5 Fakta Lauterbrunnen Swiss, Lokasi Lamaran El Rumi dan Syifa Hadju

- Lauterbrunnen adalah destinasi populer di Swiss
- Desa ini memiliki 72 air terjun dan observatorium tertinggi di dunia
- Lauterbrunnen menawarkan olahraga ekstrem dan indah di hampir semua musim
Syifa Hadju baru saja resmi dilamar kekasihnya, El Rumi, pada Kamis (2/10/2025) lalu. Gak tanggung-tanggung, aktris cantik ini dilamar di Lauterbrunnen, Swiss, yang merupakan destinasi impiannya. Sebetulnya, bukan tanpa alasan kenapa Syifa Hadju memilih Lauterbrunnen sebagai destinasi impiannya.
Lauterbrunnen merupakan sebuah desa yang berada di jantung Swiss. Lokasinya berada di antara Interlaken dan Jungfrau Massif. Meski statusnya hanya sebuah desa, Lauterbrunnen terkenal dengan pemandangan yang luar biasa. Desa ini bahkan mendapatkan julukan The Valley of the 72 Waterfalls, lho!
Penasaran seindah apa desa satu ini? Berikut beberapa fakta Lauterbrunnen, Swiss, yang jadi lokasi lamaran El Rumi dan Syifa Hadju!
1. Kamu bisa mengelilingi Lauterbrunnen hanya dalam waktu 2 jam

Lauterbrunnen merupakan salah satu destinasi populer di Swiss. Gak hanya warga lokal, Lauterbrunnen juga menjadi destinasi favorit bagi banyak turis asing. Jika sering melihat foto pemandangan Swiss, kamu pasti pernah melihat foto yang menggambarkan keindahan Lauterbrunnen. Meski keindahannya sudah populer, siapa sangka jika Lauterbrunnen sebetulnya adalah sebuah desa kecil yang berada di lembah berketinggian 795 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Memiliki luas wilayah 164,7 km persegi, kamu bahkan bisa mengelilingi seluruh area desa dengan berjalan kaki selama 2 jam. Meski kecil, pemandangan di desa ini cukup spektakuler. Mulai dari tebing granit yang menjulang, lembah hijau dengan Pegunungan Alpen sebagai latar belakang, hingga puluhan air terjun yang membuat siapa pun terpesona.
2. Mendapatkan julukan The Valley of the 72 Waterfalls

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia, Lauterbrunnen berarti “di dekat mata air yang jernih”. Nyatanya, desa ini bukan hanya memiliki mata air biasa, melainkan puluhan air terjun setinggi ratusan meter. Jika ditotal, jumlahnya mencapai 72 air terjun. Makanya, gak heran kalau turis kerap menjuluki desa ini dengan sebutan The Valley of the 72 Waterfalls.
Salah satu air terjun yang paling populer adalah Staubbach Waterfall, sebuah air terjun setinggi 297 meter yang merupakan landmark utama desa. Staubbach Waterfall terbentuk dari gletser yang mencair di Pegunungan Alpen.
Beda dari air terjun biasa, air dari Staubbach Waterfall menyembur ke segala arah. Sekilas semburan air ini terlihat seperti debu putih yang berhamburan, membuat air terjun terlihat semakin menarik untuk disaksikan. Oh iya, buat yang tertarik melihat keindahan Staubbach Waterfall secara langsung, air terjun ini hanya buka dari bulan Juni hingga Oktober. Jadi pastikan kamu datang di waktu yang tepat, ya!
3. Lauterbrunnen merupakan rumah bagi salah satu observatorium tertinggi di dunia

Gak hanya punya puluhan air terjun, Lauterbrunnen juga merupakan lokasi di mana salah satu observatorium tertinggi di dunia berada. Dikenal dengan nama Jungfraujoch Sphinx Observatory, tempat ini merupakan fasilitas penelitian ilmiah dan astronomi yang dibangun pada 1937. Meski gak bisa masuk ke dalam bangunan observatorium, pengunjung tetap bisa datang dan menyaksikan pemandangan dari dek observasi.
Berada di ketinggian 3.571 mdpl, dari dek observasi ini kamu gak hanya bisa menyaksikan pegunungan bersalju. Di hari yang cerah, para pengunjung bahkan bisa melihat pemandangan kota di Prancis, Jerman, dan Italia dari kejauhan. Meski lokasinya berada di puncak gunung, kamu gak perlu repot mendaki untuk sampai ke atas. Pasalnya, Jungfraujoch Sphinx Observatory Ini bisa diakses dengan menggunakan lift cepat dari Jungfraujoch Train Station secara cuma-cuma alias gratis.
4. Lauterbrunnen merupakan surga bagi para penggemar olahraga ekstrem

Jika melihat pemandangannya, banyak orang akan beranggapan jika Lauterbrunnen hanya cocok untuk mereka yang ingin bersantai. Dengan pemandangan yang luar biasa, desa ini memang asik buat healing. Namun siapa sangka, jika desa mungil ini juga menyediakan berbagai olahraga ekstrim yang dapat memicu adrenalin.
Mulai dari mencoba menaklukkan jeram di sungai yang deras, terbang di ketinggian 1.650 mdpl dengan menggunakan paralayang di Mürren, menikmati pemandangan di Jungfrau dari ketinggian 800 meter dengan menggunakan zipline, hingga merasakan sensasi terbang bagai burung di Lembah Lauterbrunnen selama 15—40 menit. Tenang, kamu gak perlu melakukan berbagai aktivitas seru ini sendiri. Pasalnya, selain semua peralatan sudah memenuhi standar keamanan, setiap pengunjung juga akan ditemani oleh seorang instruktur berpengalaman.
5. Lauterbrunnen indah di hampir semua musim

Untuk berkunjung ke desa ini, waktu terbaiknya ada di musim panas yang jatuh pada bulan Mei hingga September. Di bulan-bulan ini, suhunya bersahabat dan hujan cukup jarang terjadi. Kamu bisa bebas bersepeda keliling desa, berkunjung ke berbagai air terjun, hingga mendaki Muren Trail, sebuah jalur pendakian sepanjang 6,4 kilometer dengan pemandangan Pegunungan Alpen.
Jika kamu penggemar olahraga ski, musim dingin akan menjadi waktu yang tepat untuk mengunjungi Lauterbrunnen. Di musim dingin, perbukitan yang tadinya hijau akan tertutup salju. Membuatnya cocok untuk jadi lokasi berbagai olahraga musim dingin seperti ski, snowboarding, dan kereta luncur.
Terakhir, kalau kamu mau suasana yang lebih tenang, berkunjung di musim semi adalah pilihan terbaik. Selain turis yang lebih sedikit, di musim semi, kamu bisa menyaksikan bunga-bunga bermekaran di area perbukitan Lauterbrunnen.
Buat kamu yang punya rencana liburan ke Swiss, kunjungan ke Lauterbrunnen jelas gak boleh dilewatkan. Untuk mencapai desa ini, cara tercepat adalah dengan naik kereta dari pusat transportasi Interlaken Ost. Kereta tiba setiap 30 menit sekali dengan lama perjalanan sekitar 20 menit. Gimana, tertarik berkunjung dan lamaran di Lauterbrunnen seperti Syifa Hadju dan El Rumi?