tari tradisional dalam Festival Obon dan kunjungan pertama saat tahun baru (commons.wikimedia.org/Mason_tang_photography | freepik.com/freepik)
Kuil Buddha dan kuil Shinto memiliki agenda tahunan sebagai lokasi digelarnya festival serta upacara dengan tujuan masing-masing. Festival di Kuil Buddha biasanya dikaitkan dengan peringatan keagamaan, seperti kelahiran Buddha, pencerahan, atau masuknya parinirwana (kematian). Festival agama Buddha biasanya termasuk pembacaan sutra, persembahan barang, dan partisipasi dalam upacara keagamaan.
Salah satu contoh festival penting, yakni Obon. Festival ini diyakini sebagai kembalinya roh nenek moyang dan mengunjungi kerabat mereka. Selama Obon, lentera dinyalakan di kuil dan akan menampilkan tari tradisional.
Sedangkan kuil Shinto cenderung lebih fokus pada alam dan komunitas lokal. Festival yang mereka merupakan peristiwa musiman, seperti datangnya musim semi, panen, atau siklus pembaharuan alam. Gak heran, kalau Jepang menggelar banyak festival meriah setiah tahunnya.
Salah satu festival yang terkenal, yakni Hatsumode, kunjungan kuil pertama di Tahun Baru. Pada kunjungan ini, para umat mengungkapkan harapan mereka untuk tahun yang akan datang dan menerima jimat keberuntungan. Contoh lainnya, ada Shichi Go San, festival untuk merayakan pertumbuhan anak-anak pada usia, 3, 5, dan 7 tahun.
Sekarang kamu sudah tahu perbedaan kuil Buddha dan kuil Shinto di Jepang. Meski tampak mudah dibedakan, tapi sejumlah kuil Buddha maupun kuil Shinto sudah mengalami akulturasi. Hal ini membuat keduanya semakin sulit dibedakan para wisatawan.