TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

6 Tradisi Unik Indonesia dalam Memperingati Maulid Nabi, Penuh Makna

Yuk kita lestarikan! 

Grebeg Maulud (shutterstock.com/Faizal Afnan)

Maulid Nabi yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah, menjadi momen penting bagi Umat Islam di seluruh dunia. Hari kelahiran Nabi Muhammad SAW sebagai insan mulia ini pun dirayakan di berbagai wilayah Indonesia. Beragam tradisi dari penjuru wilayah Indonesia ini memiliki ciri khas yang berbeda dan penuh makna.

Hal ini tidak luput dipengaruhi oleh budaya dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat. Bahkan keunikan tradisi Maulid Nabi mengundang berbagai wisatawan untuk berkunjung dan menyaksikan kemeriahan itu. Yuk, simak beberapa tradisi unik Indonesia dalam memperingati Maulid Nabi yang meriah dan penuh makna ini!

1. Bungo Lado, Sumatera Barat 

Bungo Lado (youtube.com/Andri Maijar)

Tepatnya di Padang Pariaman, Sumatera Barat terdapat tradisi unik perayaan Maulid Nabi yang disebut dengan Bungo Lado. Secara harfiah dalam bahasa minang, “bungo” berarti arti bunga dan “lada” yang berarti ada atau cabai. Namun dalam praktiknya, masyarakat setempat ini membuat pohon yang dihias dengan uang-uang kertas.

Mengutip dari Kompas.com, pohon uang dalam tradisi Bungo Lado didapat dari iuran masyarakat yang dikoordinir oleh kapalo mudo atau ketua para pemuda. Bungo Lado yang telah selesai dibuat arak-arakan menuju masjid setempat. Selain arak-arakan Bungo Lado, warga juga membuat makan khas Jampa yang akan disantap bersama-sama.

2. Maudu Lompoa, Sulawesi Selatan 

Maudu Lompoa (youtube.com/Dasein Production)

Maudu Lompoa juga disebut Maulid laut sebab masyarakat pesisir merayakannya dengan menggunakan perahu yang digotong ke pantai hingga ke tengah laut. Salah satu keunikannya ialah perahu yang digotong bukan perahu biasa. Perahu tersebut disebut julung-julung yang dihias dengan kain warna-warni berasal dari beragam macam kelengkapan sehari-hari, mulai dari baju, celana, kain, dan seprei. Bahkan terlihat barang-barang lain yang bergelantung di sisi perahu seperti sabun, odol dan panci yang membuatnya makin ramai.

Julung-julung ini mengarungi sungai dan lautan, dengan arak-arakan. Akhir dari prosesi ini adalah pembagian isi dari julung-julung tersebut kepada semua orang yang menghadiri acara Maudu Lompoa.

Baca Juga: 5 Makanan Khas Maulid Nabi di Berbagai Daerah Indonesia, Sudah Tahu?

3. Kemang Male, Sumbawa 

Kemang Male (instagram.com/goodnewsntb)

Mayoritas masyarakat Sumbawa memeluk agama Islam. Kultur Islam di Sumbawa cukup kuat dan telah menjadi bagian dari masyarakat. Melansir laman resmi Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat, dalam bahasa Sumbawa, Kemang memiliki arti bunga, sementara Male ialah seni menggunting hiasan kertas. Dapat disimpulkan bahwa Kemang Male adalah seni menggunting kertas dengan membentuknya menjadi bunga yang diberikan tambahan gantungan berupa snack, roti, telur bahkan uang.

Bentuk Kemang Male amat beragam, sehingga tidak jarang menjadi rebutan anak-anak dalam perayaan Maulid Nabi. Setelah itu, Kemang Male pun dibagikan pada anggoata keluarga lain sebagai simbol saling berbagi antar sesama.

4. Tradisi Molod, Bawean 

Tradisi Molod Bawean (youtube.com/DISPAREKRAFBUDPORA KAB. GRESIK)

Maulid Nabi di Bawean diperingati dengan amat meriah. Mayoritas masyarakat Bawean membuat berkat atau suguhan berukuran jumbo bahkan hingga 1,5 meter. Berkat ini juga dijuluki dengan "angkatan" sebab harus diangkat oleh beberapa orang sekaligus. Setelah diangkat, berkat akan dikumpulkan di masjid dan dibagikan pada masyarakat.

Orang yang menerima berkat harus berbeda dengan orang yang membuat berkat. Oleh sebab itu, urutan pembagian secara acak tersebut dibuat oleh panita masjid yang bertugas. Apabila seseorang mendapatkan isi berkat lebih sedikit dari miliknya, maka ia sudah melakukan sedekah kepada orang lain. Tradisi ini memiliki nilai berupa rasa ikhlas yang menjadi bagian dari ajaran Nabi Muhammad SAW.

5. Baayun Maulid, Kalimantan Selatan 

Baayun Maulid (youtube.com/Vilandux Crew)

Tradisi unik lainnya berasal dari Kalimantan Selatan. Berbeda dengan daerah lain yang dimeriahkan dengan berbagai arak-arakan dan makanan, Baayun Maulid justru ditujukan untuk bayi. Dilansir dari Dinas Kominfo Kalimantan Selatan, Baayun Maulid merupakan kegiatan mengayun bayi atau anak dengan membaca syair maulid yang diikuti ratusan peserta untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Tujuannya ialah agar anak-anak Banjar, jika sudah besar bisa mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW dan berbakti kepada kedua orangtua. Ayunan yang digunakan lalu dihias dengan janur pohon nipah atau enau, dan pohon kelapa, buah pisang, kue cucur, kue cincin, ketupat, dan hiasan lainnya.

Baca Juga: 5 Tradisi Warga Madura saat Menyambut Maulid Nabi, Unik!

Verified Writer

Dina Stevany

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya