5 Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Usianya Lebih dari 4 Abad 

Jadi saksi awal peradaban Islam di Indonesia Timur 

Masjid merupakan tempat ibadah dan kegiatan yang berkaitan dengan agama Islam. Masjid juga memiliki fungsi sebagai pusat penyebaran Islam di berbagai daerah, termasuk di Sulawesi Selatan. Daerah ini menjadi salah satu pusat penyebaran Islam di Indonesia Timur pada abad ke-16.

Kamu dapat menjumpai beberapa masjid berusia lebih dari 400 tahun yang tersebar di Sulawesi Selatan. Berikut ini rangkuman lima masjid tertua di Sulawesi Selatan yang masih dapat kamu kunjungi. Simak sampai selesai, ya!

1. Masjid Besar Taqwa Tompong (1855)

5 Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Usianya Lebih dari 4 Abad Masjid Besar Taqwa Tompong (instagram.com/lintasbudayaindonesia)

Masjid Besar Taqwa Tompong terletak di Dusun Tompong, Kelurahan Letta, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Masjid ini didirikan pada masa kekuasaan Karaeng Panawang, Raja Bantaeng ke-29 (1877-1913). Pendirian masjid tersebut diusulkan oleh La Bandu, saudagar kaya dari Wajo yang beristri orang Bantaeng.

Setelah mendapat persetujuan dari Karaeng Panawang, pembangunan masjid pun dilaksanakan. Perancangan masjid melibatkan arsitek bernama La Pangewa dan seorang warga Kerajaan Bone. Pembangunan Masjid Taqwa Tompong dimulai pada 11 Maret 1885 hingga 1887.

Atap masjid berupa susun tumpang tiga yang melambangkan hal-hal penting dalam hidup seorang muslim, yaitu akidah, syariat, dan akhlak. Pada bagian puncak atap terdapat guci kuno yang berasal dari zaman Dinasti Ming (1368-1644). Dilengkapi pula dengan 5 pintu dan 6 jendela yang menggambarkan rukun Islam serta rukun iman.

Bangunan masjid ini ditopang oleh 4 tiang penyangga atap alias soko guru pada bagian tengah. Masing-masing soko guru tersebut berukuran 80 x 80 cm. 

Keunikan lainnya dapat dijumpai pada bagian langit-langit masjid yang berhiaskan 17 potong aksen kayu. Ini merupakan simbol jumlah total rakaat salat wajib. Di dalam masjid terdapat mimbar dari kayu merbau, dihiasi kaligrafi dan relief yang diukir di Singapura.

Di sini juga ada Al-Qur’an kuno yang disalin dengan tulisan tangan. Bedug yang usianya pun gak kalah tua dan memiliki makna historis. 

2. Masjid Tua Jerrae (1609)

5 Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Usianya Lebih dari 4 Abad Masjid Tua Jerrae (instagram.com/athirmahathir)

Masjid Tua Jerrae yang terletak di Desa Allakuang, Kecamatan Maritengngae, Kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap) kini telah menjadi cagar budaya. Masjid ini dibangun pada tahun 1609, satu tahun setelah Datu Sidenreng masuk Islam. Ada tiga tokoh penting yang pembangun masjid tersebut, yaitu Addatuang Sidenreng La Patiroi, Nene Mallomo, dan Syekh Bojo.

Nene Mallomo bernama asli La Pagala, merupakan penasihat Kerajaan Sidenreng. Sedangkan Syekh Bojo atau Syekh Abdul Rahman, ulama dari Arab yang menyebarkan Islam di Kerajaan Sidenreng. Ia pun ditunjuk sebagai imam masjid sambil berdakwah di kalangan penduduk.

Masjid ini dibangun di atas tanah seluas 21 x 12 meter, atapnya bersusun tiga mirip Masjid Demak di Pulau Jawa. Awalnya, terbuat dari material kayu dan ijuk, lalu mengalami renovasi beberapa kali tanpa mengurangi nilai historisnya. Konon, terdapat 4 tiang penyangga berbahan kayu ladang yang diambil dari Gunung Nepo di Kecamatan Panca Lautang, Sidrap.

Keberadaannya berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan, dan tempat sosial kemasyarakatan. Sebagai satu-satunya masjid di Sidrap kala itu, dapat mempererat ikatan para pemeluk agama Islam yang baru tumbuh. Sejak dahulu hingga kini, ramai pengunjung, dianggap masjid yang suci, dan disakralkan.

Baca Juga: 5 Wisata Religi di Makassar yang Unik dan Indah

3. Masjid Jami Tua Palopo (1604)

5 Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Usianya Lebih dari 4 Abad Masjid Tua Palopo (commons.wikimedia.org/Midori)

Beralih ke Palopo, terdapat Masjid Jami Tua Palopo di Jalan Andi Djemma Nomor 88, Batupasi, Kecamatan Wara Utara, Kota Palopo. Masjid yang dibangun pada 1604 ini, merupakan saksi sejarah penyebaran Islam di Tana Luwu. Tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, tapi juga cagar budaya yang memancarkan kearifan sejarah.

Masjid tersebut dibangun oleh Datu Luwu-16, Pati Pasaung sebagai simbol penerimaan agama Islam di wilayah ini. Setelah upaya tiga ulama asal Minangkabau, Sumatra Barat berlabuh di Luwu. Datok Sulaiman (Datuk Patimang), Abdul Makmur (Datuk ri Bandang), dan Abdul Jawad (Datuk ri Tiro) yang menyebarkan Islam di sini.

Keberadaan Masjid Tua Palopo juga penting, saat pusat Kerajaan Luwu dipindahkan dari Pattimang Malangke ke Palopo. Bentuk bangunan dan arsitekturnya tetap dipertahankan keasliannya. Dipengaruhi oleh unsur lokal Bugis, Jawa, Hindu, dan Islam.

Atapnya berupa susun tumpang tiga yang mirip dengan kedua masjid sebelumnya. Sedangkan di puncak teratas, terdapat mustaka dari keramik yang diperkirakan jenis Ming berwarna biru. Secara filosofis berarti ke-Esaan Tuhan, secara teknis berfungsi sebagai pengunci puncak atap untuk menjaga masuknya air.

Dinding-dindingnya menyimpan gambar dan tulisan Tionghoa dan ornamen asli yang tak lekang oleh waktu. Lantainya terbuat dari tegel ubin teraso, pengganti ubin asli yang sebelumnya dari batu tumbuk. Di dalam masjid juga terdapat mimbar dari kayu dengan atap kala parang atau kulit kerang.

4. Masjid Tua Katangka (1603)

5 Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Usianya Lebih dari 4 Abad Masjid Tua Katangka (commons.wikimedia.org/Si_Gam)

Masjid Tua Al Hilal Katangka dibangun pada 1603 oleh Raja Gowa XIV I Mangngarangi Daeng Manrabbia. Namanya diambil dari pohon katangka, pohon yang terkenal keramat pada masa Raja I Tumanurung. Kamu dapat menjumpai masjid ini di Kelurahan Katangka, Kecamatan Somba Opu, Kabupaten Gowa.

Pada masa pemerintahan Raja Gowa XIV, datang seorang syekh dari Arab. Ketika berunding bersama Raja Gowa di Barugaloea, syekh tersebut berpamitan untuk melaksanakan salat Jumat. Beliau menuju ke arah Bukit Tamalate, sebuah hamparan tanah yang luas dan kini menjadi tempat berdirinya Masjid Tua Katangka.

Gerbang utama masjid berwarna putih Nieuwe Bouwen dan bentuknya mirip bangunan Benteng Rotterdam yang dipengaruhi gaya arsitektur kolonial Belanda. Pilar penyangga utama memiliki ornamen order doric khas klasik Yunani. Bentuk atap masjid bersusun dua dengan bentuk mirip atap rumah joglo.

Pada bagian puncak atap terdapat mustaka atau keramik guci yang berasal dari China. Material atap berupa genteng yang didatangkan khusus dari Belanda. Sedangkan mimbarnya, terdapat ukiran menggunakan tulisan Arab, tapi berbahasa Makassar.

Selain masjid ini merupakan akulturasi dari berbagai budaya, setiap bagiannya juga mengandung nilai filosofis. Seperti atap masjid bertingkat dua yang menyimbolkan dua kalimat syahadat. Empat soko guru yang mewakili 4 sahabat Nabi SAW. 

5. Masjid Tua Gantarang (abad ke-16)

5 Masjid Tertua di Sulawesi Selatan, Usianya Lebih dari 4 Abad Masjid Tua Gantarang (instagram.com/pmts.makassar)

Satu lagi masjid tertua di Sulawesi Selatan, Masjid Tua Gantarang atau Masjid Awaludin. Terletak di Dusun Gantarang Lalangbata, Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai, Kabupaten Kepulauan Selayar. Keberadaan masjid ini dipengaruhi oleh peran Datuk ri Bandang yang juga pernah singgah di Makassar dan Gowa. 

Beliau mengislamkan Pangali Patta Raja, pemangku tahta Kerajaan Gantarang pada 1605. Konon, Pangali Patta Raja masuk Islam pada tahun yang sama dengan Raja Luwu Patiware dan Raja Tallo I Malingkaeng. Berarti, masjid ini dibangun sekitar awal abad ke-16 dan disebut-sebut jauh lebih tua daripada usia Masjid Tua Katangka. 

Dahulu, masjid tersebut sangat sederhana. Dindingnya dari batu kali yang dipahat dan disusun tanpa perekat. Lantainya berupa tanah dengan rangka bangunan dari kayu dan atapnya dari ijuk.

Meski kini telah direnovasi dan banyak perubahan, tapi tetap sederhana. Lantainya berlapis tegel, tiang kayu masih dipertahankan dengan kondisi aslinya, dan bagian atapnya berganti menjadi atap seng. Sedangkan rangka atapnya diganti menggunakan balok.

Terdapat beberapa barang bersejarah di masjid ini, seperti meriam tua dan tongkat seperti pusaka. Di bagian belakang masjid, ada kuburan yang dipercaya sebagai makam Datuk ri Bandang. Meski, kuburan beliau juga diyakini ada di Kecamatan Tallo, Kota Makassar.

Kelima masjid tertua di Sulawesi Selatan tersebut berusia lebih dari 100 tahun dan masih berdiri kokoh hingga saat ini. Meski mengalami telah mengalami renovasi, tapi kamu tetap dapat melihat arsitektur aslinya. Adakah yang dekat dengan tempat tinggalmu?

Baca Juga: 3 Trivia Barobbo, Bubur Jagung Gurih Khas Sulawesi Selatan yang Lezat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya