Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Bandara Ramah Lingkungan di Indonesia, Bantu Jaga Bumi

ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta
ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta (commons.wikimedia.org/Gunkarta)
Intinya sih...
  • Bandara Ahmad Yani, Semarang: Menggunakan kaca ramah lingkungan dan panel surya, serta program waste management.
  • Bandara Internasional Yogyakarta: Fokus pada pengelolaan air, menggunakan BAS, dan desain struktur anti bencana alam.
  • Bandara Soekarno-Hatta: Memanfaatkan energi terbarukan, pemasangan sensor untuk efisiensi, dan mitigasi polusi suara.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sadarkah kamu, di balik mudahnya perjalanan menggunakan pesawat bisa berdampak pada perubahan iklim? Oleh sebab itu, berbagai cara dilakukan agar lebih ramah lingkungan di berbagai pusat transportasi, termasuk bandara. Beberapa tahun belakangan, Pemerintah Indonesia cukup gencar untuk menerapkan konsep bandara ramah lingkungan atau eco-airport.

Penerapan konsep tersebut diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan dan hemat energi. Kira-kira, mana saja bandara ramah lingkungan di Indonesia yang punya program bantu jaga Bumi? Ini daftarnya, ya!

1. Bandara Ahmad Yani

ilustrasi Bandara Ahmad Yani
ilustrasi Bandara Ahmad Yani (commons.wikimedia.org/Davidelit)

Salah satu bandara di Jawa Tengah, Bandara Ahmad Yani, Semarang sudah mengusung konsep ramah lingkungan sejak awal pembangunannya. Dapat dilihat pada penggunaan kaca ramah lingkungan atau sunergy green. Kaca tersebut dapat merefleksikan sinar matahari dengan tujuan mengoptimalkan efisiensi pendingin ruangan di area terminal bandara.

Bandara ini juga dilengkapi 186 panel surya berkapasitas 100 kilowatt peak (kWp) yang dipasang di atap kanopi Gedung Administrasi dan rooftop Gedung Main Power House (MPH). Bukan hanya upaya menggunakan energi terbarukan, tapi juga punya program waste management untuk pengelolaan limbah dan sampah. Kerennya lagi, telah meraih sertifikat Greenship Building kategori Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

2. Bandara Internasional Yogyakarta

ilustrasi Bandara Internasional Yogyakarta
ilustrasi Bandara Internasional Yogyakarta (vecteezy.com/ynasx)

Kehadiran Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo menggantikan peran utama Bandara Adisutjipto di Sleman. Bandara tersebut menerapkan konsep ramah lingkungan yang berbeda, karena fokus pada pengelolaan air. Mulai dari penggunaan sistem ekodrainase hingga pengelolaan limbah yang efisien.

Bandara Internasional Yogyakarta dilengkapi kolam retensi yang berguna menampung air hujan. Selanjutnya dikelola untuk memenuhi kebutuhan air bersih di bandara dan berfungsi sebagai resapan serta pencegahan banjir. Sedangkan pengelolaan air limbah dari operasional bandara tidak langsung dibuang, melainkan dimanfaatkan kembali untuk penyiraman landscape dan make up cooling tower.

Selain itu, YIA menggunakan Building Automation System (BAS) untuk sistem kelistrikan. Sistem kelistrikan otomatis ini akan memonitor dan menjadwalkan penggunaan peralatan sesuai kebutuhan operasional. Fasad yang dibuat dari kaca pun turut mengurangi penggunaan lampu pada siang hari.

Langkah lain sebagai implementasi green building adalah penggunaan Air Handling Unit (AHU) yang ramah lingkungan. Selain itu, desain struktur yang dapat mengurangi dampak bencana tsunami, gempa bumi, likuifaksi, dan abu vulkanik. Mengingat bahwa, letaknya dekat dengan daerah pesisir, terdapat Gunung Merapi yang sangat aktif, dan berada dalam zona subduksi selatan Pulau Jawa.

3. Bandara Soekarno-Hatta

ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta
ilustrasi Bandara Soekarno-Hatta (commons.wikimedia.org/Gunkarta)

Bandara Soekarno-Hatta sebagai bandara tersibuk di Indonesia selangkah lebih maju dalam pemanfaatan energi terbarukan. Bandara tersebut berfokus pada efisiensi energi dengan menggunakan dua instalasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Terdapat 720 panel surya berkapasitas 241 kWp di atap Gedung Airport Operation Control Center (AOCC) dan Terminal 2 dengan kapasitas mencapai 1,50 megawatt peak (MWp).

Penerapan lain agar lebih hemat energi listrik untuk operasional adalah memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan terminal, penggunaan LED, dan pemasangan heat reflective film on windows. Sama seperti YIA, BAS juga digunakan di Bandara Soekarno-Hatta. Selain itu, dilakukan pula pemasangan sensor photocell untuk efisiensi penerangan dan sensor pada eskalator.

Untuk menjaga kualitas udara, bandara ini menggunakan eco-cars, suplai bahan bakar pesawat menggunakan pipeline system, dan penanaman vegetasi di atap, dinding, serta area indoor. Tidak hanya itu, pemasangan fasilitas soundproof dan noise abatement shields sebagai mitigasi polusi suara. Tentunya dilengkapi green buffer zones untuk mengurangi dampak negatif operasional bandara terhadap lingkungan sekitar.

4. Bandara I Gusti Ngurah Rai

ilustrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali
ilustrasi Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali (commons.wikimedia.org/Softwarestatistik)

Selanjutnya adalah Bandara I Gusti Ngurah Rai, Bali, yang menjadi percontohan efisiensi energi. Terbukti dengan penggunaan 288 panel surya berkapasitas 155 kWp. Selain itu, mendapatkan Peringkat 1 Penghargaan Subroto 2022 untuk kategori Efisiensi Energi Gedung Besar dan mewakili Indonesia dalam ajang ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Awards.

Langkah yang dilakukan untuk menjaga kualitas udara, mengurangi kebisingan, dan menghemat energi di sini serupa dengan Bandara Soekarno-Hatta. Ditambah lagi dengan pengelolaan air dan limbah yang ramah lingkungan. Dilakukan pula perlindungan terhadap lingkungan alamiah.

Pengelolaan air di Bandara I Gusti Ngurah Rai menerapkan rainwater harvesting systems, yakni pemanfaatan kembali air hujan seperti di YIA. Cara lainnya, penggunaan keran hemat air otomatis atau water saving automatic faucets. Mereka juga menggunakan gray water utilization systems, penggunaan kembali air limbah yang relatif bersih.

5. Bandara Kualanamu

ilustrasi Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara
ilustrasi Bandara Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara (commons.wikimedia.org/Herusutimbul)

Kualanamu menyusul dua bandara sebelumnya dalam efisiensi energi. Bandara ini menggunakan PLTS dengan luas total 5.100 meter persegi yang dipasang di Terminal Kargo dan Gedung Administrasi. Kapasitas listrik yang dihasilkan mencapai 761 kWp. 

Bandara di Deli Serdang, Sumatra Utara, ini merupakan bandara pertama di Indonesia yang terintegrasi langsung dengan kereta api. Hal ini sebagai upaya transportasi efisien dan terintegrasi yang mendukung keberlanjutan. Adanya kereta api (KA) bandara tersebut turut mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, polusi udara, dan konsumsi bahan bakar.

Bandara Kualanamu telah berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan. Bukti lainnya, bandara tersebut mendapatkan sertifikasi Airport Carbon Accreditation Level 2. Tandanya, bandara itu telah melakukan prosedur pengelolaan karbon yang efektif dan mengurangi jejak karbon dari tahun ke tahun. 

6. Bandara Banyuwangi

ilustrasi Bandara Banyuwangi, Jawa Timur
ilustrasi Bandara Banyuwangi, Jawa Timur (commons.wikimedia.org/RaFaDa20631)

Berbeda dari kelima daftar sebelumnya, Bandara Banyuwangi atau Bandara Blimbingsari memang lebih kecil. Namun, dapat menjadi contoh bandara kecil yang inovatif dan ukuran bukan penghalang untuk menerapkan teknologi ramah lingkungan. Bandara ini juga menggunakan PLTS atap, luasnya mencapai 600 meter persegi dengan kapasitas 35,1 kWp.

Bandara Banyuwangi mengoptimalkan sistem udara alami ke dalam bangunannya. Areanya pun dipenuhi tanaman hijau yang membuat udara lebih sejuk. Ditambah lagi adanya tanaman untuk melapisi bagian atap terminal.

Beberapa langkah itu menjadikan bandara ini ramah lingkungan dan memungkinkan sebagai satu-satunya yang tidak menggunakan AC di Indonesia. Meski ramah lingkungan, tapi tidak mengabaikan unsur estetika dalam arsitekturnya. Terbukti masuk dalam 20 besar bandara dengan arsitektur terbaik dalam Aga Khan Awards of Architecture 2022.

Wah, keenam bandara ramah lingkungan di Indonesia di atas keren banget, ya! Umumnya menggunakan energi terbarukan, melakukan pengelolaan air dan limbah untuk kebutuhan operasional. Ada bandara kebanggaanmu?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

Republic Square, Armenia: Lokasi, Rute, Jam Buka, HTM, dan Tips

03 Des 2025, 10:45 WIBTravel