TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Jalan Braga Bandung, Punya Banyak Nilai Sejarah

Ikon sejarah Kota Bandung

bersepeda di Braga (unsplash.com/uji kanggo gumilang)

Jalan Braga merupakan jalan yang sangat bersejarah di Bandung. Jalan ini sudah digunakan sejak zaman Hindia Belanda sebagai pusat perbelanjaan dan tempat berkumpul. Berwisata ke Kota Bandung tentunya tidak akan lengkap jika tidak singgah ke jalan ini.

Jalan yang awalnya sepi dan mencekam, kini menjadi jalan yang ramai dikunjungi anak muda. Jalan tersebut mulai ramai di masa Pemerintahan Hindia Belanda beberapa ratus tahun yang lalu. Namun di balik sejarahnya yang panjang, terdapat tujuh fakta yang harus kamu ketahui. Simak, yuk!

1. Menjadi jalan protokoler ikonik Kota Bandung

Braga jalan ikonik Kota Bandung (instagram.com/im_naiphoto)

Sebagai jalan yang mempunyai nilai sejarah, Jalan Braga dijadikan sebagai jalan ikonik di Kota Bandung. Selain itu, Braga juga menjadi maskot dan objek wisata utama Kota Bandung. Kini Jalan Braga dijadikan tempat nongkrong atau hangout anak-anak muda Bandung.

Pada acara-acara trip ke Bandung ataupun berkeliling Bandung menggunakan bus Bandros (Bandung Tour on Bus) biasanya suka berkunjung juga ke Jalan Braga. Selain karena mempunyai nilai sejarah, jalan ini juga mempunyai gaya arsitektur yang menarik. 

2. Di masa lalu pernah menjadi pusat kehidupan sosial ekonomi masyarakat kolonial Belanda

2 orang di Braga (unsplash.com/rizalfahmind)

Jalan Braga pada zaman dahulu adalah pusat mode dan fashion. Ada banyak toko-toko pakaian bergaya Eropa yang berdiri di jalan ini. Gaya hidup di Braga begitu glamour serta diwarnai beragam kemewahan serta kehidupan intelektual dan budayanya yang unik.

Dengan majunya industri fashion di tempat ini, sehingga menjadi awal mula julukan"Parijs van Java" melekat dengan Kota Bandung. Julukan tersebut berarti Kota Bandung sama majunya dengan kota-kota di Eropa khususnya Paris dalam hal industri fashion. Memang julukan tersebut benar adanya, sampai sekarang pun cara dan gaya berpakaian masyarakat di Bandung selalu unik dan menarik.

Baca Juga: 10 Potret Bandung Zaman Dulu, dari Alun-alun Sampai Braga

3. Toko yang pertama kali berdiri di Jalan Braga adalah toko senjata api

ilustrasi senjata api (unsplash.com/Thomas Def)

Bukan toko pakaian ataupun kafe, melainkan toko senjata api yang pertama kali berdiri di Jalan Braga. Toko senjata api tersebut sudah berdiri sejak tahun 1894. Didirikan oleh C.A. Hellerman nyatanya toko tersebut bukan hanya menjual senjata api, ada juga bermacam-macam sepeda, kereta kuda, hingga sebagai bengkel reparasi senjata api.

Sebagai pebisnis ulung, C.A. Hellerman melihat peluang kemajuan Jalan Braga tersebut. Hingga akhirnya ia mendirikan toko-toko baru di samping toko miliknya. Namun, toko pertama tersebut yang kini disebut sebagai bangunan tua nomor 51 telah runtuh dan ditinggalkan pemiliknya.

4. Awalnya merupakan "jalan culik"

ilustrasi jalan sepi (pexels.com/pixabay)

Gak seperti sekarang yang selalu ramai, dahulu Jalan Braga hanyalah jalan kecil di depan pemukiman yang sunyi. Karena sepi, jalan tersebut sangat rawan penculikan dan pembegalan. Ada begitu banyak tindak kriminal pada masa itu.

Jalan Braga zaman dulu juga terkenal angker. Banyaknya orang yang dianiaya bahkan sampai meninggal dunia ketika melewati tempat ini menjadikan jalan ini makin sepi. Apalagi sejak agresi militer terjadi, Jalan Braga menjadi tempat patroli lalu lalang tentara kolonial dan banyak pembantaian yang terjadi.

5. Pernah bernama Jalan Pedati (Pedatiweg)

ilustrasi pedati (pexels.com/Anugrah Lohiya)

Jalan yang menjadi tempat berkumpul anak muda Bandung ini ternyata dahulunya merupakan jalur pengangkutan hasil bumi. Hasil bumi yang berupa kopi tersebut harus diangkut dan dipindahkan dari perkebunan menuju gudang kopi (Koffie Pakhuis). Moda transportasi yang saat itu digunakan adalah pedati (gerobak sapi) sehingga dinamakan Jalan Pedati (Pedatiweg).

Kala itu Jalan Braga menjadi penghubung antara Jalan Raya Pos (sekarang Jalan Asia-Afrika) menuju Koffie Pakhuis. Gudang kopi tersebut dimiliki oleh Andres de Wilde dan berdiri sejauh satu kilometer dari Jalan Raya Pos. Kini, gudang kopi tersebut dijadikan Balai Kota Bandung di sebelah utara.

6. Merupakan awal mula munculnya julukan "Kota Kembang"

wanita dan bunga mawar (pexels.com/hazardos)

Bandung memang memiliki begitu banyak taman bunga. Faktanya, makna "Kota Kembang" bukanlah karena banyaknya bunga di kota ini, melainkan merupakan sebuah kiasan pada zaman Belanda.

Bersamaan dengan ramainya Jalan Braga yang menjadi pertemuan para bangsawan menjadikan jalan ini memiliki sisi buruk. Munculnya hiburan malam di sudut remang-remang membuat jalan ini semakin dikenal turis. Sejak itulah Kota Bandung terkenal dengan julukan "Kota Kembang".

Writer

Muhamad F. Ansori

eksplorasi alam imajinasi.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya