5 Sisi Gelap Filipina yang Tak Seindah Alamnya

- Kota-kota besar di Filipina memiliki kepadatan penduduk tinggi dan transportasi umum kurang efektif, serta jalanan yang semrawut dan infrastruktur buruk.
- Filipina memiliki tingkat polusi udara yang tinggi, terutama di kota-kota besar, dengan partikel timbal tiga kali lebih tinggi dari batas yang dapat diterima menurut WHO.
- Pemukiman kumuh di Filipina seperti Metro Manila dan Tondo memiliki kepadatan penduduk yang tinggi, dengan masyarakat yang terpaksa mengonsumsi "pagpag" atau makanan daur ulang dari sisa-sisa restoran.
Apa yang kamu bayangkan ketika mendengar negara Filipina? Negara kepulauan tetangga Indonesia ini menawarkan pantai berpasir putih yang indah. Beberapa tahun terakhir pun, Filipina menjadi tujuan favorit di kalangan digital nomad.
Harga akomodasi yang murah juga membuat Filipina disukai para pelancong, termasuk wisatawan dari Indonesia. Namun, di balik keindahannya, ada beberapa sisi gelap Filipina yang memungkinkan wisatawan merasa kurang nyaman saat mengunjunginya.
Kira-kira apa yang membuat sebagian wisatawan perlu berpikir kembali sebelum mengunjungi Filipina, atau merasa kurang nyaman dengan kondisinya? Berikut beberapa sisi gelap Filipina yang perlu kamu tahu.
1. Lalu lintas padat di kota-kota besar

Buat kamu yang ingin liburan di tempat yang tenang, hindari kota-kota besar di Filipina. Manila, Makati, dan Kota Pasay merupakan kota besar dengan kepadatan penduduk yang tinggi.
Transportasi umum tersedia untuk memudahkan pelancong keliling kota. Sayangnya, penduduk yang padat membuat transportasi umum di kota-kota tersebut jadi kurang efektif.
Jalanan di Filipina terkenal semrawut dan sebagian infrastrukturnya buruk. Belum lagi pengemudi yang ugal-ugalan dan peraturan lalu lintas praktis tidak ada di Filipina. Tingkat kemacetan di kota besar di Filipina hampir sama dengan Kota Jakarta.
2. Tingkat polusi udara yang tinggi

Selain risiko keselamatan berkendara, Filipina juga punya tingkat polusi udara yang tinggi. Polusi udara semakin tinggi di kota-kota besar, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Dilansir dari Way to Stay, World Health Organization (WHO) menyatakan tingkat partikel timbal di udara di Manila tiga kali lebih tinggi dari yang dapat diterima. Meski demikian, indeks kualitas udara di Filipina belum pada tingkat yang dapat menimbulkan risiko kesehatan serius.
Namun, tetap saja, hal tersebut dapat menimbulkan reaksi dan kekhawatiran wisatawan yang memiliki riwayat penyakit pernapasan. Sebab, gak cuma jumlah kendaraan yang banyak, tetapi knalpot diesel kerap digunakan pada transportasi umum di Filipina.
3. Banyak pemukiman kumuh di pinggiran kota

Dilansir dari Buletin Macapat, pemukiman kumuh di Filipina yang terkenal berada di Metro Manila dan Tondo. Metro Manila setidaknya ditinggali kira-kira 37 persen penduduk atau lebih dari 40 juta orang Filipina tinggal di daerah kumuh. Sedangkan, Tondo merupakan daerah yang dibangun di pinggiran Manila dengan kepadatan penduduk 80 ribu orang per kilometer persegi.
Apakah kamu pernah mendengar pagpag? Makanan sisa yang telah dibuang restoran dan dikumpulkan dari tempat sampah. Kemudian, diambil, dicuci, dan dimasak ulang untuk dijual atau dikonsumsi sendiri.
Makanan daur ulang ini seolah terpaksa dikonsumsi masyarakat Filipina yang tinggal di kawasan kumuh dan di bawah garis kemiskinan. Tentu saja makanan ini memiliki risiko pada kesehatan tubuh, meskipun masyarakat kurang mampu di Filipina mengatakan kalau makanan tersebut rasanya enak.
4. Ancaman terorisme dan tingkat kejahatan tinggi

Di balik keindahan alamnya, terorisme dan tingkat kejahatan di Filipina cukup tinggi. Serangan terorisme bisa terjadi di mana saja, termasuk bandara, angkutan umum, hotel, pusat perbelanjaan, bahkan tempat ibadah dan kawasan wisata.
Melansir Smart Traveller, pada 3 Desember 2023, terjadi serangan teroris di Kota Marawi yang mengakibatkan empat orang tewas dan lainnya luka-luka. Ancaman penculikan dan pembajakan di Filipina bagian selatan juga tergolong tinggi, terutama di Kepulauan Sulu.
Penculik mungkin menargetkan kawasan wisata populer. Jadi, pelancong patut memastikan keamanan akomodasi dan jangan bepergian menggunakan perahu.
Sejumlah geng kerap membius wisatawan sebelum merampas dan menyerang. Pencopetan, penjambretan, dan penipuan merupakan aksi kriminal yang banyak ditemukan di Filipina. Hal ini bisa terjadi di berbagai lokasi, terutama di tempat ramai seperti pusat perbelanjaan dan sekitar mesin ATM.
Meski keamanan di Manila dan Mindanao ditingkatkan, tetapi beberapa tempat patut dihindari. Lebih baik tidak mengunjungi Mindanao Tengah dan Barat, Semenanjung Zamboanga, Kepulauan Sulu, wilayah Laut Sulu bagian selatan, Kepulauan Camiguin, Dinagat, serta Siargao. Kamu perlu memastikan daerah yang aman sebelum menentukan tujuan.
Biasanya Davao, Bohol, Makati, dan Cebu dianggap cukup aman untuk dikunjungi di Filipina. Bohol dan Cebu letaknya berdekatan, cukup populer di kalangan wisatawan. Destinasi wisatanya pun cukup lengkap, mulai wisata alam, budaya, religi, belanja, dan kuliner.
5. Rawan gempa dan badai tropis

Kondisi geografis Filipina membuatnya rawan gempa dan badai tropis. Seperti Indonesia, Filipina merupakan bagian dari Cincin Api dengan deretan gunung berapi yang melingkari Samudra Pasifik.
Sedikit berbeda, angin topan maupun badai tropis melanda Filipina setiap tahunnya. Tahun 26 Juli 2023, Topan Doksuri menghantam pulau utama Luzon. Beberapa bulan berselang, Badai Tropis Jelawat melanda pulau besar di selatan Mindanao pada Desember 2023.
Sebelum berkunjung ke Filipina, pastikan musimnya mendukung dan cukup aman untuk pelesiran. Sebab, Filipina merupakan negara kepulauan, bisa jadi evakuasinya juga lebih sulit ketika terjadi bencana. Jadi, tetap berhati-hati, ya terhadap peringatan bencana.
Setiap negara memiliki sisi gelap masing-masing, tak terkecuali Filipina, seperti yang disebutkan di atas. Meski demikian, bukan berarti Filipina tak menarik untuk dijadikan sebagai destinasi wisata. Keindahan alam dan masyarakatnya yang sangat ramah terhadap turis menjadi salah satu alasan kenapa Filipina menarik untuk dikunjungi.