Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Kota Batu memang terkenal sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Timur. Ada banyak destinasi wisata kekinian, tempat nongkrong, hingga penginapan yang sejuk untuk staycation. Kamu juga bisa menikmati pemandangan alam seperti Gunung Panderman, Arjuno-Welirang, dan city light saat malam hari.
Di balik destinasi wisata yang bermunculan dan kekinian, terdapat sejumlah tempat bersejarah yang mungkin gak kamu sadari. Sebagian tempat berserjarah tersebut sudah masuk dalam daftar cagar budaya Kota Batu. Mau tahu lebih lanjut tentang tempat bersejarah di Kota Batu? Berikut ini lima kisah menariknya.
1. Situs Petirtaan Jeding
Situs Petirtaan Jeding (pengembangansdmkwb.blogspot.com) Kota Batu gak hanya memiliki pemandian air panas, sejumlah sumber mata air segar juga dapat kamu temui. Biasanya, mata air tersebut dekat dengan punden dan pemandian. Masyarakat lokal menjadikannya tempat wisata air dan bahkan melakukan ritual pada hari tertentu.
Salah satu sumber mata air bersejarah di Batu adalah Situs Punden Sumber Jeding yang berlokasi di Dusun Jeding, Desa Junrejo, Kecamatan Junrejo. Situs petirtaan tersebut berupa punden berundak yang konon terkubur sejak ratusan tahun lalu.
Kisah yang dipercaya masyarakat bahwa situs tersebut ditemukan oleh Dasasana. Ia mendapatkan petunjuk melalui mimpinya. Kemudian, ia menggali di kawasan Dusun Jeding dan menemukan sumber mata air yang kini dikenal pula dengan sebutan Sumber Jeding.
Situs ini juga disakralkan karena memiliki keunikan tersendiri. Airnya justru melimpah saat memasuki musim kemarau. Namunnjika musim penghujan, maka airnya akan menyusut. Meski masyarakat setempat percaya ada hubungannya dengan kekuatan magis, tapi tetap dilakukan penelitian secara ilmiah.
Baca Juga: 8 Wahana Baru di Eco Green Park Kota Batu
2. Villa Bima Shakti
Villa Bima Shakti (selectawisata.idl) Sebagai Kota Wisata, tentu banyak penginapan untuk mendukung pariwisata di Kota Batu, salah satunya Villa Bima Shakti. Villa tersebut masuk dalam daftar rekomendasi benda cagar budaya. Selain bangunannya masih terjaga, ternyata memiliki kisah yang berkaitan dengan Presiden Sorekarno lho.
Bangunan bergaya Eropa tersebut dibangun pada awal 1928 dan menjadi tempat favorit Ir. Soekarno untuk menginap. Beliau kerap menginap di ruangan dengan nomor kamar 47. Beliau juga menuliskan cacatan tangan dengan ejaan lama yang berisi
Kenang-kenangan pada Selecta tetap hidup dalam ingatan saja. Bukan sadja karena tamasja jang indah, tetapi djuga karena di Selecta itu beberapa putusan penting mengenai perdjoangan Negaga telah saja ambil," tertanggal 1 Maret 1955.
Villa ini terletak di kawasan Taman Rekreasi Selecta yang terkenal dengan taman bunganya. Villa Bima Shakti sebelumnya bernama Villa De Brandarice. Namun, Bung Karno merekomendasikan nama berbahasa Indonesia.
3. Candi Songgoriti
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
Candi Songgoriti (dok. pribadi/Fatma Roisatin Nadhiroh) Songgoriti merupakan sebuah kawasan di Kelurahan Songgokerto yang kerap menyandang stigma negatif dari masyarakat setempat dan kota-kota sekitarnya. Banyaknya villa dengan harga murah kerap disalah gunakan untuk aktivitas tidak terpuji. Namun, memang tidak dipungkiri bahwa kawasan tersebut memang cocok untuk bersantai dan cukup strategis.
Di sisi lain, ternyata terdapat Candi Songgoriti di Jalan Raya Songgoriti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu. Bangunan candi ini masih berada dalam kawasan terpadu wisata dan dekat dengan sumber air panas.
Mengutip informasi dari laman Kemendikbud, Candi Songgoriti merupakan petirtaan berarsitektu samudramanthana dan peninggalan masa klasik tua di Jawa Timur, sekitar adad 10 Masehi. Candi dibangun pada masa pemerintahan Mpu Sindok. Sedangkan Songgoriti diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno yang bermakna timbunan logam atau timbunan kemakmuran.
Candi ini ditemukan oleh Van Ijsseldjik pada 1799. Kemudian dipugar oleh Pemerintah Hindia Belanda pada 1849 dan 1863. Kemudian, Knebel melakukan inventarisasi dan pemugaran pada 1902 dan 1921-1923.
4. Gedung St. Simon Stock
Gedung St. Simon Stock (dok. pribadi/Fatma Roisatin Nadhiroh) Gedung Santo (St.) Simon Stock merupakan gereja tua legendaris yang didirikan pada tahun dengan kapasitas 250 orang. Letaknya di tepi jalan utama menjuju pusat pemerintahan, tepatnya di Jalan Panglima Sudirman, Kelurahan Ngaglik, Kecamatan Batu. Namun, kini menjadi fungsinya sebagai gereja sudah dialihkan ke Gereja Gembala Baik di belakangnya.
Gedung tersebut memiliki fungsi awal sebagai gereja, sengaja dibangun untuk memfasilitasi Paroki Batu yang memprihatinkan pada tahun 1930-an. Umat Katolik di Kota Batu dilayani secara tidak teratur oleh romo-romo dari Kota Malang. Salah satu alasannya, karena lokasinya mencapai belasan kilometer dan transportasi kala itu tidak semudah saat ini.
Selain itu, umat Katolik umumnya dari satu golongan saja, yakni orang Belanda. Namun, lambat laut makin banyak orang pribumi yang turut memeluk agama Katolik. Hal ini menjadi alasan lain dibangunnya Gedung St. Simon Stock yang masih bertahan dengan arsitektur aslinya.
Baca Juga: 5 Penginapan Bergaya Vintage di Kota Batu, Asyik Bikin Nostalgia!