Ilutrasi pesawat di bandara (unsplash.com/martinirc)
Turnaround flight yang selanjutnya akan disebut sebagai waktu istirahat pesawat antar penerbangan, berbeda dengan pemeriksaan maupun perawatan berat pada siklus terbang atau di-grounded.
Istirahat untuk turnaround flight berarti pesawat standby di apron –area yang digunakan untuk parkir pesawat, bongkar muat, dan pemeliharaan pesawat. Jadi, waktunya akan sesingkat mungkin untuk membuat penerbangan tetap efektif.
Mengutip dari Quora, seperti yang ditulis oleh George Gonzalez, mantan pilot yang pernah menerbangkan sejumlah pesawat, pesawat langsung terbang lagi setelah mendarat merupakan hal wajar. Struktur dan mesin pesawat dirancang untuk bekerja 100 persen sepanjang waktu dan tidak mendapat manfaat dari ‘istirahat’ atau standby di apron.
Setiap siklus pendaratan maupun terbang akan menimbulkan tekanan yang mengakibatkan kelelahan serta retakan logam pada pesawat. Oleh karena itu, semakin sedikit waktu istirahat antar penerbangan akan semakin baik. Berarti, semakin banyak terbang akan semakin baik pula.
Namun, bukan berarti dapat menyepelekan turnaround flight begitu saja. Proses ini sangat penting dalam mempersiapkan pesawat untuk penerbangan berikutnya setelah mendarat di bandara. Serangkaian kegiatan terkoordinasi yang bertujuan meminimalkan waktu pendaratan pesawat sambil memastikan keselamatan, kenyamanan, dan kepuasan penumpang.
Mungkin tanpa kamu sadari, naik dan turunnya penumpang termasuk dalam waktu istirahat bagi pesawat sebelum melakukan penerbangan berikutnya. Di sisi lain kru pesawat maupun petugas bandara akan memeriksa kondisi pesawat dan melakukan bongkar muat logistik.