Jauh dari Eropa, 5 Kepulauan Ini Ternyata Masih Bagian dari Prancis

Tersebar di berbagai benua dan samudra

Siapa yang tidak mengenal Prancis? Dengan menara Eiffel di Paris, negara ini jadi salah satu destinasi wisata populer di benua Eropa. Beberapa kota selain Paris, seperti Cannes, pusat penghargaan film terkenal, atau Bordeaux yang menjadi pusat arsitektur Prancis juga jadi tujuan wisata favorit.

Hampir semua orang pasti tahu kalau Prancis terletak di Eropa. Tapi ternyata, negara ini punya wilayah yang tersebar hampir di semua benua, lho. Wilayah ini disebut DOM–TOM (departement d’outre mer – territoire d’outre mer) atau departemen dan wilayah seberang laut.

Teritori Prancis sebagian besar berbentuk kepulauan. Semua penduduk di wilayah sebrang laut merupakan warga negara Prancis, menggunakan mata uang Euro, dan berbahasa Prancis. Mereka punya representasi di dewan perwakilan dan juga bagian dari Uni Eropa.

Berikut lima kepulauan yang ternyata masih jadi bagian Prancis walaupun jauh dari benua Eropa.

1. Guadeloupe

Jauh dari Eropa, 5 Kepulauan Ini Ternyata Masih Bagian dari Prancistribloo.com

Guadeloupe terletak 6700 km dari pusat pemerintahan Prancis, di tengah Kepulauan Antilles, Amerika Tengah.  Ada sekitar 399.000 penduduk di kepulauan dengan ibu kota Pointe-a-Pitre ini. Diapit Samudra Atlantik dan Teluk Meksiko, Guadeloupe punya keragaman dan kekayaan alam serta maritim.

Wilayah kepulauan ini awalnya ditemukan oleh Christopher Colombus pada 1493. Lalu, pada abad ke-17, pedagang dari Prancis mendirikan Perusahaan Kepulauan Amerika dan mulai melakukan penjajahan di kepulauaan itu.

Setelah masa penjajahan berakhir, Guadeloupe diusulkan ke parlemen untuk menjadi bagian Prancis. Setelah perdebatan panjang, akhirnya kepulauan ini menjadi wilayah seberang laut Prancis mulai tahun 1946.   

2. Martinik

Jauh dari Eropa, 5 Kepulauan Ini Ternyata Masih Bagian dari Prancistravelfrancebucketlist.com

Masih di tengah Kepulauan Antilles, di laut Karibia Timur tidak jauh dari Guadeloupe, terdapat pulau Martinique dengan 400.000 penduduk. Christopher Colombus pernah singgah pada tahun 1502 di pulau ini.

Pulau dengan kota terbesar Firt-de-France ini diperkenalkan kepada bangsa Eropa pada tahun 1640. Martinik menyuplai tebu untuk Eropa. Tebu punya peranan penting dalam sejarah Martinik hingga sekarang. Tanaman ini menjadi hasil pertanian utama di pulau ini.

Dengan luas wilayah 1.128 kilometer persegi, pulau ini memiliki struktur geografi pegunungan, terutama di bagian utara. Pada bagian tersebut terdapat dua gunung berapi, yaitu Gunung Pelee dan Carbet.  

Selain pertanian, Martinik menjadi spot favorit wisata karena iklim tropisnya. Wisata jadi salah satu sumber penghasilan untuk penduduknya. Penduduk Martinik umumnya berbahasa Prancis, tetapi mereka juga punya bahasa lokal yang disebut Creole. Bahasa ini adalah hasil pencampuran bahasa Prancis, Karibia, Afrika dengan komponen bahasa Inggris, Spanyol, dan Portugis.   

Baca Juga: Estetik, 5 Tempat Wisata di Prancis yang Wajib Kamu Kunjungi

3. Mayotte

Jauh dari Eropa, 5 Kepulauan Ini Ternyata Masih Bagian dari Prancisrup.com

Kepulauan Mayotte adalah salah satu departemen sebrang laut Prancis yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Berpopulasi sekitar 290.00 jiwa, Mayotte memiliki wilayah seluas 374 kilometer persegi yang terletak di bagian tenggara Afrika, tepatnya antara Mozambik dan Madagaskar. Mayotte memiliki sejarah yang panjang untuk menjadi bagian dari departemen sebrang laut Prancis.

Sekitar tahun 1500, kepulauan ini dipimpin oleh kesultanan dan mengalami masa jaya selama beberapa abad. Kesultanan Mayotte berakhir saat era Andrianstoly, raja lama dari Madagaskar.

Banyaknya tekanan dari wilayah tetangganya seperti kerajaan Malagasy, kesultanan Comoros, dan para bajak laut membuat Mayotte yang berpenduduk sedikit sangat lemah. Sultan terakhir bersekutu dengan Prancis dan menemui kesepakatan untuk menjual Mayotte kepada Prancis di tahun 1841.

Prancis membangkitkan lagi kehidupan di Mayotte dengan menggerakkan ekonomi lewat pertanian dan perkebunan. Ketika kepulauan Comoros membuat referendum pada tahun 1974 untuk bebas dari kolonisasi dan menyatakan merdeka, Mayotte memilih tidak melakukannya. Kepulauan ini ingin terus menjadi bagian dari Prancis.

Butuh puluhan tahun diskusi serta forum yang diadakan oleh Dewan PBB dan Prancis. Pada tahun 2011, akhirnya Mayotte menjadi bagian dari Prancis. Kepulauan ini diklaim sebagai departemen Prancis yang ke-101.  

4. Kaledonia Baru

Jauh dari Eropa, 5 Kepulauan Ini Ternyata Masih Bagian dari Prancisfadoopost.com

Terletak di Samudra Pasifik, berbatasan laut dengan Australia dan Selandia Baru, Kaledonia Baru merupakan wilayah sebrang laut Prancis dengan luas 18.575 kilometer persegi. Kepulauan ini berpopulasi sekitar 270.000 jiwa dan sudah menjadi bagian dari Prancis sejak 1946, walaupun jaraknya 17.000 kilometer dari wilayah metropolitan Prancis.

Roda ekonomi pun mulai bergerak berkat penemuan nikel. Satu abad setelahnya, walaupun banyak pertentangan dan konflik, penduduk Kaledonia Baru resmi menjadi warga negara Prancis.

Tahun-tahun setelahnya, banyak perjanjian dan referendum dibuat antara Prancis dan Kaledonia Baru. Salah satunya adalah referendum untuk merdeka dari Prancis. Referendum tersebut sempat beberapa kali diadakan dan mayoritas penduduk memilih untuk tetap menjadi bagian dari Prancis.

Kepulauan dengan ibu kota Noumea ini kaya akan biodiversitasnya. Iklim tropis, pegunungan, garis pantai sepnjang pulau dan Samudra Pasifik menjadikan Kaledonia Baru wilayah dengan keanekaragaman hayati paling kaya di dunia. Bahkan, terdapat barisan terumbu karang terbesar nomor tiga di dunia yang terletak di bagian utara dari pulau utamanya.

5. Reunion

Jauh dari Eropa, 5 Kepulauan Ini Ternyata Masih Bagian dari Prancisworldwidewendy.be

Pulau yang awalnya tidak berpenghuni ini mulai didiami orang Prancis dan Madagaskar sejak abad ke-16. Terletak di bagian timur Afrika dan berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, pulau ini memiliki populasi sekitar 850.000 jiwa.

Walaupun luasnya hanya 2,512 kilometer persegi, penduduk pulau Reunion cukup multikultural. Ini terjadi tak lepas dari masa kolonialisasi Prancis di pulau tersebut.

Pada masa itu, Prancis membawa pekerja dari etnis Afrika, India, dan China. Seiring berjalannya waktu, orang-orang Eropa dan Asia lainnya juga mulai bermukim di Reunion. Hal itulah yang menyumbang diversitas etnis di pulau ini.

Reunion mendapat status sebagai departemen sebrang laut Prancis pada tahun 1946. Pulau yang berjarak 9500 kilometer dari metropolitan Prancis ini juga dinobatkan sebagai wilayah paling luar dari Uni Eropa.

Sektor ekonomi wilayah ini didominasi oleh agrikultur, terutama pada produksi tebu dan produk turunannya. Berkat iklim tropisnya, pulau ini dikelilingi oleh pantai berpasir putih, terumbu karang, hutan tropis, dan deretan pegunungan yang menjulang tinggi. Semua hal itu membuat Reunion menjadi pilihan favorit untuk wisata, terutama oleh orang-orang Eropa.

Itulah lima kepulauan yang ternyata masih jadi bagian dari teritori Prancis, walaupun berjarak ribuan kilometer dari ibu kotanya. Wilayah-wilayah itu ternyata punya banyak keunikan dari segi geografi, demografi, bahkan budaya yang sangat berbeda dari metropolitan Prancis di Eropa.

Jadi, Prancis gak hanya Paris, menara Eiffel, atau gedung-gedung berarsitektur Eropa saja, ya.  

Baca Juga: 10 Olahan Daging Sapi Populer Khas Prancis yang Wajib Kalian Coba

Mita Aulia Hakim Photo Writer Mita Aulia Hakim

A French literature graduate who passionate about arranging words into some catching phrases. Writing on unforgettablestory.blogspot.com and Instagram @jurnalmayapada

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Ines Sela Melia

Berita Terkini Lainnya