Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Bicara tentang wisata di Sumatera Barat memang tak ada habisnya. Ada banyak daerah yang bisa kamu telusuri. Bagi kamu yang sudah puas menikmati keindahan alam dan mencicipi kulinernya yang melegenda, tak ada salahnya kalau kini kamu juga menyempatkan diri menikmati wisata sejarahnya.
Sebagai daerah yang pernah dijajah oleh Belanda, ada begitu banyak bangunan peninggalan Belanda di Provinsi ini. Beberapa di antaranya masih bertahan hingga sekarang, Ada yang dijadikan kantor pemerintahan ada juga yang di jadikan sebagai museum dan objek wisata lainnya, bangunan-bangunan ini contohnya:
1. Museum Tambang Batu Bara Ombilin
Bangunan peninggalan Belanda ini sudah berdiri sejak 1891. Sebelum diresmikan sebagai museum pada 2014, gedung ini juga pernah jadi rumah peristirahatan Mantan Presiden RI Soeharto. Kamu bisa melihat berbagai koleksi tentang aktivitas penambangan batu bara dari masa kolonial hingga saat ini. Ada alat pertambangan, kostum penambang, alat pemilah batu bara hingga arsip-arsip audio visual yang bisa kamu lihat sendiri di sini.
2. Museum Goedang Ransoem
Museum ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan aktivitas pertambangan yang ada di kota Sawahlunto. Bangunan ini merupakan dapur umum yang digunakan untuk menyediakan makanan bagi para pekerja tambang. Bangunan yang dibangun pada tahun 1918 ini memiliki beberapa bagian, seperti dapur umum, gudang, rumah jagal dan pabrik es batangan.
Ada banyak peralatan memasak dalam ukuran besar di museum ini. Dahulunya Gudang Ransoem ini memiliki 100 orang karyawan yang memasak lebih dari 65 pikul nasi atau setara 3.900 kilogram nasi untuk para pekerja tambang batu bara, keluarga pekerja tambang dan pasien rumah sakit yang terdapat di kompleks pertambangan ini.
Baca Juga: 5 Fakta Ikan Bilih, Kuliner Khas Sumatra Barat yang Unik
Lanjutkan membaca artikel di bawah
Editor’s picks
3. Benteng Van der Capellen
Benteng Van der Capellen memiliki kaitan yang erat dengan Perang Padri yang terjadi di Sumatera Barat. Benteng ini dibangun pada tahun 1824 sebagai benteng pertahanan. Jadi jangan heran jika ketebalan dinding ini mencapai 75 cm. Ada tanggul pertahanan juga yang melingkar mengelilingi bangunan, kira-kira 4 meter dari dinding bangunan. Setelah masa kemerdekaan benteng ini beberapa kali berpindah tangan, dimulai dari PTPG yang merupakan cikal bakal IKIP Padang lalu menjadi Markas Komando Resort Kepolisian.
4. Benteng Fort de Kock
pesona-minangkabau.blogspot.com Benteng ini dibangun pada tahun 1826 oleh Johan Heinrich Conrad Bauer, kapten sekaligus pemimpin salah satu satuan pasukan tentara Hindia-Belanda ke wilayah pedalaman Sumatera Barat. Fort de Kock sendiri awalnya bernama Sterreschans yang artinya benteng pelinding.
Ada empat meriam kecil juga yang terdapat di keempat sudutnya. Kamu juga bisa melihat keindahan Bukittinggi dari benteng ini. Bagi kamu yang berkunjung ke Taman Margasatwa dan Budaya Kinantan, maka berwisata ke benteng ini sudah masuk ke dalam paket kunjunganmu.
5. Jam Gadang
Jam ini merupakan hadian dari Ratu Belanda kepada Rook Maker, sekretaris atau controleur Ford de Kock pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Pembangunannya baru selesai pada tahun 1926.
Jamnya sendiri didatangkan dari Rotterdam, digerakkan secara mekanik oleh mesin yang sama dengan mesin jam Big Ben di London. Puncak atau atap Jam Gadang sudah mengalami tiga kali perubahan bentuk. Awalnya berbentuk bulat dengan patung ayam jantan. Pada masa pendudukan jepang atapnya diubah menyerupai bentuk pagoda, baru setelah kemerdekaan atap Jam Gadang ini dibuat dalam bentuk gonjong.
Baca Juga: Sikuai, Pulau Eksotis di Sumatra Barat yang Menjadi Lokasi Syuting Artis Korea 'SUNGJAE"