Jadwal Festival Pacu Jalur Riau, Catat Tanggalnya ya!

Aksi Rayyan Arkhan Dhika dalam acara Pacu Jalur berhasil menarik perhatian pemerintah Indonesia hingga dunia. Dengan tren aura farming, aksi selebrasinya ditirukan oleh atlet sampai aktris di luar negeri. Hal ini menjadi kesempatan baik untuk memperkenalkan olahraga tradisional asal Riau ini.
Berkat kepopuleran aksi Dhika itu, Gubernur Riau pun mengangkatnya sebagai Duta Pariwisata Riau. Selain itu, pemerintah berencana mendaftarkan olahraga Pacu Jalur sebagai warisan tak benda di UNESCO. Lalu, apa sih sebenarnya Pacu Jalur itu? Artikel ini akan membahas sejarah hingga jadwal festival Pacu Jalur.
1. Definisi Pacu Jalur

Pacu Jalur adalah lomba mendayung yang masih dilestarikan di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Bukan sekadar adu cepat, Pacu Jalur sudah menjadi identitas untuk warga Kuansing.
Pacu sendiri berarti lomba, sedangkan jalur merupakan perahu dari kayu gelondong yang tidak bersambung. Satu jalur dengan panjang 25—40 meter didayung oleh 50—60 orang yang disebut anak pacu. Kemudian, kelompok ini dibagi lagi berdasarkan tugasnya masing-masing. Berikut ini sebutan dan tugas orang-orang tersebut:
Tukang concang yang bertugas memberi aba-aba.
Tukang pinggang bertugas mengambil kemudi
Tukang onjai bertugas menggoyangkan badan untuk memberikan irama
Tukang tari atau anak coki berdiri paling depan. Anak coki menari ketika perahu sudah unggul dan jika sudah melewati garis finish, tukang tari langsung melakukan sujud syukur di perahu tersebut.
2. Sejarah Pacu Jalur untuk peringatan hari besar Islam

Perahu atau jalur adalah transportasi utama di Rantau Kuantan sejak abad ke-17. Tak hanya membawa warga berpindah dari satu daerah ke daerah lain, tapi juga membawa hasil kebun seperti pisang dan tebu. Jalur semakin berkembang, bahkan diukir membentuk kepala ular, harimau, atau buaya; dan diberi selendang.
Perubahan itu menunjukkan jalur tak hanya sebagai alat transportasi tapi juga identitas sosial. Sebelumnya, hanya bangsawan penguasa dan datuk yang bisa berkendara menggunakan jalur yang sudah dihias. Namun setelah satu abad, jalur tak lagi eksklusif untuk satu golongan saja. Bahkan dijadikan ajang perlombaan bernama Pacu Jalur yang bisa diikuti oleh semua kalangan masyarakat.
Lomba Pacu Jalur awalnya digelar untuk memperingati hari besar Islam seperti Tahun Baru Islam, Idul Fitri, dan Maulid Nabi. Kemudian, Pacu Jalur juga digelar memperingati hari lahir Wilhelmina pada 1890. Berkembang, Pacu Jalur saat ini dirayakan untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.
3. Jadwal Pacu Jalur bisa ditonton pada Juli—Agustus 2025

Lomba Pacu Jalur tak hanya diselenggarakan satu hari, melainkan satu bulan full mulai dari Juni—Agustus 2025. Acaranya meliputi beberapa acara sebelum malam puncak yang dilaksanakan di Tepian Narosa. Untuk lebih detailnya, berikut ini jadwal festival Pacu Jalur beserta tempat acara berlangsung:
Rayon 1 di Tepian Nyiur Melambai, Cerenti pada 13—15 Juni 2025
Rayon 2 di Tepian Gudang Pulau Gobah, Hulu Kuantan pada 20—22 Juni 2025
Rayon 3 di Tepian Rajo, Pangean pada 4—6 Juli 2025
Rayon 4 di Tepian Datuak Bandaro Lelo Budi, Kuantan Tengah pada 18—20 Juli 2025
Mini di Tepian Ronge Biru, Pulau Aro, Kuantan Tengah pada 25—27 Juli 2025
Event Kebudayaan di Tepian Lubuak Sobae, Kuantan Hilir pada 7—10 Agustus 2025
Mini Teluk Kuantan di Tepian Narosa Teluk kuantan, Kuantan Singingi pada 16—18 Agustus 2025
Event Tradisional di Tepian Narosa, Kuantan Tengah pada 20—24 Agustus 2025
Tak hanya jadi hiburan lokal, Pacu Jalur kini mendunia berkat peran sang tukang tari. Jika tertarik untuk nonton, jangan lupa cek jadwal festival Pacu Jalur dulu ya. Pastikan ke tempat yang tepat mengingat acara Pacu Jalur diadakan di berbagai lokasi.