Sudah pernah mendengar tentang kawasan Pecinan di kota Semarang? Lokasi yang ratusan tahun lalu pernah menjadi tempat pengepungan etnis Tionghoa oleh tentara Belanda tersebut, kini telah menjelma menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan kuliner.
Jadi, kalau nanti kamu berencana jalan-jalan ke Semarang lagi, jangan lewatkan untuk menelusuri kawasan Pecinan. Setidaknya lima lokasi berikut bakal membuat liburan kamu di Semarang makin berkesan. Simak, ya!
Pernah menjadi tempat berkumpulnya masyarakat Tionghoa, daerah Pecinan gak bisa lepas dari keberadaan klenteng. Di lokasi ini, setidaknya ada sembilan buah klenteng, baik klenteng milik umum maupun klenteng keluarga, yang bisa kamu jumpai.
Salah satu yang paling terkenal adalah klenteng Tay Kak Sie. Klenteng ini disebut sebagai Istana Para Dewa sebab koleksi dewa di dalamnya adalah yang terlengkap di antara semua klenteng di Semarang, bahkan lebih lengkap daripada Sam Poo Kong. Yang paling menarik dari klenteng Tay Kak Sie adalah keberadaan patung Laksamana Cheng Ho, yang bisa kamu lihat di area depan klenteng.
Gak jauh dari klenteng Tay Kak Sie, kamu bisa menemukan salah satu warung lumpia legendaris kota Semarang. Bisa menebak? Ya, benar banget, Lumpia Gang Lombok. Meski hanya warung sederhana di tepi Jalan Gang Lombok, tapi usia lumpia tersebut diperkirakan sudah melewati satu abad lebih, lho.
Saking legendarisnya, kamu harus siap antre saat berkunjung kemari. Pasalnya, warung Lumpia Gang Lombok yang kini dikelola oleh generasi keempat ini selalu riuh oleh pengunjung, terlebih saat akhir pekan. Jadi, harap bersabar, ya!
Beralih ke Gang Cilik, sebuah gang kecil di kawasan Pecinan, ada satu rumah sederhana pengrajin rumah kertas yang menjadi salah satu tradisi masyarakat Tionghoa untuk memberikan penghormatan kepada para leluhur mereka.
Pengrajin rumah kertas tersebut bernama Ong Bing Hok, yang merupakan generasi keempat dari nenek moyangnya yang masih asli negeri Tiongkok. Jika kamu datang di saat yang tepat, kamu bisa menyaksikan langsung pembuatan rumah kertas tersebut di 'bengkel' Ong Bing Hok.
Dari rumah kertas Ong Bing Hok, berjalanlah ke arah utara menuju Jalan Gang Warung. Setiap akhir pekan mulai pukul 18.00 WIB, sepanjang jalan tersebut akan disulap menjadi kawasan kuliner malam bernama Pasar Semawis.
Gak cuma street food khas Semarang seperti pisang plenet dan es gempol saja yang bisa kamu temui di Pasar Semawis, namun juga jajanan lain seperti takoyaki, salad buah, dimsum, dan masih banyak lagi. Perut dijamin langsung kenyang.
Setelah puas berjalan kaki keliling kawasan Pecinan, istirahatkan dirimu di kafe modern yang sediakan minuman jamu tradisional, bernama Makuta Jamu Cafe. Mengusung nuansa kekinian yang artistik, Makuta bisa menjadi lokasi terakhir kamu di Pecinan sebelum beranjak pulang.
Di sini kamu bisa santai-santai sembari memesan minuman sehat untuk menyegarkan kembali tubuhmu. Pilihannya beragam, mulai dari jamu seduh khas Makuta, jamu latte, frappe, parfait, dan es krim jamu. Hmm, bikin penasaran, bukan?
Eits, tapi pastikan tidak kemalaman saat berkunjung ke Makuta Jamu Cafe. Pasalnya, kafe yang terletak di Jalan Gang Pinggir No. 38 ini hanya buka sampai jam 22.00 WIB.
Nah, itu dia beberapa destinasi seru yang bisa kamu kunjungi saat menyambangi kawasan Pecinan Semarang. Adakah rekomendasi tempat menarik lainnya di Pecinan Semarang yang wajib didatangi? Yuk, share di kolom komentar!