Perayaan Yadnya Kasada selalu dinanti-nanti setiap tahunnya. Tahun ini, gelaran tersebut diprediksi tak kalah meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, Eksotika Bromo telah dipastikan akan kembali digelar dengan cakupan yang lebih luas.
Tak hanya seni dan budaya, Kementerian Pariwisata RI juga berupaya menumbuhkan ekonomi kreatif masyarakat sekitar. Tujuannya supaya bisa mendongkrak ekonomi warga desa, terutama yang berjualan makanan dan minuman serta sewa penginapan.
Acara ini diselenggarakan pertama kali pada tahun lalu. Ekstotika Bromo digagas Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dari berbagai desa di Kecamatan Sukapura supaya bisa menyedot banyak perhatian wisatawan. Eksotika Bromo merupakan pagelaran kesenian untuk menyambut Hari Raya Yadnya Kasada.
Pertunjukan dengan konsep menyatukan seni, budaya, dan alam ini digelar di sekitar lautan pasir Gunung Bromo, Jawa Timur. Pada 2017 lalu, wisatawan lokal maupun mancanegara begitu antusias meramaikannya.
Menurut seniman asal Surabaya, Heri Lentho, Eksotika Bromo merupakan bentuk penghargaan pada hidup, penghargaan akan alam yang menghidupi. Acara yang berlangsung selama 28-30 Juni 2018 itu turut menghadirkan aktris Olivia Zalianty dan finalis The Voice Indonesia 2013, Pritta Kartika. Hari ini agendanya adalah melukis on the spot yang dimeriahkan komunitas lukis Surabaya dan Pasuruan.
Puncak acara keseniannya akan digelar pada Kamis besok, 29 Juni, dengan menampilkan sederet pertunjukan seni. Beberapa di antaranya yakni parade jaranan Tengger, Reog Ponorogo, topeng hudoq Dayak Kalimantan Timur, dan masih banyak lagi yang lainnya. Sama seperti sebelumnya, acara akan ditutup dengan penampilan dari Sendratari Kolosal Kidung Tengger.
Ada atau tidak adanya Eksotika Bromo, Yadnya Kasada terus digelar seperti biasanya. Pada tahun ini, Yadnya Kasada akan dimulai Jumat malam di Pura Luhur Poten, di kaki Gunung Bromo. Biasanya pada sekitar pukul 01.00 (30 Juni), dimulailah Pemberangkatan Sesaji dan Ongkek dari empat pintu masuk laut Pasir Tengger, yakni Cemara Lawang (Probolinggo), Pakis Bincil (Pasuruan), Jemplang (Malang), dan Puncak Sangalikur (Lumajang).
Acara berlanjut dengan serangkaian kegiatan lainnya, seperti pembacaan sejarah oleh Lurah Dukun, mekakat, hingga Pujan Kasada.
Masih ada waktu untuk hadir meramaikan acaranya, kok. Yuk, segera berkemas!