6 Bandara Tercantik di Dunia 2025 untuk Liburanmu

Bandara modern tidak hanya digunakan sebagai tempat untuk naik atau turunnya penumpang, tetapi juga menyediakan berbagai fasilitas penunjang yang lengkap dan arsitektur yang cantik. Bahkan, tak sedikit bandara di dunia yang menjadi destinasi wisata, karena menghadirkan beragam atraksi menarik.
Sebuah ajang penghargaan di bidang arsitektur, Prix Versailles, setiap tahunnya menyoroti terminal bandara di seluruh dunia. Lebih dari sekadar tampilan visual, penghargaan ini juga bertujuan untuk memberikan pengakuan atas keberlanjutan yang cerdas dalam desain bandara.
"Bandara modern harus mengatasi kesulitan yang berat dalam hal manajemen arus dan pesawat itu sendiri," ujar Sekretaris Jenderal Prix Versailles, Jérôme Gouadain, seperti dikutip dari Conde Nast Traveller, Selasa (22/7/2025). "Fasilitas baru ini juga dapat dilihat sebagai karya seni, atau setidaknya sebagai sesuatu yang indah," tuturnya.
Tahun ini, ada enam bandara di dunia yang masuk ke dalam daftar bandara dengan arsitektur paling memukau versi Prix Versailles. Bandara-bandara tersebut memanfaatkan elemen desain yang membangkitkan ketenangan alam sekaligus menggabungkan inovasi untuk membatasi emisi karbon.
Penasaran di mana saja bandaranya? Simak informasi tentang enam bandara tercantik di dunia berikut ini, yuk!
1. Yantai Penglai International Airport Terminal 2, China
Lanskap tepi laut Yantai menjadi inspirasi bagi terminal baru di Yantai Penglai International Airport. Bangunan terminal seluas 167 ribu meter persegi ini dirancang Aedas bersama CSWADI dan Shanghai New Era Airport Design and Research Institute. Dibuka pada Juni 2024, gedung baru ini telah meningkatkan total kapasitas Bandara Yantai menjadi 23 juta penumpang per tahun.
Sebelum memasuk bangunan, penumpang atau wisatawan bisa melihat bagian atap yang berukuran besar dan bergelombang. Bentuknya terinspirasi dari Gunung Kunyu. Lengkungan interior dan batunya dirancang untuk meniru garis pantai yang indah di kawasan tersebut.
Skylight tersebar di seluruh struktur bangunan dan dirancang untuk memandu penumpang ke gerbang keberangkatan. Di bagian teratas terminal, sebuah kubah diagrid berkaca berada di atas atrium bertingkat, memungkinkan cahaya alami masuk ke dalam bangunan.
Interpretasi abstrak dari lambung kapal kayu juga tersebar di seluruh bangunan. Hal ini merupakan sebuah penghormatan terhadap sejarah Jalur Sutra Maritim di kawasan tersebut.
Untuk meminimalkan dampak terhadap lahan di sekitarnya, bangunan ini ditata dalam bentuk E, yang juga membantu mengoptimalkan arus penumpang.
2. Marseille Provence Airport Terminal 1, Prancis

Para pelancong yang tiba di Marseille, Prancis, akan menemukan pesona wilayah tersebut begitu tiba di bandara. Sebuah bangunan baru menghubungkan dua bangunan lama di Terminal 1 yang sudah ada sejak tahun 1960-an dan 1990-an.
Penghubung ini disebut sebagai coeur yang berarti jantung, berupa aula berjendela dengan langit-langit setinggi 72 kaki yang menjulang tinggi dan dilengkapi kisi-kisi jendela atap aluminium poles untuk meningkatkan ventilasi alami. Bangunannya sendiri terbuat dari 70 persen baja daur ulang dan menambah luas bandara sebesar 28 ribu meter persegi.
Kanopi kayu khas Prancis melingkupi area keamanan. Sementara itu, toko-toko dan restoran berbalut kayu menjadi penghormatan visual bagi rumah-rumah perahu yang terdapat di Pelabuhan Tua Marseille. Jendela dari lantai hingga langit-langit memberikan pemandangan perbukitan Provence dan laguna Marseille yang luas.
Gedung ini dirancang oleh Foster+Partners. Tujuannya untuk menata ulang arus penumpang melalui serangkaian ruang yang sederhana, terang, dan mudah dinavigasi.
3. Roland Garros Airport Arrivals Terminal, Réunion Island
Terminal kedatangan Roland Garros Airport di Réunion Island ini dirancang oleh firma arsitektur AIA Life Designers. Konsep bangunanya memanfaatkan alam tropis dan angin pasat yang sering bertiup untuk mengurangi jejak karbonnya. Terinspirasi dari ngarai hijau yang terkenal di sini, struktur bandara bioklimatik ini memiliki cekungan di bagian tengahnya dan berfungsi sebagai cerobong termal untuk ventilasi alami.
Di bagian luar gedung, 830 set daun jendela berkisi-kisi terhubung ke serangkaian sensor pada fasad. Sudut daun jendela disesuaikan secara langsung untuk merespons kondisi cuaca pulau yang sering berubah. Hal ini juga menciptakan sistem bertekanan rendah yang menyedot udara interior.
Di dalam aula kedatangan, para pelancong akan merasakan keajaiban alam pulau ini segera setelah turun dari pesawat, berkat penggunaan kayu yang ekstensif di seluruh gedung, serta vegetasi asli yang rimbun di seluruh gedung.
4. Kansai International Airport Terminal 1, Jepang

Menambah gedung baru di Kansai International Airport, Osaka, Jepang, bukanlah hal yang mudah. Dibangun oleh arsitek ternama, Renzo Piano, di atas pulau buatan, fasilitas baru ini menjadi lambang inovasi dan cita rasa tinggi.
Ruang interior baru dirancang dengan palet material alami untuk memberikan ruang nuansa khas Jepang. Ruang tunggu keberangkatan internasional dan area ritel kini 60 persen lebih luas. Bagian komersialnya mencakup 13 toko dan pusat jajanan kaki lima yang menyajikan makanan khas Jepang, seperti ramen, udon, dan sushi, serta serta jaringan restoran kelas atas.
Di area keamanan, terdapat smart lanes yang lebih cepat dan dapat memproses hingga 6.000 penumpang per jam. Sistem manajemen antrean baru ini merupakan yang pertama di Jepang. Mereka akan mengendalikan gerbang flapper secara otomatis untuk berpindah antrean dengan memanfaatkan data arus penumpang secara real-time.
Proyek ini telah meningkatkan kapasitas penumpang tahunan terminal sebesar 25 persen secara signifikan. Dibuka secara tepat waktu demi mengakomodasi jutaan wisatawan yang mengunjungi Osaka untuk World Expo 2025.
5. Portland International Airport Main Terminal, Amerika Serikat
Terminal baru Portland International Airport menghadirkan keindahan Pasifik di dalam ruangan dan meniru hutan Oregon yang rimbun. Firma arsitektur ZGF yang merancang gedung ini menyatakan konsep desainnya terinspirasi oleh "jalan-jalan di hutan," yang dapat menciptakan pengalaman imersif dan menenangkan bagi penumpang.
Fitur paling khasnya adalah atap bangunan bergelombang yang terbuat dari kayu lokal Oregon seluas 9 hektare. Terminal ini juga mengikuti konsep biofilia atau kecenderungan manusia untuk mencari alam.
Jalan setapak utama di seluruh terminal dipenuhi sinar matahari dan pepohonan hijau. Setidaknya ada 72 pohon besar di dalam gedung yang tingginya mencapai 25 kaki, serta 5.000 tanaman hijau lainnya yang tumbuh di seluruh ruangan. Bilah-bilah atap kayu menyebarkan cahaya dengan cara yang mirip kanopi hutan. 60 persen bagian terminal disinari cahaya alami.
Di ruang konsesi, gerai lokal, seperti Blue Star Donuts+Coffee, Mo's Seafood & Chowder, dan Powell's Books, turut menciptakan nuansa tempat yang tenang. Bahkan, terdapat bioskop mikro yang menayangkan film pendek karya sineas lokal. Terminal baru ini dirancang untuk menggandakan kapasitas bandara dan menampung 35 juta penumpang per tahun pada 2045.
6. San Francisco International Airport Terminal 1, Amerika Serikat

Gedung terbaru San Francisco International Airport telah berhasil mengurangi emisi karbon gedung sebesar 79 persen, penggunaan energi secara keseluruhan sebesar 59 persen, tingkat pengalihan limbah lebih dari 90 persen, dan penggunaan air minum sebesar 50 persen.
Elemen-elemen di sana didesain dengan sangat efisien. Di antaranya seperti kaca fritted untuk mengurangi silau, panel fotovoltaik yang dipasang di atap, dan sistem penanganan bagasi rendah karbon.
Semuanya berkontribusi besar dalam menciptakan hasil yang signifikan. Tim arsitektur Gensler dan Kuth Ranieri bahkan memasang dua sistem perpipaan untuk memisahkan air yang tidak layak minum, agar dapat digunakan untuk menyiram perlengkapan dan lainnya.
Di tengah semua pengurangan ini, penumpang tidak perlu mengorbankan aspek kenyamanan apa pun. Terminal ini memiliki jendela atap yang luas di seluruh area untuk mendapatkan sinar matahari, serta sentuhan desain kreatif untuk menonjolkan gaya seni dan kerajinan khas San Francisco. Bangunan ini juga merupakan rumah bagi museum SFO, satu-satunya museum terakreditasi di dunia yang berada di dalam bandara.
Itu dia informasi tentang enam bandara tercantik di dunia 2025 versi Prix Versailles. Pada Desember nanti, tiga dari enam bandara tersebut akan dipilih untuk memenangkan ajang Prix Versailles World Title yang lebih bergengsi.
Menurut kamu, bandara mana yang akan menang? Tulis pendapatmu di kolom komentar, ya!