Masjid Agung Manonjaya (instagram.com/lellytiranawati)
Tahukah kamu kalau Masjid Agung Manonjaya adalah satu-satunya masjid bersejarah di Tasikmalaya yang arsitekturnya masih asli? Namun, bukan berarti bangunan ini tidak mengalami perubahan atau renovasi dari masa ke masa. Renovasi tetap dilakukan untuk mempertahankan eksistensinya.
Masjid berusia 187 tahun itu, pertama kali direnovasi pada 1952 untuk memperbaiki atapnya dan pelebaran. Awalnya, masjid tersebut berukuran 16x16 meter, kemudian menjadi 16x18 meter. Renovasi ringan juga pernah dilakukan pada 1972.
Badan Arkeologi RI yang merujuk Undang-Undang Kepurbakalaan, menetapkan Masjid Agung Manonjaya sebagai bangunan cagar budaya pada 1 September 1975 bersama dengan Masjid Agung Sumedang. Diperkuat melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 5 Tahun 1992. Keputusan ini diambil dengan alasan usia bangunan masjid dan arsitekturnya yang khas.
Pada 1977 terjadi gempa bumi yang mengakibatkan kerusakan pada bangunan Masjid Agung Manonjaya. Perbaikan pun dilakukan untuk mempertahankan masjid ini. Perbaikan kembali dilakukan pada 1988 yang diprakarsai oleh Wadana atau Pembantu Bupati wilayah Manonjaya.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat melakukan pemugaran pada 1992 dengan Proyek Pelestarian dan Pemanfaatan Peninggalan Sejarah dan Purbakala. Pemugaran kali ini meliputi perbaikan atap, penampil serambi timur, hingga plesteran tiang-tiang serambi. Proyek ini selesai pada Februari 1992.
Pada 2 September 2009, Tasikmalaya kembali diguncang gempa yang mengakibatkan kerusakan pada Masjid Agung Manonjaya. Gempa itu berkekuatan 7,3 SR. Tercatat pula oleh Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, terjadi gempa susulan berkekuatan 5 SR.
Kerusakan yang cukup signifikan membuat masjid ini harus mengalami pemugaran besar-besaran pada 2011. Perbaikannya hampir total, meliputi atap bersusun tiga, atap menara tengah dan menara kembar, bahkan dinding serta lantainya. Akibat rentetan perbaikan di atas, keaslian atau nilai sejarah masjid ini mengalami penurunan.
Meski sudah mengalami banyak perubahan, tapi tidak menyurutkan kecintaan masyarakat untuk merawat Masjid Agung Manonjaya. Masjid ini masih tetap menjadi wisata religi kebanggaan masyarakat setempat. Selain sebagai tempat ibadah, masjid bersejarah itu juga menjadi tempat ngabuburit bersama dengan alun-alun di depannya.