Hari Harimau Sedunia, Jatim Park 2 Buka Satu Wahana Baru
Batu, IDN Times - Konservasi penangkaran harimau belakangan memang terus digalakkan. Pasalnya, beberapa spesies harimau terancam punah karena perburuan liar.
Menyambut Hari Harimau Sedunia yang jatuh setiap tanggal 29 Juli, Batu Secreet Zoo-Jatim Park 2 memperkenalkan satu wahana baru. Wahana baru tersebut merupakan komitmen Jatim Park 2 untuk ikut melindungi harimau.
1. Jatim Park 2 punya koleksi 29 harimau
Saat ini Jatim Park 2 memiliki koleksi 29 ekor harimau berbagai spesies. Mulai dari Harimau Bengal, Harimau Sumatera, Siberian Tiger, Golden Tiger, Macan Dahan, hingga Harimau Putih.
Dari beberapa spesies tersebut, Harimau Sumatera merupakan spesies yang saat ini jumlahnya terus menurun. Bahkan, spesies lain seperti Harimau Jawa dan Harimau Bali diketahui sudah punah.
"Perburuan liar ini menjadi salah satu penyebab paling besar punahnya sejumlah spesies harimau. Maka dari itu sebisa mungkin menghindari perburuan liar Harimau Sumatera yang saat ini sudah semakin langka," terang General Manager Jatim Park 2 Agus Mulyanto, Rabu (29/7/2020).
2. Komitmen untuk konservasi Harimau Sumatera
Sebagai spesies yang terancam punah, berbagai upaya dilakukan Jatim Park 2 untuk menyelamatkan keberadaan Harimau Sumatera. Salah satunya adalah mengembangbiakkan Harimau Sumatera. Hanya saja proses untuk mengembangbiakkan Harimau Sumatera bukan pekerjaan yang mudah.
"Ini memang komitmen kami untuk berupaya mengembangbiakkan Harimau Sumatera," tambahnya.
3. Tambah wahana baru untuk Harimau Bengal
Selain itu, manajemen Secreet Zoo-Jatim Park 2 juga memperkenalkan satu wahana baru bernama Tiger Tunnel. Wahana tersebut berupa sebuah lorong berputar sepanjang 70 meter yang dindingnya terbuat dari besi. Lorong tersebut tepat di atas jalur berjalan para pengunjung. Saat jam atraksi dimulai, maka Harimau Bengal akan dimasukkan ke lorong tersebut untuk kemudian diberi makan.
"Pengunjung juga bisa memberi makan harimau. Tetapi, khusus untuk Tiger Tunnel ini dibuka mulai pukul 11.00 WIB. Lalu untuk jam pemberian makan pada pukul 13.00 WIB dengan pendamping dari pawang serta tim educator-nya," sambung Agus.
4. Kandang didesain menyerupai habitat aslinya
Di sisi lain, Agus Mulyanto menuturkan bahwa bagian tersulit dalam membuat konservasi Harimau Sumatera adalah penyesuaian habitat. Kandang yang ada harus benar-benar didesain seperti layaknya saat mereka berada di alam liar. Kesesuaian habitat tersebut juga berpengaruh pada daya hidup dari hewan itu sendiri. Jika habitat tak sesuai, maka hewan cenderung akan mengalami stres.
"Kami selalu mengupayakan untuk setiap kandang ini sebisa mungkin didesain seperti habitat aslinya. Sehingga, hewan bisa merasa nyaman dan tidak stres," tandasnya.
