TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Enggano, Pulau Terluar Bengkulu dengan Pesona Luar Biasa

Yuk, kenali keindahan Indonesia yang jarang terekspos ini!

Pulau Enggano, Bengkulu (instagram.com/wirianto_)

Tak kalah memesona dengan pulau khas tropis di bagian Indonesia lain, Pulau Enggano menyimpam keindahan yang wajib dieksplorasi. Terutama oleh penduduk Indonesia sendiri. Pulau yang terletak di Samudra Hindia ini masuk ke dalam pemerintahan Kabupaten Bengkulu Utara.

Telah dihuni sejak ribuan tahun lalu dengan penduduknya beragam suku namun bersatu padu dalam solidaritas yang tinggi menjadi salah satu daya tarik Pulau Enggano yang wajib kamu ketahui. Wisata baharinya pun cukup elok dan wajib kamu jelajahi. Sebelum kamu memastikan berkunjung ke sini, baca dulu yuk artikel ini sebagai bahan referensi.

1. Pulau Enggano terbagi menjadi enam desa dan enam suku berbeda

Pulau Enggano, Bengkulu (instagram.com/kelilingbengkulu)

Pulau seluas 400,6 kilometer persegi ini yang menurut informasinya daratan pertama yang disinggahi Cornelis de Houtman, terbagi ke dalam enam desa dan enam suku. Desa tersebut terdiri atas Desa Kahyapu, Desa Definitif, Desa Meok, Desa Apoho, Desa Malakoni dan Desa Banjarsari.

Sementara keberagaman suku yang bersatu dalam wilayah kecil ini merupakan Suku Ka'ahoau, Suku Kaitora, Suku Ka'arubi, Suku Kauno, Suku Kaharuba dan Suku Kamay. Jika suku lainnya penduduk asli, Suku Kamay diyakini sebagai suku pendatang. Setiap suku dipimpin oleh kepala suku.

Bukan soal suku saja yang berbeda, Pulau Enggano juga dihuni oleh kepercayaan yang beragam. Di sini mayoritasnya merupakan Muslim dan sisanya penganut Kristen. Jika kamu berwisata ke sini, wajib banget mengenal setiap suku dengan budayanya yang berbeda-beda.

Baca Juga: Bukit Kandis Bengkulu, Wisata Bekas Tambang dengan Sejuta Pesona 

2. Banyak tujuan destinasi eksotis dan atraksi budaya pribumi

Pulau Enggano, Bengkulu (instagram.com/berbagi_ruang)

Suguhan destinasi khas tropis di nusantara tak usah diragukan lagi. Termasuk dari pulau yang berjarak 156 kilometer dari Kota Bengkulu ini. Eksotisnya Pulau Dua sebagai destinasi nomor wahid, Batu Lubang Pantai Koomang, Danau Bak Blaw yang menyuguhkan air bak kaca, Pantai Telapak Kaki Batu Layar, Seagrass di Perairan Kaana, menyusuri Goa Karst dan masih banyak destinasi lainnya.

Jika kamu ke sini pada saat yang tepat, bisa menyaksikan tarian suku setempat yang disebut tari perang. Biasanya diadakan pada saat pengukuhan kepala suku (kemumun nak ine). Sementara sebagai sarana hiburan bila ada tamu yang datang, upacara pernikahan atau hajatan, mereka akan mengadakan tari semut.

Yang bikin bangga, ternyata pada tahun 2020, Pulau Enggano masuk kategori Surga Tersembunyi Populer API Awards, lho.

3. Sejarah Enggano

Pulau Enggano, Bengkulu (instagram.com/sinarsport_hotel)

Kendati terbagi menjadi enam suku berbeda, masyarakat luar sering menyamaratakan penduduk Pulau Enggano dengan nama Suku Enggano. Pulau yang dihuni oleh kurang lebih 12.000 jiwa ini mendapati namanya dari bahasa Portugis yang berarti tipuan atau kekecewaan. Pada masa itu, penjelajah Portugis merasa tertipu dengan pulau ini karena mengira Pulau Jawa.

Ada bagian sejarah lain yang meyakini jika nenek moyang Enggano adalah China daratan. Versi ini mempercayai jika Enggano berasal dari bahasa China yang artinya rusa bertanduk. Kepercayaan ini didukung dengan budaya perempuan Enggano rambutnya kepang dua menonjol ke atas bak tanduk rusa.

Hal lain yang memperkuat cerita ini adalah ditemukannya mata uang logam Cina kuno bertuliskan Chien Ma (Numismatic) berangka tahun 421 Masehi.

Kira-kira versi sejarah mana nih yang menurut kamu paling valid?

4. Faktanya, Pulau Enggano kurang mendapat perhatian dari pemerintah

Pulau Enggano, Bengkulu (instagram.com/pulau_enggano)

Melalui derasnya Samudra Hindia bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Itu pula tampaknya yang membuat sulitnya kesetaraan sampai ke sini. Jalanan di Enggano masih banyak yang kurang memadai, sulitnya bahan bakar minyak padahal untuk transportasi para nelayan. Pun jika ingin ke daratan Sumatra, masih mengandalkan kapal perintis belum didukung dengan kapal feri. 

Terbatasnya transportasi ini pula yang kerap menghambat pertumbuhan ekonimi di sini. Termasuk dalam mendistribusikan pisang ke daratan Bengkulu yang notabene komoditi utama penduduk Enggano.

Kapal perintis pun hanya beroperasi dua kali dalam seminggu, angin segar jika cuaca mendukung bisa dilakukan hingga tiga kali. Mudah-mudahan penyamarataan dalam berbagai aspek bagi seluruh penduduk nusantara termasuk penduduk Pulau Enggano bisa segera terealisasi, ya. 

Baca Juga: 5 Potret Eksotis Bukit Kaba Bengkulu, Indah Memanjakan Mata!

Verified Writer

Ineu Nursetiawati

Menulis adalah bekerja untuk keabadian بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya