Gedung Sate: Info Lokasi, Harga Tiket, dan Aktivitas Seru
Bisa belajar sejarah sambil mencoba aktivitas seru
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selain wisata alam yang menawan, Bandung juga memiliki sejumlah destinasi bersejarah, seperti Gedung Sate. Bangunan ini merupakan ikon Kota Bandung yang banyak dituju oleh wisatawan. Tampilannya teduh dengan ambience yang sejuk, khas Bandung.
Menariknya, kamu bisa melakukan beberapa aktivitas seru di Gedung Sate, lho! Kira-kira, apa saja kegiatan menyenangkan yang bisa dilakukan di Gedung Sate? Eits, sebelum fix pergi ke sini, simak dulu info wisata berikut sampai habis.
Sejarah Gedung Sate
Bangunan Gedung Sate terdiri atas empat lantai. Luasnya sendiri mencapai 27.990 meter persegi dan luas gedung kurang lebih 10.877 meter persegi.
Dilansir situa Kebudayaan Kemendikbud, pada masa pemerntahan kolonial Belanda, Gedung Sate diberi nama Gouvernemens Bedrijven (GB). Terkait pembangunannya sendiri, dimulai pada 27 Juli 1920 yang ditandai peletakan batu pertama oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali Kota Bandung saat itu, yakni Bertus Coops dan Petronella Roelofsen, yang mewakili Gubernur Jenderal di Batavia J.P. Graaf van Limburg Stirum.
Berbicara perkembangannya, destinasi wisata sejarah ini dirancang oleh beberapa arsitek, sebut saja J.Gerber bersama walikota Bandung saat itu, B. Coops. Kala itu, pekerja yang dikerahkan membangun Gedung Sate berjumlah 2 ribu orang, lho!
Pembangunan Gedung Sate didasari oleh Pemerintah Hindia-Belanda yang menetapkan Kota Bandung ebagai ibu kota pemerintahan. Penetapan ini dilakukan untuk mengganti Batavia atau Jakarta karena dirasa mulai tercemar. Selain itu, cuaca dan suhu Kota Bandung dianggap lebih baik serta mirip iklim Prancis. Sayangnya, rencana ini gak sempat terealisasi karena terjadi krisis ekonomi usai Perang Dunia pertama.
Tampilan Gedung Sate sendiri mengadopsi sejumlah arsitektur dunia, mulai dari Moor Spanyol hingga Indonesia. Gedungnya sendiri didesain dengan model Rennaisance Italia, sedangkan area atapnya mengambil unsur Asia yang mirip Pura di Bali dan Pagoda di Thailand. Konon, ornamen batu di sampingnya juga terinspirasi Candi Borobudur, lho!
Alasan mengapa disebut Gedung sate, karena adanya ornamen enam tusuk sate di puncak atas gedung. Enam tusuk sate ini melambangkan enam juta gulden atau mata uang Belanda kuno untuk membangun gedung ini.
Baca Juga: Masjid Al Jabbar Bandung: Lokasi, Fasilitas, dan Aturan Berkunjung
Baca Juga: 10 Wisata Alam di Bandung yang Tersembunyi, Pesonanya Memikat Jiwa