Rapai Bubee akan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda asal Kabupaten Pidie Jaya (IDN Times/Sinarpidie.co/Bob)
Rapai Bubee merupakan salah satu pertunjukan kesenian tradisi yang berkembang di tengah-tengah masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Kesenian ini biasanya digelar dengan musik dari suara rapai dan melakukan gerakan memainkan bubee (bubu untuk menangkap ikan).
Salah satu kesenian yang sudah ada sejak zaman nenek moyang ini awalnya hanya dimainkan oleh 12 orang dan diiringi satu alat musik bernama rapai kaoy. Lamban laun, musik pengiring berupa rapai ditambah enam unit lagi, sehingga menciptakan tujuh jenis irama menarik ketika dipukul.
Rapai Bubee biasanya berisi syair ayat Al-Qu'ran dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Rapai kaoy ini berfungsi untuk mengusir makhluk halus dan dimanfaatkan untuk peunawa (obat) bagi orang sakit. Tidak ada gerakan tari dalam penampilan rapai kaoy, mereka hanya menabuh Rapai.
Pertunjukan ini diceritakan memiliki unsur mistis, yakni Bubee (bubu) yang digerakkan makhluk halus (jin pari). Dahulu, kesenian ini hanya ditampilkan di pekarangan rumah dan tempat terbuka saja dengan tujuan menarik perhatian masyarakat sebagai hiburan semata.
Kini Rapai Bubee merupakan kesenian tradisonal yang dimainkan 13 orang dan maksimal 21 orang, terdiri dari 14 penabuh rapai, satu khalifah, dua sampai lima sebagai pemain, dan satu orang syeh. Kesenian ini biasanya dimainkan oleh pemain berusia di atas 30 tahun.
Gerakan Rapaii Bubee dominan dengan gerakan kaki dan tangan yang tidak terpaku pada hitungan. Gerakan pemain dibagi dalam lima bagian, yakni gerakan salam, breuh lam aree (tempo lambat), jeuee (tempo sedang) bubee dalam tempo cepat, dan salam penutup.
Sementara itu, khalifah sebagai pemimpin musik iringan tabuhan rapai yang menentukan mulai dan mengakhiri pertunjukan. Pertunjukannya berlangsung selama 10-30 menit di luar ruangan.
Untuk aksesoris pertunjukan, pemain menggunakan pakaian, celana hingga peci hitam, meski sesekali pawang akan menggunakan peci putih serta songket berwarna seragam.
Properti lainnya yang digunakan untuk pertunjukan ini antara lain tika iboeh (tikar pandan), bulukat tumpoe (nasi pulut putih), seneujeuk (tepung tawar), rapai, aree (mok bambu), breuh (beras) aweeuk (centong), jeuee (tampah), dan bubee (bubu).