TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Produk Khas Bali Ini Sudah Kantongi Sertifikat Indikasi Geografis

Mulai dari Bali, lalu seluruh Indonesia ya!

Pixabay.com/Christoph

Analisis yang dilakukan oleh Global Innovation Policy Center (GIPC), Indonesia berada pada urutan ke-45 dari 50 negara dalam Indeks Kekayaan Intelektual The US Chamber. Dalam survei tersebut ada 45 indikator yang dianalisis. Artinya, menjadi urutan ke-45 bukan hal buruk bagi Indonesia, karena hasil tersebut membuktikan bahwa Indonesia telah melakukan langkah baik untuk membawa kekayaan intelektualnya agar lebih setara dengan negara lain.

Indikasi geografis merupakan salah satu jenis dari kekayaan intelektual. Indikasi geografis adalah tanda yang menunjukkan daerah asal dari suatu barang atau produk yang memiliki karakteristik tertentu karena adanya faktor geografis dari barang atau produk tersebut. Faktor geografis yang dimaksud adalah faktor alam, faktor manusia dan/atau kombinasi keduanya.  Faktor alam meliputi keadaan iklim, cuaca dan keadaan tanah di suatu wilayah. Faktor manusia meliputi cara atau metode yang digunakan dalam proses produksi suatu barang atau produk.

Sertifikat Indikasi Geografis sangat penting untuk memberikan nilai lebih pada barang atau produk yang dihasilkan dari suatu daerah, artinya produk yang memiliki Sertifikat Indikasi Geografis adalah produk yang unik(khas) dan berkualitas. Selain itu, Sertifikat Indikasi Geografis bertujuan untuk melindungi barang atau produk yang dihasilkan oleh daerah agar tidak diklaim oleh daerah lain atau perusahaan besar. Indonesia memiliki banyak sekali barang atau produk yang telah memiliki Sertifikat Indikasi Geografis. Produk-produk tersebut tersebar di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Bali. Bali memiliki 5 produk yang telah memiliki Sertifikat Indikasi Geografis.

1. Kopi Arabika Kintamani Bali

kintamani.id/Factory

Kopi Arabika Kintamani Bali tak hanya menjadi primadona pecinta kopi di Indonesia, tapi juga primadona pecinta kopi dunia. Sesuai namanya, kopi arabika ini ditanam pada wilayah dataran tinggi Kintamani dengan ketinggian 900mdpl. Kopi arabika ini memiliki cita rasa yang unik. Sebagai kopi arabika yang memiliki tingkat rasa asam yang lebih rendah daripada kopi robusta, ternyata yang membuat kopi ini khas adalah kamu dapat menemukan rasa jeruk yang unik di dalam kopi ini.

Rasa yang khas ini muncul secara alami, bukan karena penambahan zat rasa pada kopi. Rasa jeruk yang khas pada kopi arabika Kintamani berasal dari sistem tanam kopi yang bersebelahan dengan pohon jeruk. Jadi, sudah paham belum kenapa Kopi Arabika Kintamani Bali layak mendapat Sertifikat Indikasi Geografis?

2. Mete Kubu Bali

telapakbali.blogspot.com

Jambu mete hasil budidaya para pekebun di Desa Kubu, Karangasem, Bali diminati oleh banyak masyarakat dalam negeri maupun luar negeri. Jambu mete yang berasal dari desa kubu tersebut memang ditanam secara organik, artinya tidak terdapat zat kimia yang dipakai pada proses pembudidayaan. Selain itu, jambu mete tumbuh dengan subur di Desa Kubu. Oleh karena itu, jambu mete khas Bali ini telah diekspor sebanyak 125 ton per tahun. Ekspor terbesar dikirim ke Belanda, Jerman dan India. Komoditas perkebunan Indonesia keren-keren ya!

Baca Juga: Gak Hanya Kuta, 7 Pantai di Bali Ini Cocok Jadi Destinasi Liburanmu!

3. Garam Amed Bali

garamamed.wordpress.com

Garam punya Sertifikat Indikasi Geografis?Ya! ada yang unik dengan garam di Amed, Bali. Garam Amed Bali merupakan garam yang diproduksi oleh masyarakat petani garam di Dusun Amed, Desa Purwakerthi, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali. Petani garam di Amed melakukan produksi garam secara tradisional yaitu dengan menjemur air laut dalam batang kelapa atau palungan. Biasanya produksi garam dilakukan dengan cara menjemur air laut di atas tanah.

Perbedaan cara produksi tersebut memberikan rasa yang unik pada garam amed yaitu rasa asin yang gurih. Jika kamu tertarik untuk menguji coba perbedaan rasa garam biasa dengan garam amed ini, yuk berkunjung ke Dusun Amed, Bali!

4. Tenun Gringsing Bali

wacana.co

Tenun Gringsing Bali merupakan kain tenun satu-satunya di Pulau Dewata ini. Warisan leluhur ini berasal dari Desa Tenganan, Bali. Nama Gringsing sendiri berasal dari kata Gring artinya sakit, sing artinya tidak. Gringsing bermakna tidak sakit, sesuai dengan kepercayaan masyarakat setempat bahwa kain ini adalah penolak bala. Teknik produksi yang digunakan untuk membuat kain tenun ini menggunakan teknik ikat ganda atau double ikat. Pengerjaan kain tenun ini membutuhkan waktu cukup lama dari 2-5 tahun.

Menurut pakar tekstil, kain tenun dengan teknik double ikat hanya dapat ditemukan di tiga lokasi yaitu Jepang, India dan Indonesia(Tenganan-Bali). Hal lain yang menjadi keunikan kain tenun ini adalah teknik perwarnaan yang menggunakan warna alami. Dengan keunikan yang langkah ini, Tenun Gringsing Bali sudah sepatutnya mendapat Sertifikat Indikasi Geografis, bukan?

Baca Juga: 10 Tempat Nongkrong di Bali, Referensi  Seru-seruan bareng Sahabat

Writer

IMROATUL AMALIA SAFITRI

As much as you can, keep dunya in your hand, not in your heart

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya