7 Fakta Unik tentang Parepare, Kota Indah Kelahiran BJ Habibie

Kemarin malam (11/9), masyarakat Parepare berkumpul di Monumen Cinta Sejati Habibie Ainun. Mereka berdoa sambil menyalakan lilin tanda berduka atas wafatnya Habibie.

Monumen yang diresmikan Habibie pada 12 Mei 2015 ini dibangun untuk menginspirasi warga Parepare. Spesialnya lagi, tanggal peresmiannya bertepatan dengan hari ulang tahun pernikahan Habibie dan Ainun ke-53.

Selain Habibie, banyak tokoh nasional yang lahir di Parepare. Beberapa di antaranya seperti:

1. Junus Effendi Habibie menjabat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Belanda (2006–2010), Kerajaan Inggris dan Irlandia (1993–1997), serta Direktur Jenderal Perhubungan Laut.
2. Hamid Awaluddin menjabat sebagai Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia ke–27 dan Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia.
3. Hatta Ali menjabat sebagai Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia 2012–2022.
4. Letnan Jenderal TNI Andi Abdullah Bau Massepe sebagai pahlawan nasional Indonesia.
5. Dan masih banyak lagi lainnya.

Dulunya, Parepare merupakan wilayah Kerajaan Suppa. Sekitar abad XIV, lahirlah kerajaan baru di wilayah selatan bernama Soreang, sebuah kerajaan yang didirikan anak Raja Suppa setelah meninggalkan istana.

Pada sekitar abad XV muncul lagi kerajaan baru bernama Bacukiki. Kemudian, daerah perbukitan ini terus berkembang, sehingga menjadi lokasi pelabuhan yang strategis.

Diceritakan, Raja Gowa XI (1547-1566), Manrigau Dg. Bonto Karaeng Tunipallangga, berjalan-jalan dari Kerajaan Bacukiki ke Kerajaan Soreang. Kala itu, dia melihat pemandangan yang sangat indah di kawasan tersebut. Sontak dia berkata "Bajiki Ni Pare" yang artinya "pelabuhan di kawasan ini".

Saking bagusnya, pelabuhan tersebut dilirik kolonial Belanda untuk direbut. Lokasinya yang berada di bagian tengah Sulawesi Selatan menjadikan Belanda mudah menguasai kawasan di sekitarnya.

Parepare punya luas 99,33 kilometer persegi yang dihuni sekitar 140 ribu orang. Kota ini hanya punya empat kecamatan dan 22 kelurahan.

Terletak di sebelah teluk yang menghadap ke Selat Makassar, Parepare berbatasan dengan Kabupaten Pinrang di utara, Kabupaten Sindenreng Rappang di timur, dan Kabupaten Barru di bagian barat.

Berada di tepi laut tak menjadikannya sebagai lahan pekerjaan utama di Parepare. Sebab, sebagian besar wilayahnya merupakan daerah perbukitan.

Hasil pertaniannya meliputi biji kacang mete, biji cokelat, dan palawija. Kondisi wilayahnya juga mendukung masyarakat setempat untuk menggembala kambing dan sapi. 

Ada banyak tempat yang menjual baju impor dengan harga miring, termasuk Parepare. Saking populernya, Parepare disebut sebagai cakar atau cap karung.  Walaupun bekas, kualitasnya tak kalah dengan pakaian baru.

Hal itulah yang menjadikan warga setempat begitu senang membeli pakaian cap karung. Biasanya mereka akan membelinya di Pasar Senggol dan Pasar La Bukkang.

Ada banyak suku di Parepare, tapi yang paling mendominasi adalah Suku Bugis. Menurut bahasa Bugis, Parapare punya arti tersendiri, yakni kain penghias. Biasanya kain tersebut digunakan dalam acara penting, seperti pernikahan.

Nah, itulah tujuh fakta unik tentang Parepare yang menjadi kota kelahiran Habibie.  Selamat jalan Eyang Habibie, semoga ditempatkan di sisi-Nya yang paling mulia. Jasamu selalu abadi.