Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pendakian
ilustrasi pendakian (pexels.com/Pawan Yadav)

Intinya sih...

  • Pendakian tektok memerlukan stamina dan ketahanan fisik yang kuat

  • Minim waktu istirahat dan pemulihan energi

  • Membutuhkan manajemen waktu dan perbekalan yang tepat

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pendakian tektok merupakan aktivitas mendaki dan turun gunung dalam satu hari tanpa bermalam, sehingga kerap dianggap sebagai aktivitas yang menantang bagi sebagian orang. Aktivitas ini kerap dilakukan oleh para pendaki berpengalaman yang memang ingin menguji stamina dan efisiensi waktu tanpa harus repot-repot membawa perlengkapan camping yang berat.

Bagi pendaki pemula, gaya pendakian ini sebetulnya bisa menjadi tantangan yang cukup besar dan berisiko bagi keselamatan dan kenyamanan. Berikut ini merupakan beberapa alasan mengapa pendakian tektok tidak direkomendasikan untuk para pendaki pemula.

1. Memerlukan stamina dan ketahanan fisik yang kuat

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Oziel Gómez)

Pendakian tektok menuntut tenaga ekstra karena seluruh jalur harus ditempuh dalam waktu relatif singkat tanpa waktu istirahat yang panjang. Hal ini akan membuat tubuh jadi harus bekerja terus-menerus, sehingga mudah mengalami kelelahan apabila belum terbiasa melakukan aktivitas fisik yang berat.

Para pendaki pemula yang belum memahami terkait kondisi tubuhnya ternyata bisa berisiko mengalami kram otot, kehabisan tenaga, hingga bahkan pingsan di jalur pendakian. Oleh sebab itu, pendakian tektok lebih cocok untuk mereka yang telah berpengalaman dan memiliki daya tahan tubuh yang telah terlatih.

2. Minim waktu istirahat dan pemulihan energi

Potret orang mendaki gunung (pexels.com/Nina Uhlikova)

Berbeda dengan pendakian biasa yang kerap memberikan waktu bermalam untuk memulihkan tenaga, justru pendakian tektok harus terus bergerak hingga turun kembali. Kurangnya waktu istirahat ini justru bisa menimbulkan adanya kelelahan kronis dan justru menurunkan konsentrasi pada jalur menanjak atau yang licin.

Bagi para pemula, kondisi seperti ini jelas berbahaya, sebab kondisi tubuh belum terbiasa untuk memastikan keseimbangan antara tenaga dan juga napas. Tanpa waktu pemulihan yang cukup, maka risiko cidera, seperti keseleo atau bahkan terpeleset bisa jauh lebih tinggi.

3. Membutuhkan manajemen waktu dan perbekalan yang tepat

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Darren Tiumalu)

Pendakian tektok jelas mengandalkan perencanaan waktu yang ketat agar proses pendakiannya tidak sampai terjebak hingga malam. Pendaki harus bisa memperhitungkan soal durasi perjalanan, kecepatan langkah, hingga cuaca yang bisa mengalami perubahan sewaktu-waktu.

Bagi para pemula yang mungkin belum memahami ritme perjalanan gunung, maka kesalahan kecil dalam manajemen waktu justru bisa berakibat fatal. Terlambat turun sedikit saja justru bisa membuat pendakian jadi harus berlangsung dalam kondisi gelap tanpa adanya perlengkapan bermalam yang memadai.

4. Tingkat risiko dan tekanan mental yang lebih tinggi

ilustrasi mendaki gunung (pexels.com/Guduru Ajay bhargav)

Pendakian tektok sangat menuntut fokus dan mental yang kuat karena waktu dan tenaga sangatlah terbatas. Tekanan untuk terus bergerak tanpa henti kerap membuat pendaki jadi rentan merasa stres, terutama jika jalur yang dilalui cukup sulit atau cuacanya tidak mendukung.

Para pendaki pemula kerap kali belum siap menghadapi tekanan semacam ini, baik secara mental atau teknis. Akibatnya justru rentan kehilangan motivasi di tengah jalan dan mengambil keputusan yang tidak bijak pada saat kelelahan melanda.

Pendakian tektok memang terlihat seru dan efisien, namun kenyataannya memerlukan fisik, mental, dan pengalaman yang matang. Bagi para pemula sebaiknya mulailah dari pendakian santai dengan waktu bermalam agar kondisi tubuh dan pikiran bisa beradaptasi dengan lebih baik. Melalui persiapan yang matang dan pengalaman yang bertahap, maka pendakian tektok bisa menjadi tantangan yang menarik!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team

EditorAgsa Tian