5 Etika Mendaki Gunung yang Ramah Lingkungan, Dukung Ekowisata Lokal

Mendaki gunung adalah salah satu cara terbaik untuk menikmati keindahan alam terbuka. Akan tetapi, mendaki gunung tanpa memahami etika lingkungan hanya akan berdampak buruk bagi lingkungan. Sebagai pendaki, kamu harus bertanggung jawab untuk membuat perjalananmu tetap ramah lingkungan karena bersentuhan langsung dengan alam.
Mematuhi aturan dan etika selama pendakian perlu kamu lakukan. Supaya, di sepanjang perjalanan kamu tidak berpotensi meninggalkan sampah atau merusak alam. Berikut beberapa etika mendaki gunung yang ramah lingkungan, tentunya perlu kamu terapkan selama pendakian.
1.Bawa perlengkapan dan peralatan yang ramah lingkungan

Peralatan dan perlengkapan mendaki jadi barang yang wajib untuk dibawa. Tentunya supaya perjalanan pendakianmu lebih nyaman dan demi faktor keselamatan. Namun, kamu juga perlu membawa barang-barang yang ramah lingkungan, yang tidak punya dampak negatif pada lingkungan saat digunakan.
Misalnya membawa peralatan berbahan stainless steel daripada membawa peralatan bermaterial plastik. Usahakan juga untuk meminimalisir pemakaian barang-barang sekali pakai seperti tisu, dan gantilah dengan lap atau kain kering.
Hindari juga membawa sabun atau bahan kimia yang berbahaya. Residu dari sabun atau bahan kimia lainnya dapat tertinggal di tanah, atau bahkan mengalir ke sungai. Jadi bawalah peralatan dan perlengkapan organik yang tidak berpotensi mencemari alam.
2.Ikuti jalur pendakian yang sudah disediakan

Patuhi dan ikuti selalu jalur pendakian yang sudah ditentukan. Ikuti instruksi dari pemandu supaya kamu tidak tertinggal atau tersesat dalam perjalanan. Jangan coba untuk membuat jalur baru dengan berbelok arah dan meninggalkan jalur karena berbahaya untuk keselamatanmu.
Membuat jalur baru juga punya dampak buruk bagi lingkungan karena jalan yang baru kamu lewati dapat merusak tanaman dan vegetasi. Terutama bila kamu melakukan pendakian di sekitar kawasan konservasi atau hutan lindung, kamu bisa saja merusak habitat satwa di lingkungan sekitar.
3.Jaga kelestarian alam dan taati peraturan

Sepanjang berjalan, kendalikan tanganmu agar tidak iseng dan dengan sengaja memetik daun atau bunga yang kamu lewati. Cukup nikmati pemandangan bunga yang indah melalui mata. Jangan memetik apalagi membawa pulang bunga-bunga langka dari pegunungan. Jangan juga mengganggu satwa liar yang ada di sekitar jalur pendakian.
Taati juga aturan selama mendaki gunung, termasuk adat dan norma yang tidak tertulis. Hormati sesama pendaki saat berpapasan atau melintasi jalur pendakian yang sama. Menaati aturan dan menghomati alam dan sesama manusia menjadi kunci keselamatan diri dan kelestarian alam.
4.Bawa pulang sampahmu

Sepertinya sudah menjadi aturan yang paling dasar dan wajib dipatuhi setiap pendaki adalah membawa pulang sampah apa pun jenisnya. Saat membawa makanan berbungkus, jangan lupa untuk menyimpan bungkus sampah dan baru membuangnya saat sudah turun gunung.
Jangan tinggalkan sampah apa pun selama perjalanan. Untuk itu, hindari membawa barang-barang sekali pakai sekali pun organik. Karena tidak semua barang organik mudah terurai, apalagi berada di alam terbuka seperti pegunungan.
Membawa sampah sampai menemukan tong sampah yang layak adalah sebuah etika bertanggung jawab untuk menjaga alam. Jangan sampai kamu meninggalkan sampah-sampah berserakan di sepanjang jalur pendakian. Selain menjaga keindahan, hal ini juga mencegah satwa liar memakan sisa-sisa sampah dari bungkus makananmu.
5.Dukung ekowisata lokal

Terakhir, dukung ekowisata lokal yaitu wisata yang bertanggung jawab pada lingkungan sekaligus mensejahterakan masyarakat. Gunakan pemandu lokal yang merupakan warga asli sekitar pegunungan, yang lebih tahu nilai, asal-usul, dan rute pendakian.
Sempatkan untuk berbelanja oleh-oleh saat mampir ke desa yang ada di pegunungan. Beberapa desa ekowisata menjual cendera mata. Contohnya, bunga edelweiss yang dilindungi, tidak diperbolehkan dipetik sembarangan oleh pendaki. Namun, kamu bisa membelinya secara resmi.
Kesadaran akan etika mendaki gunung yang ramah lingkungan perlu dipupuk sejak dini. Keseimbangan ekosistem di dalamnya perlu dijaga agar tidak merugikan pihak mana pun. Kamu sebagai pendaki mendapatkan pengalaman yang mengesankan, perekonomian masyarakat lokal terbantu, dan alam di pegunungan tetap hidup dan hijau.