Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret bagian luar Masjid Ton Son (commons.wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)
potret bagian luar Masjid Ton Son (commons.wikimedia.org/Supanut Arunoprayote)

Intinya sih...

  • Masjid Ton Son didirikan pada tahun 1688 oleh Chao Phraya Ratchawangsanseni (Mahmud) dan merupakan masjid tertua di Thailand.

  • Arsitekturnya memadukan elemen desain Islam dan Thailand, serta mencerminkan perpaduan bahan tradisional dan modern.

  • Perjalanan ke Masjid Ton Son dapat dicapai dengan mudah menggunakan transportasi umum seperti bus dan feri sungai, menawarkan pengalaman yang menyenangkan.

Meskipun asal muasal Masjid Ton Son masih belum jelas, sejarahnya berkaitan erat dengan perkembangan Islam di Thailand. Masjid ini mencerminkan akar komunitas Muslim yang telah ada di Bangkok selama beberapa generasi. Keberadaannya yang abadi menunjukkan peran penting Islam dalam lanskap budaya dan keagamaan kota ini.

Asal muasal Masjid Ton Son kemungkinan besar terkait dengan periode Ayutthaya (1351–1767), ketika Thailand terlibat dalam perdagangan aktif dengan dunia Islam. Para pedagang Muslim, terutama Persia dan Arab, berpengaruh dalam perekonomian Siam dan membangun komunitas di sepanjang jalur perdagangan utama seperti Sungai Chao Phraya. Meskipun bukti langsung terbatas, lokasi strategisnya di tepi sungai menunjukkan bahwa Masjid Ton Son mungkin berkembang dari permukiman Muslim sebelumnya di daerah ini. Yuk, simak fakta menarik tentang Masjid Ton Son berikut ini!

1. Didirikan pada tahun 1688

potret dinding luar Masjid Ton Son (commons.wikimedia.org/Chainwit.)

Masjid Ton Son, yang terletak di Distrik Yai, Bangkok, didirikan oleh Chao Phraya Ratchawangsanseni (Mahmud). Kompas menjelaskan bahwa masjid ini merupakan masjid tertua di Thailand, didirikan pada tahun 1688 pada masa pemerintahan Raja Narai dari Kerajaan Ayutthaya. Awalnya bernama Kudi Yai, masjid ini dibangun dari kayu jati dan memiliki arsitektur yang menyerupai kuil Buddha.

Pada masa pemerintahan Raja Rama II (1809—1824), jemaah merenovasi Masjid Ton Son. Struktur asli dari kayu jati diganti dengan batu bata, yang kemudian ditingkatkan menjadi beton pada tahun 1952, sehingga masjid dapat menampung hingga 1.000 jemaah. Setelah perubahan ini, masjid secara resmi berganti nama menjadi Masjid Ton Son.

2. Arsitekturnya memadukan elemen desain Islam dan Thailand

potret atap Masjid Ton Son (commons.wikimedia.org/Chainwit.)

Meskipun menara masjid merupakan fitur standar dalam arsitektur masjid, menara Masjid Ton Son menonjol dengan desain khas Thailand-nya. Alih-alih berbentuk kubah atau puncak menara tradisional, menara masjid ini memiliki struktur atap berjenjang, menurut Audiala. Desain ini terinspirasi oleh gaya arsitektur kuil tradisional Thailand.

Ruang salat Masjid Ton Son memiliki langit-langit yang tinggi, sehingga ruangan terasa terbuka dan megah. Desain ini menambah keindahan visual interior. Desain ini juga memperlancar aliran udara, yang sangat bermanfaat di iklim tropis Bangkok yang hangat.

3. Pembangunannya mencerminkan perpaduan bahan tradisional dan modern

Struktur utama Masjid Ton Son dibangun dengan beton bertulang, yang memastikan kekuatannya bertahan lama. Audiala menginformasikan bahwa pilihan material ini membuat bangunan kokoh dan tahan lama. Ini membantu masjid bertahan terhadap berbagai kondisi cuaca dan waktu secara efektif.

Meskipun menggunakan material modern pada struktur utamanya, Masjid Ton Son tetap mempertahankan gaya tradisional Thailand melalui desain atapnya. Atapnya dihiasi dengan genteng tanah liat khas Thailand yang mempercantik tampilan keseluruhannya. Genteng-genteng ini juga memperlihatkan pengaruh tradisi arsitektur lokal.

4. Panduan berkunjung ke Masjid Ton Son

potret tempat wudu Masjid Ton Son (commons.wikimedia.org/Chainwit.)

Audiala melaporkan bahwa Masjid Ton Son biasanya dibuka untuk pengunjung setiap hari mulai pukul 09.00—17.00. Sebaiknya konfirmasikan jam buka terlebih dahulu, terutama selama hari raya keagamaan atau acara khusus. Tidak ada biaya masuk, meskipun sumbangan sangat diharapkan untuk membantu perawatan dan program masjid.

Pengunjung diharuskan mengenakan pakaian yang sopan; wanita harus menutupi kepala mereka, dan pria dan wanita harus mengenakan pakaian yang menutupi bahu dan lutut. Karena masjid adalah tempat ibadah, perilaku yang sopan sangat penting, terutama selama waktu salat. Fotografi diperbolehkan, tetapi sebaiknya minta izin terlebih dahulu sebelum memotret siapa pun.

5. Cara mencapai Masjid Ton Son

potret bagian belakang Masjid Ton Son (commons.wikimedia.org/Chainwit.)

Masjid Ton Son dapat dicapai dengan mudah menggunakan transportasi umum seperti bus dan feri sungai. Salah satu pilihan yang paling nyaman adalah naik feri. Audiala mengungkapkan bahwa dermaga terdekat, Phra Arthit, hanya berjarak beberapa langkah dari masjid.

Perjalanan ke Masjid Ton Son tidak hanya mudah tetapi juga menawarkan pengalaman yang menyenangkan, khususnya dengan perahu di Sungai Chao Phraya. Perjalanan ini memberikan sekilas pemandangan bersejarah Bangkok, yang memperkaya perjalanan secara keseluruhan. Dari Dermaga Phra Arthit, Masjid Ton Son dapat ditempuh dengan berjalan kaki sebentar dan menyenangkan.

Masjid Ton Son melambangkan keberadaan Islam yang telah lama ada di Thailand. Arsitekturnya yang bersejarah dan maknanya yang abadi menunjukkan keberagaman budaya dan toleransi beragama bangsa ini. Menjelajahi Masjid Ton Son menawarkan hubungan yang bermakna dengan masa lalu dan apresiasi yang lebih mendalam terhadap identitas multikultural Thailand.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team