Seychelles, Negara Eksotis dengan 115 Pulau di Afrika Timur

Seychelles dikenal karena berhasil melindungi sebagian besar keanekaragaman hayati, seperti perlindungan burung nasional mereka, Seychelles Black Parrot. Pulau-pulau di Seychelles dapat membanggakan populasi Kura-kura Raksasa Aldabra mereka, yang merupakan kura-kura terbesar di dunia. Negara kepulauan tersebut juga mengklaim beberapa koloni burung laut terbesar di dunia.

Ekosistem laut di terumbu karang perairan Seychelles tidak kalah luar biasa. Ada lebih dari 1.000 spesies ikan yang telah didokumentasikan. Satwa liar saat ini tidak takut pada penyelam karena upaya konservasi yang melarang orang-orang memancing dengan tombak dan dinamit. Beberapa pemutihan terumbu karang telah terjadi, namun tampaknya mulai pulih.

Ada 75 spesies tanaman asli di setiap pulau, termasuk pohon kelapa Coco de Mer yang terkenal, pohon ubur-ubur, dan Wrights Gardenia.

Populasi negara ini terdiri dari orang-orang yang beremigrasi ke sana karena Seychelles tidak memiliki populasi penduduk asli. Afrika, Perancis, India, dan mereka yang merupakan keturunan Tionghoa adalah kelompok etnis terbesar. Bahasa resminya adalah Prancis, Seychellois Creole, dan Inggris.

Agama yang dominan adalah Kristen dan Katolik Roma yang terdiri dari 76,2 persen, Anglikan 6,1 persen, dan 2,4 persen dari denominasi Kristen lainnya. Hindu (2,4 persen), Muslim 1,6 persen, serta non-Kristen 1,1 persen.

Seychelles memiliki ekonomi berkembang campuran yang sangat bergantung pada sektor jasa pada umumnya dan industri pariwisata yang lebih khusus. Meskipun defisit perdagangan terus terlihat, ekonomi Seychelles telah mengalami pertumbuhan yang stabil. Produk domestik bruto (PDB) tumbuh lebih cepat daripada populasi di negara tersebut, dan pendapatan nasional bruto (PNB) per kapita secara signifikan lebih tinggi daripada yang ditemukan di sebagian besar negara-negara di benua Afrika.

Dari ikan yang baru ditangkap hingga buah yang ditanam secara lokal, dari kari pedas hingga pisang goreng, pastinya ada sesuatu di Seychelles untuk menggugah selera.

Ikan asin dan ikan segar yang dibakar mungkin menjadi salah satu makanan khas di setiap negara yang dikelilingi oleh laut, begitu pula dengan Seychelles. Namun, Seychelles memiliki kuliner yang lebih unik lagi seperti lentil, sosis rougay, satini, dan kari kelapa. Yummy!

Arsitektur Seychelles terbilang bergaya unik dan praktis dalam desainnya. Hal ini jelas menggambarkan pengaruh kolonial dan menggabungkannya dengan pertimbangan praktis seperti atap curam untuk berlindung dari hujan, beranda lebar untuk memanfaatkan iklim yang mendorong aktivitas di luar ruangan, serta menikmati angin pulau yang sepoi-sepoi.

Masa lalu kolonial Seychelles terlihat dalam persaingan antara pemilik tanah dan perkebunan yang kaya dalam menciptakan arsitektur yang paling mewah untuk tempat tinggal mereka, sering kali terlihat pada tangga megah di empat sisi rumah. Dan secara tradisional, rumah mereka memiliki dapur di luar ruangan supaya aroma masakan yang lezat tidak masuk ke ruang tamu.

Selama bertahun-tahun, cerita rakyat Seychelles secara tradisional berputar di sekitar karakter-karakter tertentu seperti 'Soungula' yang terkenal karena kepintaran dan daya nalarnya dalam menyelesaikan masalah kehidupan, serta kepribadian warna-warni lainnya seperti Frer Zako, Kader, Tizan dan Kousoupa.

Dongeng dan cerita populer tertentu masih beredar, tentunya di masa-masa sebelum adanya televisi dan banyaknya hiburan populer. Cerita rakyat tetap menjadi media untuk memberi wawasan kepada pendengarnya tentang nilai-nilai moral.

Tertarik untuk datang ke Seychelles?