Pulau Tidore yang terdapat di Maluku Utara ini menyimpan kisah panjang kejayaan dan perjuangan. Hal tersebut termuat pada setiap batuannya. Di tengah keindahan alam yang memukau, terdapat sebuah benteng megah yang menjadi saksi bisu dari kedatangan Portugis di Indonesia.
Bagi kalian yang ingin lebih mengenal Benteng Torre di Tidore, Maluku Utara, berikut ada penjelasan lengkapnya. Penasaran? Simak ulasan selengkapnya di bawah ini.
Benteng Torre yang terletak di Soa Sio, Tidore, Kota Tidore, Kepulauan Maluku Utara. Benteng ini didirikan pertama kali oleh Portugis pada 1578 di bawah kepemimpinan Sancho de Vasconcelos. Pembangunan tersebut sudah mendapatkan izin dari Sultan Gapi Guna yang saat itu merupakan sultan Tidore yang memerintah pada tahun 1560 sampai tahun 1599.
Dindingnya benteng tersebut tersusun dari sebuah bebatuan karang dan sudah dilengkapi dengan satu buah menara pengintai di bagian depan. Dibangunnya benteng itu juga menjadi bukti nyata penjajahan Portugis di Pulau Tidore.
Lokasi dibangunnya Benteng Torre yaitu disebuah perbukitan. Tempat itu sengaja dipilih Portugis untuk memudahkan Portugis mengamati kemungkinan adanya serangan musuh dari arah laut.
Pada abad ke-16, benteng Torre digunakan portugis sebagai tempat pertahanan untuk melindungi kawasan Tidore dari Spanyol. Hadirnya benteng ini juga menjadi saksi bisu dari seragan bangasa Spanyol ke Tidore yang akhirnya menyebabkan kerusakan parah pada benteng.
Jika kalian tertarik untuk melihat secara langsung bentuk nyata dari tempat bersejarah ini harus menuju Ternate terlebih dahulu, karena Tidore belum memiliki Bandara sendiri. Setelah sampai di Bandara Sultan Baabullah, Ternate, kalian bisa langsung pergi ke Pelabuhan Rum pulau Tidore menggunakan speedboat ataupun kapal ferry.
Setelah sampai di pelabuhan Ru, kalian hanya perlu menyambung dengan menaiki becak motor atau angkot menuju Benteng Torre. Pastikan untuk menyiapkan fisik yang kuat, karena kalian harus melalui puluhan anak tangga untuk sampai di sana.
Benteng Torre di Tidore bukan hanya sekedar bangunan, tetapi juga bisa dikatakan sebuah arsip bersejarah yang mesti dijaga. Bagi kalian yang tertarik untuk berkunjung, kalian bisa mengikuti cara untuk sampai di sana seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Penulis: Alvina Putri Rahmanita