Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo 

Seluruh koleksi merupakan karya seni masterpiece

Tumurun Private Museum resmi dibuka untuk umum pada April 2018 lalu. Namun, dalam waktu setahun saja museum ini sudah nge-hits dan banyak dikunjungi karena koleksinya yang keren. Bagaimana tidak, museum milik keluarga Lukminto, pendiri dan pemilik PT Sritex, ini menyimpan seratusan karya seni masterpiece mulai dari lukisan modern hingga karya seni kontemporer.

Baca Juga: 6 Museum Kece di Jakarta Selatan Ini Seru Banget Dikunjungi!

1. Karya seni kontemporer yang keren habis

Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo IDN Times/Ganug Nugroho

Museum ini terdiri dari dua lantai. Begitu masuk, kamu langsung disuguhi  seni instalasi “Floating Eyes” berupa tumpukan bola mata berukuran besar di lantai satu. Instalasi karya Wedhar Riyadi ini pernah menjadi karya ikonik dalam ajang Artjog 2017 di Yogyakarta. Di sekitar  instalasi itu dipamerkan mobil Mercedes-Benz buatan tahun 1970-an.

Masih di lantai satu, kamu bisa menikmati belasan karya seni kontemporer berupa lukisan dan seni instalasi. Beberapa lukisan yang disajikan antara lain karya Hery Dono, Edy Hara, Ivan Sagita, Zang Linhai, Mochtar Sarman, Eko Nugroho, Rudi Mantofani, dan Faisal Habibi.

2. Lukisan karya old master hanya untuk kalangan terbatas

Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo IDN Times/Ganug Nugroho

Nah, lantai dua sangat spesial karena berisi koleksi lukisan karya para old master seperti Affandi, Ahmad Sadali, Antonio Blanco, Hendra Gunawan, S Sudjojono, Johan Rudolf Bonnet, Walter Spies, Basoeki Abdullah, dan Raden Saleh. Sayangnya, kamu tidak bisa menikmati karya-karya itu karena tertutup untuk publik.

“Koleksi lukisan old master di lantai dua memang untuk kalangan terbatas. Seluruh karya ini merupakan koleksi bapak ( Lukminto). Museum ini dibangun untuk menjaga  warisan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” kata pemilik Tumurun Private Museum, Iwan Kurniawan Lukminto.

3. Lukisan dari arang yang bikin kamu berdecak kagum

Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo IDN Times/Ganug Nugroho

Sebagai gantinya, kamu bisa menikmati beberapa lukisan kontemporer yang tidak kalah keren, antara lain lukisan hitam putih “A Heaven’s Tale” karya JA Pramuhendra. Keren, karena lukisan tersebut dibuat menggunakan arang.  Lukisan lain adalah “Perjamuan Terakhir” yang  dibuat dari susunan ribuan aksara Jawa hanacaraka. Dua lukisan itu akan membuat kamu berdecak kagum.

4. Koleksi mobil antik yang langka

Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo IDN Times/Ganug Nugroho

Tidak hanya karya lukisan dan seni instalasi, di lantai dua ini kamu bisa melihat koleksi dua  mobil antik yang sangat langka, yaitu Dodge tahun 1928 dan Dodge Coupe buatan 1948. Kondisi mobil pun masih sangat istimewa, baik fisik maupun mesinnya.

“Sebenarnya masih ada beberapa mobil kuno lain koleksi bapak, tapi saat ini masih direstorasi. Kalau sudah selesai nanti juga dipajang di sini,” jelas Iwan.

5. Tidak bisa dikunjungi secara mendadak

Serunya Mengunjungi Tumurun Private Museum di Solo IDN Times/Ganug Nugroho

Meskipun dibuka untuk umum, namun kamu tidak bisa mengunjungi museum ini secara mendadak. Sebaliknya, kamu harus membuat janji terlebih dahulu atau melakukan reservasi. Jumlah pengunjung museum dibatasi 10 orang per sehingga kunjungan berikutnya dilakukan secara bergiliran.

“Untuk kunjungan kami menggunakan sistem penjadwalan. Silakan hubungi Whatsapp +6281227002152 untuk reservasi,” ujar Manager Museum, Vilmala Sari.

Sebelum masuk museum, kamu akan dibriefing oleh pemandu seputar tata cara mengunjungi museum.  Oh ya, lokasi museum ini ada di Jalan Kebangkitan Nasional No.8, Sriwedari, Solo, Jawa Tengah.

Baca Juga: 22 Potret Kece Museum Angkut, Rekomendasi Liburan Romantis di Batu

Topik:

Berita Terkini Lainnya