TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Kerajinan Khas yang Harus Kamu Beli Saat Liburan ke Klaten

Siapa bilang di Klaten enggak ada apa-apa?

instagram.com/kun_tama11

Terletak di antara kota Solo dan Yogyakarta membuat Klaten memiliki keunikannya tersendiri. Banyaknya orang yang melintasi Klaten untuk bolak-balik Solo-Yogyakarta menjadikan Klaten sebagai salah satu kota dengan berbagai hal menarik.

Tak hanya Umbul Ponggok saja yang melegenda, tapi Klaten punya berbagai makanan khas dan kerajinan yang sebaiknya kamu coba saat sedang liburan ke sini. Inilah lima kerajinan unik yang hanya khas Klaten yang hanya ada di #WonderfulIndonesia.

1. Kerajinan gerabah di desa Melikan

Kalau Yogyakarta punya desa Kasongan, di Klaten ada desa Melikan yang sama-sama sentra pengrajin gerabah. Walaupun secara administratif Desa Wisata Melikan berada dalam Kecamatan Wedi, namun gerabah yang dihasilkan sering disebut sebagai gerabah Bayat.

Menurut masyarakat sekitar, adanya tradisi pembuatan gerabah di Bayat tidak terlepas dari peran Sunan Pandanaran atau yang sering juga disebut sebagai Sunan Tembayat atau Pangeran Mangkubumi yang merupakan tokoh penyebar agama Islam di Kabupaten Klaten, khususnya di Bayat. Beliau adalah putra dari Ki Ageng Pandan Arang, bupati pertama Semarang.

Baca Juga: 10 Tempat Wisata di Klaten buat Short Escape dari Hiruk Pikuk Kota

2. Kerajinan bebek akar bambu, desa Jambukulon

Desa Jambu Kulon dan desa sekitarnya telah lama disebut desa pengrajin. Konon, tak hanya warga Jambu Kulon yang juga membuat kerajinan akar bambu. Namun, karena letaknya paling dekat dengan jalan raya, bisnis menjadi lebih laris bahkan sampai ke mancanegara.

Satu kilometer dari jalan Jogja-Solo, kamu bisa melihat puluhan pengrajin bambu dan kayu sedang menggelar saung. Ada yang hanya dijual, ada yang pamer prosesnya dari awal.

Untuk kerajinan sejenis akar bambu, pengrajin mematok harga puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah tergantung bentuk dan ukurannya.

3. Kerajinan batik lurik di kecamatan Pedan

Saat ini, Klaten merupakan daerah yang paling memperhatikan keberlanjutan kerajinan tenun lurik. Tidak salah jika dikatakan Kabupaten Klaten adalah ibu kotanya tenun lurik.

Ada banyak desa yang menjadi sentra pengrajin lurik. Bahkan jika kita masuk atau melewati kota Klaten, di pintu masuk kita akan menemukan sebuah tugu berupa patung orang yang dianyam dengan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin).

Pedan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Klaten yang dikenal sebagai sentra kerajinan tenun lurik. Di kawasan ini, lurik memiliki sejarah yang panjang. Ada Sentra Tenun Lurik yang berhasil bertahan hingga kini, tapi banyak juga yang harus gulung tikar.

Sejak 1950, Prasodjo Tenun Center yang didirikan oleh Sumo Hartono masih bisa bertahan. Nama tersebut kemudian disingkat menjadi SH dan menjadi logo merek.

4. Kerajinan payung hias di desa Juwiring

Payung Juwiring adalah kerajinan payung cantik khas Klaten, Jawa Tengah yang terbuat dari kertas dan dicat dengan warna yang menarik. Disebut payung Juwiring karena pengrajinnya berada di daerah Juwiring, Klaten. Payung ini telah digunakan dalam pemakaman di desa-desa setempat sejak zaman Belanda.

Pada masa-masa awal pembuatan, payung Juwiring seringkali berwarna gelap, seperti cokelat, hitam, dan merah marun. Saat itu, orang memilih payung plastik karena bahannya yang awet dan warna yang beragam serta harganya yang relatif murah.

Baca Juga: 6 Rekomendasi Tempat Makan di Klaten dengan Nuansa Alam, Bikin Betah

Verified Writer

Anastasia Jaladriana

Moonlight bae.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya