Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Selalu Dingin, 5 Tempat di Dunia Ini Paling Jarang Disinari Matahari 

unsplash.com/Ming Chen

Karena terletak di garis katulistiwa, Indonesia mendapatkan sinar matahari yang berlimpah di seluruh wilayahnya. Kendati demikian, durasi penyinaran matahari di Indonesia juga ideal dan tidak terlalu panas.

Sementara beberapa negara mendapatkan durasi penyinaran sinar matahari yang ideal atau panjang setiap tahunnya, ada juga negara yang mendapatkan sinar matahari cukup rendah, dari beberapa jam per hari hingga tanpa sinar matahari sama sekali selama berhari-hari. Akibatnya, suhu di tempat ini selalu dingin, bahkan tak jarang mengalami siang hari yang gelap.

Lantas mana saja ya kira-kira tempat di bumi yang paling jarang disinari cahaya matahari? Dikutip dari laman Endesa dan World Atlas, ini beberapa tempat paling jarang terkena sinar matahari.

1. Torshavn, Kepulauan Faroe

unsplash.com/Mélanie Martin

Tórshavn adalah kota terbesar dan ibu kota Kepulauan Faroe. Kota ini terletak di bagian selatan pantai timur Streymoy dan berbatasan dengan dua gunung, yaitu Húsareyn (346,8 meter) di bagian barat laut dan Kirkjubøreyn (350,5 meter) di bagian barat daya.

Tórshavn merupakan salah satu tempat paling berawan di bumi. Tempat ini hanya mendapatkan rata-rata 2,4 jam sinar matahari per hari dan 840 jam per tahun.

2. Barrow, Amerika

unsplash.com/Deborah Schildt
unsplash.com/Deborah Schildt

Barrow merupakan kota yang terletak di titik paling utara Alaska. Barrow juga merupakan titik paling utara Amerika Serikat dan landmark yang menandai batas antara dua laut marjinal Samudra Arktik, yaitu Chukchi dan Beaufort.

Di Barrow bisa berlalu dua bulan tanpa adanya sinar matahari, karena letaknya hanya beberapa ratus kilometer dari Lingkaran Kutub Arktik. Kendati demikian, Barrow juga mengalami fenomena alam yang dikenal sebagai "midnight sun", yaitu peristiwa ketika matahari masih tampak pada tengah malam dan biasanya terjadi pada bulan Mei selama tiga bulan.

3. Rjukan, Norwegia

gausta.com
gausta.com

Rjukan adalah salah satu tempat terunik di dunia. Berjarak sekitar 170 kilometer dari Oslo dan terletak di sebuah lembah di sebelah selatan Norwegia serta dikelilingi oleh pegunungan, letak geografis ini membuat Rjukan punya pemandangan alam yang indah tapi juga tidak menerima sedikit pun sinar matahari selama 6 bulan dalam setahun.

Pegunungan yang ada di sekeliling Rjukan membuat tempat ini tidak mungkin terkena sinar matahari dari September hingga Maret. Tetapi, situasi ini berubah beberapa tahun yang lalu. Pada tahun 2013, tiga buah cermin heliostat dipasang di tempat ini. Cermin ini bergerak dan berputar pada sumbu tertentu, untuk menangkap sinar matahari yang membuat penduduk Rjukan dapat merasakan sinar matahari saat mereka keluar rumah.

4. Chongqing, Cina

unsplash.com/Ming Chen

Chongqing adalah kota populer yang terletak di barat daya Cina dan termasuk salah satu kota terpadat di negara ini. Kota ini beriklim subtropis yang lembap dan mengalami kondisi iklim yang sangat basah hampir sepanjang tahun.

Karena terletak di Cekungan Sichuan, kota ini memiliki jam matahari tahunan yang rendah, yaitu hanya 1.054 jam sinar matahari per tahun. Chongqing menerima sinar matahari paling sedikit di bulan Desember dan Januari, yaitu sebesar 8 persen dan tertinggi di bulan Agustus, yaitu sebesar 48 persen.

5. Sao Joaquim, Brasil

unsplash.com/Joao Vitor Marcilio
unsplash.com/Joao Vitor Marcilio

São Joaquim terletak di Santa Catarina, Brasil Selatan. Kota ini terletak di ketinggian 1.360 meter, dan karena ketinggiannya, kota ini mengalami iklim dataran tinggi subtropis. Bahkan, São Joaquim mengalami musim panas yang sejuk dan suhu rendah selama musim dingin.

Kota ini hanya menerima sinar matahari tahunan rata-rata selama 1.055 jam per tahun. Bulan terpanas adalah bulan Januari dengan suhu rata-rata 17 derajat Celcius, sedangkan bulan terdingin adalah Juli dengan suhu rata-rata 9 derajat Celcius.

Itulah beberapa tempat di dunia yang paling jarang terkena sinar matahari. Kita yang tinggal di Indonesia patut bersyukur karena bisa mendapatkan sinar matahari setiap tahunnya dan merasakan hangatnya berjemur di pagi hari. Sebab, di sebagian belahan dunia, sinar matahari adalah hal yang langka dan hanya bisa dinikmati pada momen tertentu.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Eka Ami
EditorEka Ami
Follow Us