Museum Kebangkitan Nasional (GoogleMaps/Bintang Akbar Maulana)
Gedung yang digunakan Museum Kebangkitan Nasional ini sebelumnya adalah gedung sekolah yang bernama STOVIA. STOVIA sendiri merupakan sekolah kedokteran yang didirikan pada 1851 di sebuah Rumah Sakit Militer Weltevreden, yang saat ini diberi nama dengan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto.
Seluruh staf maupun dosen di sana adalah seorang dokter dari rumah sakit yang sama. Pada 1902, aktivitas belajar mengajar dipindahkan di samping rumah sakit militer atas prakarsa H.F. Roll direktur dari STOVIA.
Pembangunan gedung tersebut awal mulanya bertujuan untuk melahirkan dokter pribumi dan dapat mengatasi berbagai macam wabah, seperti kolera, tipes, disentri, dan wabah lainnya yang saat itu menyerang pulau Jawa. Karena tujuan tersebut, maka sekolah ini tidak memungut biaya apa pun, sehingga banyak menarik minat para kaum bumiputera.
Setelah sekolah STOVIA berkembang sangat pesan. STOVIA dipindahkan dari daerah Kwini Senen ke Salemba yang saat ini berubah menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Kemudian, saat Jepang tiba ke Indonesia pada 1942 hingga 1945, gedung tersebut dialihfungsikan menjadi penjara tahanan untuk pasukan Belanda yang melawan kekuasaan Jepang.