10 Masjid Terapung di Indonesia, Desainnya Unik dan Menarik

Masjid terapung yang pertama adalah Masjid Raya Al Jabbar rancangan Ridwan Kamil. Masjid ini terletak di Bandung, Jawa Barat, tepatnya di kawasan Gedebage. Masjid yang memiliki luas 21.799,20 meter persegi ini menjadi destinasi wisata religi unggulan Jawa Barat dengan kapasitas daya tampung sekitar 33.000 jamaah.

Masjid Raya Al Jabbar identik dengan 4 buah menara dengan tinggi mencapai 99 meter di setiap sisinya. Selain itu, masjid ini memiliki 27 pintu yang menyimbolkan jumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat lengkap dengan desain batik unggulannya.

Di lantai dasar masjid, terdapat museum digital yang berisikan materi sejarah Nabi Muhammad SAW dan perjalanan Islam di Indonesia.

Lokasi: Jalan Cimincrang No.14, Cimenerang, Kecamatan Gedebage, Kota Bandung, Jawa Barat.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Selanjutnya, ada Masjid 99 Kubah atau Masjid Asmaul Husna rancangan Ridwan Kamil. Masjid ini merupakan masjid bersejarah yang berada di Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Lokasi tepatnya yaitu di kawasan reklamasi Pantai Losari atau yang disebut "Center Poin of Indonesia".

Sesuai dengan namanya, Masjid 99 Kubah dikelilingi oleh kubah yang berjumlah 99 yang merupakan representasi dari Asmaul Husna. Kubah-kubah tersebut semakin terlihat indah dengan aplikasi warna-warna cerah seperti merah, jingga, dan kuning. Karena keunikan tersebut, masjid ini ramai dikunjungi masyarakat dan menjadi ikon baru Kota Makassar.

Lokasi: Jalan H. Bau No.36, Kunjung Mae, Kecamatan Mariso, Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Jam operasional: setiap hari pukul 04.00—23.00 WITA.

Kemudian ada Masjid Terapung Amirul Mukminin di Makassar, Sulawesi Selatan. Seperti Masjid Kubah 99, masjid ini juga berada di kawasan pesisir Pantai Losari. Lokasi tepatnya sekitar 1 kilometer dari Anjungan Pantai Losari.

Masjid yang dominasi paduan warna abu-abu dan biru ini terdiri dari tiga lantai. Lantai dua dan tiga digunakan sebagai tempat salat,  sedangkan lantai dasar masjid dijadikan sebagai tempat melihat hilal sebagai penentu awal bulan Ramadhan serta tempat untuk melihat sunset Pantai Losari.

Masjid ini semakin terlihat megah dengan kubah berdiameter 9 meter serta dua menara yang menjulang tinggi di kedua sisinya.

Lokasi: Jalan Penghibur No.289, Losari, Kecamatan Ujung Pandang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. 

Jam operasional: setiap hari pukul 04.00—06.05 WITA, dan pukul 10.30—20.30 WITA.

Masjid terapung di Indonesia berikutnya adalah Masjid Al Aminah. Masjid ini terletak di Provinsi Lampung, tepatnya 300 meter dari bibir Pantai Sari Ringgung, Kecamatan padang Cermin, Pesawaran. Masjid ini menjadi satu-satunya masjid murni terapung di Indonesia karena mengapung di atas drum plastik berukuran besar di lautan.

Pengunjung tetap Masjid Al Aminah adalah para nelayan yang hidupnya bergantung dari hasil laut Sari Ringgung. Sedangkan untuk pengunjung dari darat, pengurus masjid menyediakan jasa penyebrangan perahu gratis. Perahu tersebut ditempatkan di pinggir pantai dan di dekat masjid.

Lokasi: Lepas Pantai Sari Ringgung, Hanura, Padang Cermin, Pesawaran, Kabupaten Pesawaran, Lampung.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Selanjutnya, ada juga Masjid Apung Zidayatul Abrar. Masjid apung ini berada di Pantai Siring Pagatan, Kabupaten Tanah Bambu, Kalimantan Selatan. Masjid Zidayatul Abrar menjadi salah satu destinasi wisata religi di kabupaten yang mendapatkan gelar Bumi Bersujud Menuju Serambi Madinah.

Arsitektur bangunan Masjid Zidayatul Abrar didesain seperti logo Kabupaten Tanah Bumbu namun ditambahkan dengan sentuhan gaya utsmaniyah modern. Masjid ini semakin terlihat megah dengan pengaplikasian warna emas pada kubah besar utamanya dan kubah-kubah kecil di atas menara. 

Tah hanya itu, masjid apung ini juga dilengkapi dengan dua gazebo lho. Jadi, pengunjung dapat duduk bersantai sambil menikmati semilir angin laut di Pantai Siring Pagatan.

Lokasi: Jalan Batulicin, Pelaihari, Sei Lembu, Kecamatan Kusan Hilir, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Masjid terapung yang terkenal di Indonesia selanjutnya adalah Masjid Oesman Al-Khair. Masjid apung ini berada di Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat. Lokasi tepatnya ada di Jalan Kota Karang, atau sekitar 80 kilometer dari Bandara Rahadi Oesman Ketapang.

Masjid Oesman Al-Khair memiliki konsep seperti Masjid Apung Arrahmah di Jeddah, Saudi Arabia, yakni dengan bangunan yang didominasi oleh warna putih. Masjid ini semakin megah dengan desain interior bergaya Maroko yang hiasan kaligrafinya diukir oleh Imam Masjid Agung Yogyakarta. Karena keindahan tersebut, masjid ini menjadi salah satu destinasi wisata religi unggulan di Kabupaten Kayong Utara.

Lokasi: Jalan Kota Karang, Kelurahan Sutra, Kecamatan Sukadana, Kabupaten Kayong Utara, Kalimantan Barat.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Selanjutnya, ada Masjid Terapung Al-Alam. Seperti namanya, masjid apung ini berlokasi di Jalan Masjid Al-Alam, Lalalora, Kota Kendari. Masjid yang memiliki luas 12.692 meter persegi ini mampu menampung 10.000 jamaah.

Masjid Al-Alam identik dengan warna putih dan biru pada bagian luarnya serta 3 menara di setiap sisinya. Kubah yang berwarna emas semakin menambah kesan megah masjid terapung ini. Karena keunikan dan keindahan desain arsitekturnya, Masjid Al-Alam menjadi destinasi wisata religi di Sulawesi Tenggara serta tempat diadakannya beberapa event nasional.

Lokasi: Jalan Masjid Al-Alam, Kambu, Lalalora, Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Berikutnya, ada Masjid Raya Al-Munawwar yang merupakan masjid terapung di Ternate, Provinsi Maluku Utara. Masjid ini dibangun di bibir pantai dengan luas mencapai 9.512 meter persegi. Saking luasnya, masjid ini mampu menampung hingga 15.000 jemaah.

Sebagian bangunan yang benar-benar berada di atas permukaan laut, Masjid Raya Al-Munawwar ditopang oleh beberapa tiang pancang. Masjid ini semakin terlihat megah di atas perairan dengan menara di keempat sisinya. Siapapun yang melihat masjid ini akan takjub dengan keunikan dan kemegahannya.

Lokasi: Gamalama, Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Masjid terapung yang terkenal di Indonesia berikutnya bernama Masjid Amahami. Masjid ini berlokasi di Pantai Amahami, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Masjid Amahami dijuluki sebagai masjid terapung dikarenakan berdiri tepat di atas perairan dengan pemandangan pantai yang mempesona.

Masjid Amahami merupakan rancangan arsitektur dari Tim Universitas Petra Surabaya. Masjid ini dibangun dengan konsep "Nggusu Waru" yang bermakna delapan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin Kota Bima. Lima menara di setiap sisi dan menara utama pada bagian depan semakin menambah kesan unik dan megah masjid apung ini.

Lokasi: Jalan Sultan Muhamad Salahudin, Belo, Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Jam operasional: setiap hari pukul 04.00–22.00 WITA.

Masjid apung yang terkenal di Indonesia yang terakhir adalah Masjid Terapung B.J. Habibie. Masjid ini berlokasi di Jalan Mattirotasi, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Pare-Pare. Nama masjid ini terinspirasi dari nama presiden ketiga Republik Indonesia, B.J. Habibie.

Desain Arsitektur Masjid Terapung B.J. Habibie ini bernuansa khas Timur Tengah. Bentuk kubahnya mengikuti konsep dari Masjid Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Karena desain tersebut, masjid ini menjadi destinasi wisata religi yang unik di Kota Pare-Pare.

Lokasi: Jalan Mattirotasi, Cappa Galunng, Kecamatan Bacukiki Barat, Kota Pare-Pare, Provinsi Sulawesi Selatan.

Jam operasional: setiap hari 24 jam.

Demikian beberapa masjid di Indonesia yang bangunan utamanya terletak di atas permukaan air. Semuanya memiliki desain arsitektur yang unik dan menarik. Masjid terapung mana nih yang sudah kamu kunjungi?