Cara Memilih Suaka Gajah Ramah Satwa saat Liburan di Thailand
- Mulailah dengan riset dari sumber terpercaya
- Telusuri latar belakang suaka gajah
- Prioritaskan aktivitas observasi daripada interaksi
Thailand merupakan negara di Asia Tenggara yang identik dengan gajah. Satwa tersebut telah lama menjadi bagian dari sejarah dan budaya Negeri Gajah Putih. Mereka menggunakan gajah dalam perang, transportasi, hingga parade kerajaan.
Kini, perkembangan wisata di Thailand juga tidak lepas dari gajah. Nyaris setiap provinsi di Thailand terdapat suaka gajah atau elephant sanctuary. Suaka gajah tersebut menawarkan beragam aktivitas untuk menarik wisatawan.
Tahukah kamu kalau tidak semua suaka gajah itu ramah satwa? Sebab, aktivitas seperti menunggang, atraksi, dan terlalu dekat dengan gajah dapat membahayakan satwa tersebut maupun pengunjung. Meski tampak jinak dan bersahabat, gajah tetaplah hewan liar yang dapat menyerang pada kondisi tertentu, serta struktur tubuhnya tidak dirancang untuk ditunggangi.
Oleh sebab itu, sebagai wisatawan yang bijak, kamu perlu berhati-hati dalam memilih suaka gajah sebelum memasukkannya dalam itinerary. Lantas, bagaimana cara memilih suaka gajah yang ramah satwa saat liburan di Thailand? Yuk, baca sampai selesai!
1. Mulailah dengan riset dari sumber terpercaya
Riset menjadi langkah penting sebelum menentukan suaka gajah mana yang akan dikunjungi saat liburan di Thailand. Kamu dapat melakukan pencarian melalui internet, tentang daftar suaka margasatwa atau suaka gajah yang telah sesuai standar. Jika sudah punya daftarnya, maka gali informasi lebih mendalam dari sumber lain.
Kombinasikan dengan informasi dari blog perjalanan independen dan situs website suaka gajah. Sebaiknya dari blog yang tidak dibayar untuk mempromosikan atau mendapat komisi afiliasi. Tulisan mereka biasanya memberi gambaran lebih jujur dan detail tentang pengalaman saat berkunjung.
2. Telusuri latar belakang suaka gajah
Periksa latar belakang suaka gajah melalui website resmi maupun sosial media mereka. Suaka yang benar-benar beretika dan ramah satwa akan transparan tentang misinya. Seperti bagaimana mereka menyelamatkan gajah dan komitmennya terhadap perawatan jangka panjang.
Kamu juga dapat melihat, apakah suaka tersebut berbagi kisah, upaya konservasi, dan praktik sehari-harinya secara terbuka. Penting untuk diketahui bahwa beberapa suaka margasatwa menyewa gajah alih-alih menyelamatkannya. Hal ini berarti gajah tersebut mungkin sering dipindahkan, mengikuti penawaran tertinggi, sehingga tidak banyak membantu meningkatkan kualitas hidup mereka.
Carilah suaka yang memiliki gajah dan menyediakan naungan stabil sebagai komitmen nyata terhadap kesejahteraan satwa. Selain itu, jika hanya sedikit informasi tentang asal gajah atau apa yang diperjuangkan suaka tersebut, maka bisa menjadi peringatan untuk dihindari. Hindari juga suaka gajah yang hanya berfokus pada wisatawan.
3. Prioritaskan aktivitas observasi daripada interaksi
Saat melakukan pencarian melalui media sosial, kamu dapat melihat aktivitas antara wisatawan dan gajah. Kalau mereka menampilkan potret kontak fisik antara gajah dan wisatawan, seperti dimandikan, diberi makan, dipeluk, atau bahkan ditunggangi, sebaiknya hapus suaka tersebut dari itinerary.
Kamu perlu mengingatkan diri sendiri bahwa gajah adalah hewan liar. Mereka secara alami tidak tertarik pada manusia dan tidak memilih kontak dekat, kecuali telah dikondisikan untuk melakukannya. Suaka tidak membuat mereka jinak, melainkan hanya membuatnya patuh.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa menunggang gajah dapat merusak struktur tulang dan melukai kulit mereka. Meski memandikan, menyentuh, dan memberi makan gajah tampak lebih ramah. Nyatanya, aktivitas tersebut mengganggu perilaku alami mereka, lebih buruk lagi dapat membuatnya stres setelah terlalu sering dipaksa berinteraksi dengan manusia.
Aktivitas sederhana yang dapat dilakukan dan lebih etis di suaka gajah adalah mengamatinya dari jauh, sekitar 20 meter. Suaka yang ramah satwa umumnya membiarkan gajah berkeliaran bebas. Sedangkan pengunjung diperbolehkan mengamati dengan tenang dari kejauhan, bagian dari menghormati ruang dan perilaku alami hewan.
Carilah suaka gajah yang fokus pada edukasi untuk pengunjung. Mereka akan berbagi pengetahuan tentang kehidupan gajah, perilaku alaminya, dan tantangan yang dihadapi. Hal ini tidak hanya menambah pengalaman, tapi juga meningkatkan kesadaran, dan membuat liburanmu lebih bermakna.
4. Bila perlu, pilih yang telah terakreditasi atau memperoleh penghargaan
Kamu bisa mengulik lebih lanjut tentang suaka gajah yang akan dikunjungi saat di Thailand. Bila perlu, cari tahu apakah telah terakreditasi atau memperoleh penghargaan dari organisasi kesejahteraan hewan terkemuka. Hal ini dapat menunjukkan bahwa suaka tersebut memenuhi standar etika yang diakui.
Lembaga internasional, seperti World Animal Protection dan Asian Elephant Alliance, biasanya telah melakukan proses audit yang ketat sebelum memberikan penghargaan maupun akreditasi. Mereka hanya akan memberikan sertifikasi maupun dukungan kepada suaka yang sungguh-sungguh mengutamakan kesejahteraan gajah. Tentu ini menjadi indikator penting bahwa suaka tersebut layak dikunjungi.
5. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan langsung ke suaka gajah
Last but not least, jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan langsung ke suaka gajah yang akan dikunjungi. Kamu dapat mengirim pesan melalui email, media sosial, maupun kontak yang tertera di website resminya. Tanyakan bagaimana gajah-gajah dilatih, apa peraturan interaksi dengan mereka, dan seperti apa aktivitas pengunjung.
Suaka gajah yang ramah satwa akan menjawab dengan terbuka dan jujur. Sebaliknya, kalau pihak suaka terkesan menghindar dan memberikan jawaban yang tidak jelas, maka hindari untuk mengunjunginya. Hindari pula suaka yang lebih menekankan aktivitas kontak langsung dengan gajah.
Memilih suaka gajah yang ramah satwa untuk liburan di Thailand bukan sekadar tentang menentukan destinasi untuk itinerary. Hal ini dapat membantumu menjadi wisatawan yang lebih bijak dan bertanggung jawab terhadap lingkungan. Bagaimana menurutmu?
