Belanja kebutuhan pokok di Queen Victoria Market (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)
Biaya hidup di Kota Melbourne cukup tinggi, apalagi jika mata uangmu masih Rupiah. Untuk sekali makan, butuh bujet sekitar AUD20-25 atau setara Rp200-250 ribu. Itu baru makan utama, belum jajan atau minumannya.
Nah, untuk menghemat bujet, kami memilih untuk berbelanja di Queen Victoria Market. Harga bahan-bahan makanan di sini jauh lebih murah dibanding di supermarket.
Kami kalap melihat aneka buah beri yang tak ada di Indonesia, seperti stroberi, bluberi, dan raspberi. Berbagai jenis anggur juga tampak sangat segar dan menggiurkan.
Harganya hanya AUD2-6 (Rp20-60 ribu) per kilogram. Sedangkan, di Indonesia, harga anggur dan aneka beri di atas Rp100 ribu per pack (kurang dari satu kilogram). Gimana gak kalap, ya kan?
Buka puasa di rumah, Melbourne, Australia (IDN Times/Dewi Suci Rahayu)
Setelah puas berbelanja berbagai macam bahan makanan dan buah, kami pulang dan mulai memasaknya. Untuk mengobati kerinduan Tanah Air, kami memasak cah kangkung, nasi, telur dadar, teri goreng, sambal, lengkap dengan kerupuknya.
For your information, selama di Australia, kami sangat jarang makan nasi. Kali ini kami menghadirkan brown rice sebagai menu utama berbuka.
Meski harga kangkung (AUD15=Rp15 ribu per ikat) hampir sama dengan daging (AUD2=Rp20 ribu) di sana, kami tetap memilih kangkung, supaya tetap merasa berbuka dengan keluarga di rumah.
Kami berbuka bersama tetangga kos yang beragama non-Islam. Keberagaman ini yang justru membuat puasa dan Ramadan jadi semakin lengkap sekaligus bermakna mendalam.
Kami bergandengan tangan dan bergantian memanjatkan doa dengan kepercayaan masing-masing, tanpa takut tercederai iman masing-masing. Begitu indah dan meneduhkan.