Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)
ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Eric Sanman)

Mendaki gunung menjadi aktivitas yang menantang sekaligus menyenangkan terutama buat kamu yang gemar melakukan aktivitas di alam terbuka.  Namun, salah satu risiko yang harus diantisipasi dengan baik adalah kemungkinan tersesat di jalur pendakian. Tersesat di gunung bisa sangat berbahaya, terutama jika kamu tidak siap menghadapi situasi tersebut apalagi kalau kamu merupakan seorang pendaki pemula.

Cuaca yang tidak menentu, medan yang sulit, hingga minimnya sinyal komunikasi bisa membuat situasi tersesat di gunung semakin rumit. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui beberapa tips yang dapat membantumu menghindari situasi tersesat saat berada di gunung.

So, berikut adalah lima tips sederhana namun efektif agar kamu tetap berada di jalur yang benar selama pendakian.

1. Pelajari rute pendakian sebelum berangkat

ilustrasi mempelajari rute pendakian (pexels.com/RDNE Stock project)

Sebelum mendaki, kamu bia membaca peta jalur pendakian, mencari informasi dari pendaki lain, atau mengikuti briefing dari pemandu lokal jika ada terlebih dahulu. Selain itu, kamu juga bisa mengidentifikasi titik-titik penting seperti sumber air, pos peristirahatan, atau tempat berlindung darurat di gunung yang akan kamu daki.

Memahami rute juga berarti mengetahui jarak antara satu titik ke titik lainnya, lho maksudnya adalah kamu bisa mengukur kapan harus berhenti untuk beristirahat atau memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak. Hal ini penting karena banyak pendaki yang tersesat karena tidak sadar telah melewati jalur yang seharusnya mereka lewati.

Sebelum kamu berangkat, pastikan untuk menyimpan salinan peta jalur di ponsel atau bahkan membawa peta fisik sebagai cadangan jika ponsel kehabisan baterai selama berada di gunung. Kamu juga bisa mencari aplikasi navigasi offline yang bisa diandalkan, seperti GPS atau peta digital khusus pendaki. Pastikan untuk selalu mengecek rute secara berkala selama pendakian di gunung yang kamu tuju agar kamu tidak keluar jalur.

2. Gunakan tanda alam sebagai penanda arah

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Till Daling)

Saat berada di gunung, kamu tidak selalu bisa mengandalkan teknologi untuk menavigasi jalur pendakian. Salah satu alasannya adalah sinyal ponsel sering kali hilang dan baterai perangkat elektronik bisa habis kapan saja. Oleh karenanya, sangat penting bagi kamu untuk memahami cara menggunakan tanda-tanda alam sebagai penanda arah selama melakukan pendakian atau saat berada di gunung.

Salah satu tanda alam selama pendakian yang paling umum digunakan adalah posisi matahari. Jika kamu tahu posisi matahari saat pagi atau sore, kamu bisa menggunakannya sebagai patokan arah selama di gunung, seperti mengetahui di mana timur dan barat berada.

Selain itu, kamu juga bisa menggunakan bentuk-bentuk alam lain seperti aliran sungai atau puncak bukit sebagai patokan arah. Contohnya, jika jalur pendakianmu mengikuti aliran sungai, pastikan kamu selalu berada di dekat sungai tersebut sebagai panduan. Jika kamu tersesat, mengikuti aliran air ke bawah bisa menjadi pilihan yang lebih aman karena biasanya aliran air mengarah ke pemukiman atau tempat yang lebih rendah.

Jangan lupa untuk memperhatikan tanda-tanda buatan manusia seperti papan petunjuk atau jejak pendakian yang ditandai dengan pita atau batu. Hal ini sering digunakan oleh pendaki lain atau petugas taman nasional untuk memudahkan jalur navigasi.

3. Tetap bersama rombongan atau rekan pendakian

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Sergio Scandroglio)

Salah satu aturan emas dalam pendakian adalah selalu bersama rombongan atau rekan pendakian. Tersesat sering terjadi karena seseorang berjalan terlalu jauh dari kelompok atau tidak mengikuti rombongan dengan baik.

Ketika kamu mendaki bersama teman atau kelompok, pastikan selalu ada komunikasi yang baik di antara kalian sebab jika salah satu anggota kelompok merasa lelah atau ingin berhenti, pastikan untuk selalu menunggu dan menjaga jarak yang dekat satu sama lain.

Jangan pernah mencoba mendaki sendirian di jalur yang belum kamu kenal dengan baik, apalagi jika cuaca mulai memburuk. Jika kamu mendaki bersama rombongan, buatlah kesepakatan mengenai titik-titik pertemuan atau kode sinyal jika ada yang terpisah. Misalnya, kamu bisa menggunakan peluit atau suara keras untuk memberi tanda jika ada anggota yang terpisah dari rombongan.

Jika terpaksa harus mendaki sendiri, pastikan kamu selalu memberi tahu seseorang mengenai rute yang akan kamu tempuh dan perkiraan waktu kembali.

4. Bawa perlengkapan navigasi yang tepat

ilustrasi kompas (pexels.com/Ali Kazal)

Meskipun kamu mungkin sudah hapal rute atau merasa percaya diri dengan keterampilan navigasimu, membawa perlengkapan navigasi adalah hal yang wajib. GPS, peta fisik, kompas, dan bahkan aplikasi peta offline adalah beberapa alat yang wajib kamu bawa saat mendaki gunung. Alat-alat ini akan sangat berguna jika kamu mendapati dirimu berada di jalur yang tidak dikenal atau tersesat.

Kompas menjadi salah satu alat navigasi paling dasar namun sangat efektif untuk menuntunmu menemukan arah yang benar apabila sedang berada di gunung. GPS juga bisa sangat membantu selama pendakian ini, terutama GPS yang bisa digunakan dalam mode offline. Kamu bisa men-download peta jalur pendakian sebelumnya sehingga tetap bisa mengaksesnya meskipun di gunung sangat sulit sinyal.

Pastikan kamu juga membawa baterai cadangan untuk perangkat elektronik seperti ponsel atau GPS. Jangan hanya mengandalkan satu alat navigasi, tetapi siapkan beberapa opsi cadangan agar kamu tidak kehabisan cara jika satu alat tidak berfungsi.

5. Waspadai perubahan cuaca dan kondisi lingkungan

ilustrasi menadaki gunung (pexels.com/Tuong Chopper)

Cuaca di gunung bisa berubah dengan sangat cepat dan drastis, misalnya pagi yang cerah bisa tiba-tiba berubah menjadi kabut tebal atau badai dalam hitungan jam. Perubahan cuaca di gunung seperti ini bisa sangat membingungkan dan membuat kamu kehilangan orientasi.  

Jika kamu melihat tanda-tanda cuaca buruk seperti angin kencang atau awan gelap, segeralah mencari tempat yang aman untuk berlindung dan jangan lanjutkan perjalanan pendakian kamu.

Selain cuaca, kondisi lingkungan juga perlu diperhatikan sebab terkadang medan pendakian yang basah dan licin bisa mengubah jalur pendakian menjadi tidak terlihat, sehingga kamu bisa salah jalan. Jika cuaca mulai buruk, lebih baik menunda pendakian daripada mengambil risiko tersesat atau kecelakaan di jalur yang sulit. Jangan remehkan faktor cuaca selama pendakian karena itu bisa menjadi salah satu penyebab utama tersesat di gunung.

Tersesat di gunung bukanlah sesuatu yang diinginkan oleh siapa pun, tetapi dengan persiapan yang tepat, risiko tersebut bisa diminimalisir. Semua langkah dan tips yang dijelaskan di atas akan membuat pendakianmu lebih aman, berkesan, dan pastinya menyenangkan. Jangan lupa, persiapan yang matang menjadi bekal utama untuk mengatasi berbagai kemungkinan yang ada di gunung.

Satu hal yang tak boleh ketinggalan selama pendakian berlangsung tetap berdoa dan minta perlindungan kepada Tuhan supaya kamu beserta rombongan bisa pulang pergi dengan sehat dan selamat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team