9 Alun-alun Populer di Indonesia yang Dikenal Angker, Pernah ke Sini?
Alun-alun merupakan tanah lapang yang biasanya dijadikan tempat berkumpul warga. Ada yang sekadar menikmati suasana, bermain, hingga kulineran sampai puas.
Di balik ingar bingar alun-alun, ternyata ada beberapa kisah horor yang bikin merinding, lho. Penasaran ada apa saja? Dilansir dari berbagai sumber, inilah beberapa alun-alun yang dikenal angker di Indonesia!
1. Saat malam hari, suasana mencekam sangat terasa di Alun-alun Bojonegoro. Warga kerap melihat penampakan hantu perempuan
2. Di tengah Alun-alun Lumajang, ada pohon beringin dengan air mancur. Kabarnya, ada sosok makhluk halus yang mengganggu pengunjung
3. Alun-alun Bukittinggi terkenal dengan Jam Gadangnya. Konon, angka 4 yang tak ditulis huruf Romawi menunjukkan jumlah tumbal saat pembangunan
4. Alun-alun Kota Batang memiliki pohon beringin terbelah sebagai ciri khasnya. Seorang warga tak sengaja mengambil gambar sesosok kuntilanak yang bersimbah darah di dekat pohon ini
5. Seorang sopir bus mengalami kejadian mistis di Alun-alun Kroya. Mesinnya tiba-tiba berhenti, lalu muncul penampakan pocong di belakang bus
6. Di Alun-alun Kidul, Yogyakarta, ada pohon beringin kembar yang konon menjadi pintu gerbang menuju ke Laut Selatan, kerajaan Nyi Roro Kidul
7. Saat berhenti di Alun-alun Cijulang, Pangandaran, ada perempuan berpakaian merah yang naik ke dalam bus. Setelah bus berjalan sebentar, tiba-tiba perempuan ini menghilang
8. Beberapa anak kecil sering tiba-tiba menangis tanpa henti di dekat pepohonan beringin, Alun-alun Merdeka, Malang. Warga sekitar percaya, ada sosok makhluk halus yang mengganggu mereka
9. Di Alun-alun Indramayu, kamu bisa melihat Gedung Landraad atau Pengadilan Negeri pada era Hindia Belanda. Kabarnya, sering terdengar suara orang mandi tanpa sumber yang jelas
Dari beberapa alun-alun yang dikenal angker di Indonesia tersebut, mana yang paling bikin penasaran? Tak perlu takut mengunjunginya, yang penting selalu berhati-hati supaya tak terjadi hal buruk.
Kisah ini ditulis berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, pengalaman orang per orang, dan disampaikan dari mulut ke mulut. Pengalaman setiap orang terhadap mitos dan kesan mistis seperti di atas, akan berbeda-beda. Tak semua orang bisa merasakan hal yang sama.