Bukchon Hanok Village: Lokasi, Rute, Jam Buka, HTM dan Tips

Bukchon Hanok Village adalah desa tradisional yang terletak di Distrik Jongno, Seoul, Korea Selatan. Desa ini berada strategis di antara dua istana utama era Dinasti Joseon, yaitu Istana Gyeongbokgung dan Istana Changdeokgung. Lokasi ini menjadikannya pusat sejarah dan budaya kota Seoul yang mudah dijangkau dari berbagai destinasi wisata populer lainnya.

Cara paling mudah dan efisien menuju Bukchon adalah menggunakan subway (kereta bawah tanah) Seoul. Kamu dapat mengambil Subway Line 3 dan turun di Stasiun Anguk (Exit 2). Dari pintu keluar, desa ini dapat dicapai dengan berjalan kaki santai sekitar 10 menit mengikuti petunjuk arah. Berhati-hatilah karena kawasan Bukchon memiliki banyak jalan menanjak.

Kawasan Bukchon Hanok Village pada dasarnya adalah area perumahan yang masih aktif ditinggali penduduk setempat, sehingga dapat diakses 24 jam sehari. Namun, untuk menghormati privasi warga dan menikmati suasana terbaik, waktu yang direkomendasikan adalah pukul 10.00 hingga 17.00 karena ini adalah jam operasional sebagian besar toko, museum, dan pusat budaya di desa tersebut.

Menariknya, tidak ada biaya tiket masuk untuk memasuki kawasan Bukchon Hanok Village secara keseluruhan alias gratis. Namun, jika kamu ingin mengunjungi museum kecil, galeri seni, mengikuti workshop kerajinan, atau mencoba upacara minum teh di dalam beberapa hanok (rumah tradisional), biasanya akan dikenakan biaya tiket terpisah yang bervariasi.

Aktivitas paling utama adalah berjalan kaki menyusuri gang-gang sempit berliku yang dipenuhi ratusan rumah hanok tradisional dengan atap genteng melengkung yang khas. Pengalaman ini serasa membawa kamu kembali ke masa Dinasti Joseon. Jangan ragu untuk eksplorasi, karena setiap sudut menawarkan arsitektur yang unik dan menarik.

Untuk pengalaman budaya yang lebih mendalam, kamu sangat disarankan untuk menyewa dan mengenakan Hanbok (pakaian tradisional Korea) saat berkeliling desa. Selain itu, kamu bisa mengunjungi pusat budaya (Bukchon Traditional Culture Center), masuk ke galeri seni, atau mengikuti kelas kerajinan tradisional seperti membuat simpul (maedeup) atau kerajinan kertas (Hanji).

Patuhi etika dan hormati penduduk setempat adalah tips terpenting, karena Bukchon adalah lingkungan tempat tinggal. Hindari membuat suara gaduh atau berteriak-teriak, terutama saat mengambil foto di depan rumah, dan jangan pernah mengintip atau mencoba masuk ke dalam hanok yang masih merupakan rumah pribadi.

Karena desa ini dibangun di area berbukit dengan jalanan berbatu yang menanjak, gunakan sepatu yang paling nyaman untuk berjalan kaki. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari (sebelum jam 10.00) atau sore menjelang senja untuk menghindari keramaian turis di siang hari dan mendapatkan cahaya matahari yang lembut untuk berfoto.

Spot foto paling ikonik dan wajib dikunjungi adalah Bukchon Hanok Village's Eight Views (Delapan Pemandangan Bukchon), terutama di daerah Gahoe-dong. Salah satu yang paling terkenal adalah jalanan menanjak di Gahoe-dong yang dipenuhi dengan deretan hanok yang rapat dan indah, menciptakan latar belakang foto yang sempurna.

Selain itu, carilah titik di puncak bukit di mana kamu bisa mengabadikan pemandangan kontras antara deretan atap hanok tradisional di bagian bawah dengan skyline modern kota Seoul dan gedung pencakar langit di latar belakang. Spot lainnya yang menarik adalah tangga batu di Samcheong-dong dan gang-gang kecil yang menawarkan komposisi foto yang unik dan tenang.

Jalan-jalan ke Bukchon Hanok Village bisa jadi pengalaman seru buat kamu yang suka suasana tradisional khas Korea. Pemandangan rumah-rumah hanok yang rapi, gang sempit yang estetik, dan udara sejuk bikin siapa pun betah berlama-lama di sana. Jangan lupa bawa kamera, karena setiap sudutnya layak diabadikan. Jadi, kalau kamu lagi ke Seoul, sempatkan mampir ke Bukchon Hanok Village biar liburanmu makin berkesan!