Jalur Pendakian Gunung Papandayan beserta Pos-posnya

09 Mar 2025, 06:06 WIB

Suasana di Gunung Papandayan (Unsplash.com/Leon Beckert)

Gunung Papandayan yang terletak di Garut, Jawa Barat, cukup populer di kalangan wisatawan. Gunung ini menjadi salah satu gunung terfavorit para pendaki, terutama pendaki pemula.

Ketinggiannya yang mencapai 2.665 meter di atas permukaan laut, dengan medannya yang cenderung landai, serta dan jalur pendakian tunggal yang terdiri dari 10 pos, menjadikannya pilihan ideal bagi pendaki yang baru ingin memulai petualangannya.

Pendakian Gunung Papandayan dapat dilakukan dalam waktu singkat, yaitu sekitar 4-6 jam untuk mencapai puncak dan kurang dari 24 jam untuk perjalanan pulang-pergi (PP). Selain waktu yang efisien, fasilitas di jalur pendakian juga lengkap yang memudahkan pendakian bagi para pendaki pemula.

Jika kamu berencana mendaki ke Gunung Papandayan, berikut informasi seputar jalur pendakian Gunung Papandayan beserta pos-posnya yang perlu kamu tahu.

1. Pos 1: Gerbang Utama

Pendakian Gunung Papandayan dimulai di Pos 1. Pos ini merupakan gerbang utama menuju ke kawasan gunung. Sebelum memulai pendakian, kamu wajib membeli tiket masuk seharga Rp20 ribu per orang.

Bagi kamu yang membawa kendaraan, tak perlu parkir di luar gerbang. Kendaraan ini nantinya bisa diparkir di Pos 2, area parkir khusus pendaki. Pembayaran parkir cukup dilakukan di gerbang utama dengan tarif:

Motor: Rp17 ribu (Sabtu & Minggu), dan
Mobil: Rp20 ribu (Sabtu & Minggu).

2. Pos 2: Area Parkir Kendaraan

Pendaki yang membawa kendaraan dapat memarkir kendaraannya di Pos 2, area parkir khusus pendaki. Parkir Pos 2 buka mulai pukul 07.00 WIB dan tutup pukul 18.00 WIB.

Bagi kamu yang datang mendekati pukul 18.00 WIB dan berencana mendaki pada malam hari, kendaraan tak bisa langsung keluar area parkir. Kendaraan baru diperbolehkan keluar keesokan harinya. Jika kamu tak bisa langsung keluar, tenang saja kamu bisa camping sementara di area parkir.

3. Pos 3: Pos Petugas Keamanan

Bagi pendaki yang ingin berkemah di Gunung Papandayan, wajib melapor terlebih dulu kepada petugas keamanan di Pos 3. Hal ini dilakukan untuk memastikan keamanan dan pendataan pendaki selama pendakian.

Di Pos 3, kamu bisa mampir ke warung yang menjual berbagai makanan dan minuman hangat. Tempat ini cocok dijadikan destinasi sarapan sebelum memulai pendakian.

Kamu juga bisa menstok makanan yang mudah dibawa dan mengenyangkan, seperti nasi goreng, mi instan, atau roti untuk pendakian. Nah, paling penting, minumlah air putih yang cukup untuk menjaga tubuh terhidrasi!

4. Pos 4: Pintu Gerbang Pendakian

Suasana pendakian di Gunung Papandayan (Unsplash.com/Zayyinatul Millah)

Perjalanan mendaki Gunung Papandayan mengantarkanmu ke Pos 4, pintu gerbang pendakian mulainya dari sini. Berbeda dengan jalur pendakian gunung lainnya, trek di Pos 4 terbilang cukup mudah.

Jalannya masih berupa aspal dan cukup landai, memungkinkan kamu untuk melangkah santai dan menikmati momen awal pendakian. Manfaatkan waktu di Pos 4 untuk melakukan peregangan ringan.

5. Pos 5-6: Area Kawah

Memasuki Pos 5 dan Pos 6, bersiaplah merasakan tantangan pendakian yang sesungguhnya. Trek di area ini mulai berbatu dan menanjak cukup curam. Rasakan sensasi petualangan yang kian menantang!

Perjalananmu di Pos 5 dan 6 juga akan diwarnai aroma belerang yang khas, menandakan keberadaan kawasan kawah Gunung Papandayan. Nikmati pemandangan beberapa kawah yang memukau, seperti Kawah Mas, Kawah Baru, dan Kawah Nangklak.

6. Pos 7: Persimpangan Hutan Mati dan Ghober Hut

Setelah melewati kawasan kawah yang memukau, perjalananmu di Gunung Papandayan akan mengantarkanmu ke Pos 7. Titik ini merupakan persimpangan yang menawarkan dua pilihan jalur pendakian, menuju Hutan Mati atau Ghober Hut.

Jalur Hutan Mati ini menawarkan petualangan yang menantang dengan melewati pepohonan yang mati dan berdiri kokoh di sepanjang trek. Sedangkan, Jalur Ghober Hut mengantarkanmu ke Pondok Ghober Hut, tempat yang sempurna untuk menikmati pemandangan matahari terbit yang indah.

7. Pos 8: Ghober Hut

Suasana pendakian di Gunung Papandayan (Unsplash.com/Lukman Alip)

Dari Pos 7, beloklah ke kanan untuk memulai perjalanan menuju Ghober Hut. Jalur ini akan membawamu menuruni lembah dan menyeberangi sungai kecil sebelum mendaki kembali menuju ke Ghober Hut.

Sepanjang perjalanan menuju Ghober Hut, matamu akan dimanjakan dengan keindahan alam pegunungan yang menawan. Tanaman khas pegunungan, seperti bunga cantigi yang cantik, akan menemani langkahmu dan menambah pesona pendakianmu. Lokasinya yang strategis menjadikannya spot terbaik untuk menikmati keindahan matahari terbit di Gunung Papandayan.

8. Pos 9: Hutan Mati

Setibanya di Hutan Mati, kamu akan disuguhkan pemandangan eksotis yang tak terlupakan. Sisa-sisa batang pohon mati yang berdiri kokoh menjadi saksi bisu erupsi Gunung Papandayan pada 2002.

Suasana mistis dan unik menyelimuti kawasan ini, menjadikannya daya tarik tersendiri bagi para pendaki. Trek di jalur Hutan Mati ini cukup menanjak dan tertutup oleh tanaman cantigi,

9. Pos 10: Pondok Saladah

Dari Pos 8 atau Pos 9, kamu dapat melanjutkan perjalanan menuju Pondok Saladah, pos terakhir sebelum puncak Gunung Papandayan. Jalur yang akan kamu lalui berupa jalan setapak yang dikelilingi hutan lebat. Meskipun terbilang mudah, tetaplah berhati-hati dan nikmati suasana alam yang asri.

Setibanya di Pondok Saladah, kamu akan disambut hamparan tanah lapang yang cocok untuk berkemah. Fasilitas yang tersedia di Pondok Saladah cukup memadai, seperti toilet, sumber air, musala, pos keamanan, dan warung makan sederhana. Istirahatlah sejenak, nikmati hidangan hangat, dan siapkan diri untuk mendaki menuju puncak.

Nah, itulah 10 pos di jalur pendakian yang perlu dilalui selama mendaki Gunung Papandayan. Sebelum kamu mendaki, sebaiknya lakukan latihan fisik sebelum pendakian untuk meningkatkan stamina, ya!

Ketika mendaki, kenakan pakaian yang sesuai dengan cuaca dan alas kaki yang kuat untuk menunjang langkah di medan pendakian. Hal paling penting adalah hormati kelestarian alam Gunung Papandayan dengan membuang sampah pada tempatnya.

Penulis: Nethania Romauli