8 Fakta Marrakesh, Kota di Maroko yang Rusak Parah akibat Gempa

Sebagian besar bangunan di Marrakesh terbuat dari tanah liat dan kapur, sehingga warnanya cenderung merah muda. Hal tersebut membuat kota ini dijuluki sebagai The Red City atau Kota Merah. 

Kamu bisa melihat rumah-rumah, pertokoan, hingga benteng yang berwarna seragam. Meski dari tanah liat, bangunan tersebut bisa bertahan dan kokoh selama ratusan tahun, lho.

Melansir dari situs World Heritage Convention UNESCO, Medina of Marrakesh atau Kota Marrakesh didirikan sekitar tahun 1070-1072 Masehi oleh Dinasti Almoravid. Kota ini menjadi pusat politik, ekonomi, dan budaya dalam jangka waktu yang lama hingga menyebarkan pengaruhnya di wilayah negara-negara muslim bagian barat (Afrika Utara hingga Andalusia).

Hal inilah yang menjadikan Marrakesh diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1985. Di kota ini, terdapat beberapa bangunan bersejarah, mulai dari Masjid Koutoubiya, Kasbah, benteng, Istana Bandiâ, Madrasah Ben Youssef, Makam Saadian, Place Jamaâ El Fna, dan sebagainya.

Penduduk Marrakesh umumnya dapat berbicara dalam tiga bahasa, yakni Bahasa Arab, Prancis, dan Amazigh atau Berber. Bahasa Arab orang Maroko sedikit berbeda dengan Arab pada umumnya karena pengaruh bahasa lokal.

Bahasa Prancis menjadi bahasa kedua yang diturukan, karena negara ini pernah menjadi bagian dari Protektorat Prancis pada 1912-1956. Sedangkan, Bahasa Amazigh atau Berber adalah bahasa lokal yang digunakan oleh orang Berber. Bahasa ini pun memiliki banyak subdivisi tergantung wilayahnya.

Karena sering menjadi destinasi para turis dari berbagai belahan dunia, tak heran kalau Marrakesh selalu terlihat ramai. Apalagi di kawasan Djemaa El Fna yang merupakan alun-alun sekaligus pasar tersibuk di Afrika. Setiap tahunnya, ada jutaan turis berbelanja di sini.

Kamu bisa menemukan banyak oleh-oleh khas Maroko di sini. Mulai dari gamis, hijab, pashmina, tas, karpet, keramik, hingga beragam makanan dan minuman. 

Kamu bisa menemukan banyak pohon palm hampir di setiap sudut Marrakesh. Mulai dari trotoar jalan, taman, halaman masjid, hingga halaman rumah. Uniknya, menebang pohon ini dimasukkan ke dalam tindakan ilegal. Jadi, jangan sembarangan menebang pohon ini, ya!

Salah satu faktor yang membuat Marrakesh populer dan namanya mendunia adalah pernah menjadi lokasi syuting beberapa film dan serial Hollywood yang cukup sukses di pasaran. Banyak orang yang penasaran dengan keindahan kota ini setelah menjadi latar tempat sebuah film.

Sebut saja The Man Who Knew Too Much (1956), The Mummy (1999), Alexander (2004), Mamma Mia! (2008), Sex and the City 2 (2010), Prince of Persia: The Sands of Time (2010), Mission: Impossible-Rogue Nation (2015), dan masih banyak lagi yang lainnya. 

Sama seperti wilayah di benua Afrika pada umumnya, Marrakesh juga memiliki gurun yang menjadi destinasi favorit para turis. Salah satunya Gurun Agafay yang terletak sekitar 30 km di sebelah selatan pusat kota Marrakesh.

Di tengah gurun terdapat oasis yang menjadi tempat tinggal beberapa flora dan fauna. Kamu bisa melakukan banyak kegiatan seru di sini. Mulai dari menginap di tenda-tenda mewah hingga naik unta keliling padang pasir.

Marrakesh memiliki banyak hidangan khas yang menggugah selera. Dilansir dari TasteAtlas, beberapa makanan yang wajib kamu coba saat ke Marrakesh antara lain tajine atau tagine, sejenis sup yang terbuat dari domba atau ayam dan dimasak menggunakan casserole tanah liat atau keramik.

Ada pula couscus yang terbuat dari biji-bijian kecil, pastilla atau sejenis pai yang terbuat dari campuran daging merpati atau ayam, harira atau sup tomat, tanjia atau olahan domba dan rempah-rempah, hingga seffa yang terbuat dari bihun dan saus bawang bombai.

Nah, itu dia beberapa fakta Marrakesh, kota di Maroko yang saat ini sedang berduka akibat gempa besar yang melandanya. Kita doakan semoga kota dan masyarakat di sana segera pulih dan bangkit seperti sedia kala, ya.