid tua bersejarah, ada baiknya segera menyusun rencana terbaik untuk datang ke Mesir. Tentu ini akan menjadi pengalaman mengesankan apalagi jika dilakukan di momen Ramadan seperti saat ini.