Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kota di Jepang yang Jarang Dikunjungi Turis, padahal Indah

Kanazawa, Jepang
Kanazawa, Jepang (commons.wikimedia.org/Zairon)
Intinya sih...
  • Kanazawa memadukan tradisi dan modernitas dalam keseharian
  • Kurashiki menyimpan jejak Jepang Kuno di tengah kota kecil
  • Takayama menawarkan keheningan pegunungan yang nyaris tak tersentuh
  • Hagi menjadi arsip terbuka sejarah samurai yang terlupakan
  • Otaru mengajak wisatawan menyelami nuansa romantis Hokkaido
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Meskipun Jepang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata terpopuler di dunia, tidak semua wilayahnya dipadati turis. Beberapa kota di Jepang berikut punya atmosfer lokal yang nyaris tak terganggu oleh keramaian turis. Ini membuka peluang bagi siapa pun yang ingin menjelajahi sisi autentik Jepang tanpa harus berdesakan di spot wisata yang terlalu sering muncul di media sosial.

Kota-kota ini menawarkan pengalaman yang berbeda, karena lebih hening, lebih alami, dan lebih dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Jepang. Infrastruktur tetap memadai dan akses transportasi mudah, tetapi suasananya jauh dari hiruk-pikuk Tokyo atau Osaka.

Kalau ingin merasakan Jepang yang lebih tenang dan tidak terburu-buru, kota-kota ini bisa jadi pilihan yang menarik. Berikut lima kota di Jepang yang masih jarang dikunjungi turis, padahal indah dan punya potensi wisata yang tak kalah menarik.

1. Kanazawa memadukan tradisi dan modernitas dalam keseharian

Kanazawa
Kanazawa (commons.wikimedia.org/Zairon)

Kanazawa merupakan sebuah kota di Prefektur Ishikawa yang menawarkan kekayaan budaya dan sejarah tanpa keramaian khas kota besar. Di Kanazawa, kamu bisa menyusuri distrik Geisha Higashi Chaya yang tenang, menikmati taman Kenrokuen yang sering disebut salah satu yang terindah di Jepang, hingga mengunjungi museum seni kontemporer yang tersembunyi di balik jalanan bersih dan rapi. Kota ini berkembang sebagai pusat budaya sejak era Edo, tetapi tidak mengalami lonjakan turis seperti Kyoto, meskipun secara nuansa sangat mirip.

Keunikan Kanazawa juga terletak pada keberhasilan menjaga keseimbangan antara arsitektur tradisional dan elemen modern yang nyaman bagi wisatawan. Stasiun Kanazawa adalah contoh integrasi futuristik dalam kota bersejarah. Ditambah lagi, kuliner lokal, seperti seafood segar dari Laut Jepang menjadi daya tarik tersendiri yang jarang disorot. Walaupun akses kereta cepat dari Tokyo hanya membutuhkan waktu 2,5 jam, Kanazawa tetap mempertahankan identitasnya sebagai kota yang tenang dan autentik.

2. Kurashiki menyimpan jejak Jepang Kuno di tengah kota kecil

Kurashiki
Kurashiki (commons.wikimedia.org/MaedaAkihiko)

Kurashiki terletak di Prefektur Okayama dan dikenal karena kawasan kanal yang dikelilingi bangunan bersejarah bergaya Edo. Namun, meskipun menawarkan suasana Instagramable dan pemandangan menawan, kota ini belum banyak dibicarakan dalam daftar destinasi wisata populer Jepang. Wisatawan biasanya hanya melewatinya dalam perjalanan antara Osaka dan Hiroshima tanpa menyadari nilai sejarah yang tersimpan di dalamnya.

Salah satu highlight utama dari Kurashiki ada pada Bikan Historical Quarter, sebuah kawasan dengan bangunan putih berdinding plester dan atap genteng hitam yang masih terjaga rapi. Selain itu, museum seni Ohara menawarkan koleksi lukisan Eropa klasik yang mengejutkan untuk ukuran kota kecil. Aktivitas berperahu di kanal dan berjalan kaki di jalanan batu menjadi pengalaman yang mendekatkan kamu pada atmosfer masa lalu Jepang yang orisinal dan jauh dari kebisingan wisata massal.

3. Takayama menawarkan keheningan pegunungan yang nyaris tak tersentuh

Takayama
Takayama (commons.wikimedia.org/Alexkom000)

Dikelilingi Pegunungan Hida, Takayama adalah kota kecil di Prefektur Gifu yang menyuguhkan lanskap pegunungan, udara sejuk, dan suasana pedesaan Jepang yang tulus. Meskipun pesonanya sudah beberapa kali diliput media pariwisata, jumlah kunjungan wisatawan asingnya masih tergolong rendah.

Lokasinya yang agak jauh dari jalur utama Shinkansen membuat kota ini tidak sering masuk dalam itinerary turis internasional. Padahal, Takayama memiliki distrik bersejarah Sanmachi Suji yang penuh rumah kayu tua, kedai sake, dan toko kerajinan tradisional.

Festival Takayama yang diadakan dua kali setahun termasuk salah satu yang paling megah di Jepang. Takayama cocok untuk kamu yang ingin merasakan ritme hidup yang lambat, berjalan kaki tanpa tergesa-gesa, sambil menyerap keindahan Jepang dari sudut yang lebih personal.

4. Hagi menjadi arsip terbuka sejarah samurai yang terlupakan

Hagi
Hagi (commons.wikimedia.org/Isoyan)

Hagi adalah kota pelabuhan kecil di Prefektur Yamaguchi yang menyimpan sejarah penting dalam transisi Jepang menuju era modern. Dahulu merupakan kota kastel yang menjadi pusat kekuasaan klan Mori, Hagi kini berubah menjadi kota kecil yang tenang, dengan sisa-sisa tembok batu dan jalan setapak dari zaman samurai yang masih bisa ditemukan. Sayangnya, potensi sejarah kota ini masih belum banyak diangkat ke permukaan oleh promosi pariwisata nasional.

Di Hagi, kamu bisa menjelajahi rumah-rumah samurai, reruntuhan kastel Hagi, dan pelabuhan tua yang menjadi saksi awal mula modernisasi Jepang. Kota ini juga dikenal sebagai pusat kerajinan tembikar Hagi-yaki yang bernilai tinggi. Wisatawan yang datang biasanya adalah pencinta sejarah atau peneliti budaya, bukan pelancong kasual. Karena itu, suasananya tetap tenang dan atmosfer historisnya tetap terjaga tanpa gangguan dari keramaian.

5. Otaru mengajak wisatawan menyelami nuansa romantis Hokkaido

Otaru
Otaru (commons.wikimedia.org/663highland)

Otaru merupakan sebuah kota pelabuhan kecil di Hokkaido yang terkenal dengan kanal dan bangunan bergaya Barat peninggalan masa kolonial. Namun, karena lebih sering dibayangi oleh ketenaran Sapporo, Otaru luput dari radar banyak wisatawan internasional. Padahal, akses menuju Otaru terbilang mudah, hanya memerlukan perjalanan singkat dari Sapporo menggunakan kereta lokal saja.

Saat musim dingin, kota ini berubah menjadi lanskap romantis dengan salju menutupi jalanan dan lampu gas yang menyala temaram di sepanjang kanal. Pengunjung bisa menyusuri toko-toko kaca Otaru yang ikonik, menikmati makanan laut segar dari Pasar Sankaku, atau mengunjungi museum kotanya yang menyimpan artefak pelayaran.

Otaru sangat cocok dijadikan tempat singgah sejenak bagi wisatwan yang ingin menikmati sisi Hokkaido yang lebih tenang dan hangat secara emosional, tanpa harus bersaing dengan gelombang turis lainnya.

Mengeksplorasi kota di Jepang tak selalu harus dimulai dari Tokyo, Osaka, atau Kyoto. Beberapa kota justru menyimpan pesona yang lebih jujur, alami, dan menyentuh hati tanpa perlu direkayasa untuk turis. Dengan memilih destinasi yang belum ramai pengunjung, perjalanan jadi lebih personal dan bermakna.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us

Latest in Travel

See More

[QUIZ] Destinasi Religi Ini Cocok Dikunjungi saat Liburan Maulid Nabi

03 Sep 2025, 20:30 WIBTravel