Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
gambar seorang pendaki (unsplash.com/NEOM)
gambar seorang pendaki (unsplash.com/NEOM)

Salah satu kekhawatiran orang yang belum pernah naik gunung dan awam soal ini adalah masalah kebersihan diri. Maklum, meski gunung memiliki beberapa spot dengan view luar biasa, tetapi hampir seluruh wilayahnya adalah hutan lebat tanpa fasilitas apa pun. Termasuk fasilitas dasar, seperti toilet.

Well, ketika mendaki gunung, kamu harus siap dengan segala keterbatasan yang ada. Para pendaki sendiri biasanya hanya berganti baju dengan pakaian bersih saat akan tidur. Lantas, bagaimana kalau kita mau buang air besar (BAB)? Biar kamu gak bingung, beberapa tips BAB saat mendaki gunung ini bisa coba diterapkan!

1. Hindari jalur pendakian atau dekat lokasi camping

gambar tenda pendaki di tengah hutan (unsplash.com/Andrew Scofield)

Di gunung memang gak ada toilet, tapi bukan berarti kamu bisa BAB di sembarang tempat. Sebisa mungkin pilih lokasi yang jauh dari lokasi camping. Idealnya, jarak antara lokasi camping dengan tempat buang air besar adalah 30 meter.

Selain gak boleh berada terlalu dekat dengan tenda, kamu juga gak boleh BAB di dekat jalur pendakian. Meski saat itu suasana sepi, tetapi yang namanya dekat dengan jalur, kemungkinan ada orang lain lewat dan melihat akan selalu ada. 

2. Pilih lokasi yang tertutup

gambar orang berjalan di tengah hutan (unsplash.com/Joshua Earle)

Menahan buang air besar memang menyiksa, tapi kamu juga harus lihat dulu keadaan sekitar. Setelah menemukan lokasi yang cukup jauh dari jalur dan lokasi camping, kamu juga perlu memastikan kalau lokasi yang kamu pilih aman. Aman di sini bukan hanya tertutup, namun juga aman dari ancaman binatang buas.

Pendaki berpengalaman biasanya dapat mengenali jejak kaki binatang, bahkan mengetahui apakah jejak itu masih baru atau sudah lama. Jika saat survei lokasi kamu menemukan jejak kaki hewan, sebaiknya jangan BAB di sana.

3. Jangan pernah BAB di sumber air

gambar sungai di tengah hutan (unsplash.com/verdian chua)

Banyak dari kita beranggapan kalau sungai bisa jadi tempat yang ideal untuk buang air besar. Faktanya, sumber air justru jadi tempat yang harus dihindari.

Perlu kamu ketahui, keberadaan sungai di pegunungan menjadi berkah tersendiri bagi para pendaki. Selain digunakan untuk membersihkan diri, pada pendaki juga mengambil air untuk keperluan memasak dan minum. Ditambah lagi, sungai ini gak hanya mengalir di area gunung, tapi juga ke pemukiman warga.

Penduduk menggunakannya untuk kebutuhan sehari-hari. Jika kamu buang air di sungai, kamu akan merugikan banyak orang. Terakhir, di malam hari, sungai jadi lokasi favorit para hewan untuk berkumpul. Jadi sebaiknya kamu jauh-jauh dari sana!

4. Buat galian minimal sedalam 15 sentimeter

gambar orang membuat lubang di tanah (unsplash.com/Jonathan Kemper)

Sekop, gayung, dan air menjadi beberapa hal yang kamu bawa ketika hendak buang air besar di gunung. Kenapa sekop? Karena sebelum buang air, kamu wajib membuat lubang untuk buang air. Idealnya, lubang galian ini memiliki kedalaman sekitar 10-15 sentimeter.

Setelah buang airnya selesai, kamu bisa membersihkan diri dengan air, lalu menutup rapat lubang galiannya kembali. Biar lebih aman dan bau busuk gak menyebar, padatkan lubang galian dengan menggunakan kaki.

Oh iya, hindari membersihkan diri dengan tisu basah, apalagi sampai membuang bekasnya sembarangan. Tisu basah sulit terurai dengan tanah dan hanya akan berakhir jadi sampah yang mengotori area pegunungan.

5. Ajak teman untuk menemani

gambar dua orang pendaki berjalan di hutan (unsplash.com/Casey Horner)

Di kota, kamu bisa buang air sendiri. Namun di gunung, ada baiknya kalau kamu minta ditemani, terutama jika kamu buang airnya di malam hari. Ini bukan soal penakut atau gak, tapi demi alasan keamanan.

Namanya di hutan, kita harus tetap waspada untuk semua kemungkinan. Jika ada apa-apa, kalian bisa saling menolong. Oh iya, selain bawa satu orang teman, jangan lupa untuk memberitahu teman-teman lain kalau kamu mau pergi untuk buang air. 

Buang air besar mungkin perkara simpel, tapi di gunung, kondisi dan situasinya gak seperti di kota atau pemukiman warga. Kamu bukan hanya harus membuat sendiri toiletnya, tapi juga memastikan kalau aktivitas kamu gak merugikan siapa pun. Semakin siap untuk mendaki gunung, kan?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team