Sebagai salah satu pusat pemerintahan pada masa kerajaan, Jawa Timur punya banyak situs bersejarah yang bisa dikunjungi, candi misalnya. Bangunannya yang begitu cantik dan estetik menarik minat banyak wisatawan, baik dari lokal maupun mancanegara.
Apalagi kita bisa sembari mengenal sejarah masa lampau dari peninggalan-peninggalan berharga tersebut. Kira-kira ada candi mana saja di Jawa Timur? Yuk, simak ulasannya berikut ini!
Candi ini berada di Desa Penataran, Kabupaten Blitar. Candi Penataran dipercaya sebagai yang terluas di Jawa Timur dan sudah ada sejak Kerajaan Kediri pada tahun 1200 Masehi.
Tertulis dalam kitab Negarakertagama, Candi Penataran disebut pula sebagai Candi Palah. Terdapat kekhasan dalam reliefnya, yakni wujud manusia digambarkan dengan wayang kulit.
Lokasi: Desa Penataran, Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB
Harga: Rp3.000
Candi ini masih tergabung dengan Kawasan Situs Arkeologi Trowulan, bekas ibu kota Majapahit. Candi yang dibangun menggunakan bata merah ini berukuran panjang sekitar 22,5 meter dengan lebar 18 meter dan ketinggian 20 meter.
Candi ini dipercaya didirikan pada abad ke-15 Masehi. Terdapat candi-candi lain yang sudah runtuh di sekitarnya, seperti Candi Muteran, Candi Gedung, Candi Tengah dan Candi Gentong.
Saat masa penggalian, barang-barang kuno seperti perhiasan, alat-alat keagamaan dari logam, dan arca kerap ditemukan. Dulunya, Candi Brahu dipercaya digunakan sebagai tempat pembakaran jenazah para raja.
Lokasi: Dukuh Jambu Mente, Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB
Harga: gratis
Candi yang sudah berumur sekitar 1400 tahun ini merupakan peninggalan Prabu Gajayana, penguasa Kerajaan Kanjuruhan yang tertera pada prasasti Dinoyo bertahun 760 Masehi. Arsitekturnya disebut sebagai peralihan gaya bangunan Klasik dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.
Seperti candi Hindu lainnya, terdapat relung berisi arca di bagian luarnya. Dua relung di bagian kanan dan kiri pintu harusnya berisi arca Mahakala dan Nandiswara.
Ditemukan pada tahun 1921, Candi Badut masih berupa bukit reruntuhan dan tanah. Dalam hal relief, candi ini mempunyai kesamaan dengan Candi Dieng di Jawa Tengah.
Lokasi: Dusun Karang Besuki, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-17.00 WIB
Harga: gratis
Sesuai namanya, candi ini memiliki kaitan sejarah yang erat dengan Kerajaan Singosari. Bangunan candi ini berada di tengah halaman.
Badan candi berdiri di atas batur kaki dengan ketinggian 1,5 meter tanpa hiasan. Sekilas, bangunan Candi Singosari terlihat bersusun dua, padahal tidak.
Candi yang berada di Desa Candirenggo ini dikenal pula dengan nama Candi Cungkup atau Candi Menara, karena merupakan yang tertinggi pada masanya. Candi Singosari merupakan candi Syiwa yang dibangun untuk menghormati raja Kertanegara.
Lokasi: Desa Candirenggo, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 07.00-17.00 WIB
Harga: Rp5.000
Masyarakat menyebut Candi Bajang Ratu dengan nama Gapura Bajang Ratum, karena dulunya bangunan tersebut digunakan sebagai tempat suci memperingati wafatnya Raja Jayanegara. Batu bata merah yang khas menjadi ciri utama candi yang terletak di Kecamatan Trowulan ini.
Bangunan peninggalan Majapahit ini mempunyai satu pintu tanpa bilik utama dan tanpa relung pula di sisi luarnya. Setiap detailnya bangunan ini sangat menarik. Semuanya tampak rumit dan memukau.
Lokasi: Jalan Candi Tikus Nomor 9, Pelem, Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 08.00-16.00 WIB
Harga: Rp5.000
Masih berada di Kawasan Trowulan, Candi Tikus memiliki bentuk berupa pertirtaan atau pemandian kerajaan keluarga. Pakar sejarah dan arkeologi menyatakan dulunya candi ini bisa juga difungsikan sebagai tempat penyaluran air dan tempat pemujaan.
Untuk bisa sampai ke situs bersejarah ini, kamu akan melewati dua situs bersejarah lainnya, yakni Kolam Segaran dan Candi Bajang Ratu. Keduanya berada di sebelah kiri jalan, begitu pula dengan Candi Tikus.
Lokasi: Jalan Raya Trowulan, Jatirejo, Temon, Kecamatan Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 06.30-16.30 WIB
Harga: Rp3.000 untuk dewasa dan Rp1.500 untuk anak-anak
Candi Jago berbentuk teran punden berundak, semakin ke atas ukurannya semakin mengecil. Tingginya sekitar 10 meter dan lebar sekitar 14 meter, dengan panjang mencapai 24 meter.
Didirikan pada abad ke-13 pada zaman Kerajaan Singosari, candi ini dibangun menggunakan batuan andesit. Kamu bisa menemukan relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra di sini.
Menurut kitab Negarakertagama dan Pararaton, pembangunan Candi Jago berlangsung sejak tahun 1268 Masehi hingga 1280 Masehi atas perintah Raja Kertanegara. Motif padma atau teratai pada candi menandakan keterkaitan Candi Jago dengan Kerajaan Singosari.
Lokasi: Jalan Wisnuwardhana, Tumpang, Kecamatan Tumpang, Malang, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 09.00-17.00 WIB
Harga: gratis
Candi berbentuk pertirtaan atau tempat pemandian ini merupakan peninggalan Raja Udayana yang diberikan kepada putranya, Raja Airlangga, setelah dinobatkan sebagai Raka Sumedang Kahuripan. Mata air di sini dipercaya mampu menyembuhkan penyakit, makanya selalu ramai pengunjung.
Lokasinya berada di ketinggian 800 meter di atas permukaan laut, tepatnya di lereng barat Gunung Penanggungan. Candi Jolotundo memiliki tempat air dengan dinding batu.
Terdapat kolam bertingkat, serta kolam ikan berukuran 6x8 meter. Tak jarang, Candi Jolotundo didatangi warga saat malam hari untuk melakukan ritual tertentu.
Lokasi: Area Hutan, Trawas, Mojokerto, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari, 24 jam
Harga: Rp10ribu untuk dewasa dan anak-anak Rp5.000
Candi Belahan atau Sumber Tetek dikenal juga sebagai Pertirtaan Belahan. Tempat pemandian ini dibangun pada abad ke-11 pada masa pemerintahan Raja Airlangga.
Pemandian berbentuk kolam persegi empat dengan sumber air dari sebuah sungai kecil. Sejarahnya, tempat pemandian ini sempat digunakan untuk mandi selir-selir Prabu Airlangga.
Dengan begitu, dibangunlah dua patung permaisuri Prabu Airlangga, yakni Dewi Laksmi dan Dewi Sri. Dua patung tersebut mengalir aliran air yang berasal dari payudara patung, karena itulah pemandian kerap disebut sebagai Sumber Tetek.
Lokasi: Dusun Belahan Jowo, Desa Wonosunyo, Kecamatan Gempol, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari, 24 jam
Harga: Rp3.000
Candi ini didirikan atas perintah raja terakhir Kerajaan Singosari, yakni Raja Kertanegara. Memiliki ketinggian 24,5 meter, lebar 9 meter, dan panjang sekitar 14 meter membuat candi ini tampak begitu megah.
Bentuknya mirip Candi Prambanan, karena atapnya memadukan stupa dan kubus meruncing pada pucuknya. Candi ini menggunakan dua jenis batu yang berbeda. Pada bagian kaki hingga selasar menggunakan batu hitam, sedangkan tubuh candi menggunakan batu putih.
Lokasi: Jalan Raya Candiwates, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur
Jam operasional: setiap hari pukul 07.00-17.00 WIB
Harga: gratis
Nah, itulah sepuluh wisata candi yang tersebar di Jawa Timur untuk rekomendasi liburan serumu. Dari sepuluh candi di atas, mana saja yang sudah pernah kamu kunjungi?