8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via Bambangan

Kapan mau mendaki?

Mendapat predikat atap Jawa Tengah, gunung Slamet menjadi salah satu gunung impian para pendaki untuk disambangi. Tingginya yang mencapai 3.428 mdpl membuat gunung Slamet gak bisa dipandang sebelah mata.

Ada banyak jalur pendakian legal yang tersedia bagi para pendaki yang ingin naik ke gunung tersebut. Salah satunya yang paling favorit adalah jalur pendakian via Bambangan, yang terletak di kabupaten Purbalingga.

Apa saja hal yang wajib kamu tahu sebelum naik ke gunung Slamet via Bambangan? Berikut ulasan singkatnya!

1. Jarak dari pusat kota Purbalingga ke Bambangan sekitar 26 kilometer

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via Bambanganinstagram.com/infogunungslamet

Untuk tiba di base camp Bambangan, kamu harus menempuh perjalanan lumayan jauh dari pusat kota Purbalingga. Dengan kendaraan roda empat, waktu tempuhnya sekitar satu jam atau sejauh kurang lebih 26 kilometer.

Tenang, memasuki desa Kutabawa, lokasi di mana dusun Bambangan berada, pemandangannya tampak cantik dengan kebun-kebun sayur milik warga. Jika cuaca cerah, di kejauhan gunung Slamet juga terlihat gagah berdiri menyambutmu.

2. Terdapat banyak rumah warga untuk lokasi beristirahat sebelum memulai pendakian

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via BambanganDok. Pribadi/Intan Deviana

Selain base camp yang dikelola oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Dinbudparpora) kabupaten Purbalingga, kamu bisa merebahkan badan sejenak di beberapa base camp yang dikelola oleh warga setempat. Biasanya base camp tersebut sudah menjadi langganan para pengelola open trip yang membuka pendakian ke gunung Slamet.

3. Terdapat sembilan pos yang harus dilewati sebelum tiba di puncak

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via Bambanganinstagram.com/infogunungslamet

Memiliki ketinggian di atas 3.000 mdpl, kamu harus bersiap dengan fisik yang prima jika ingin menuntaskan pendakian hingga puncak gunung Slamet. Pasalnya, jumlah pos yang harus kamu lalui berjumlah 9 buah dengan estimasi waktu pendakian antar pos yang bervariasi, mulai dari 15 menit hingga 3 jam.

Karena itulah, biasanya pendakian mencapai puncak gunung Slamet dibagi dua tahap. Tahap pertama dimulai dari base camp hingga Pos 5 atau Pos 7. Di Pos 5 atau Pos 7 ini, para pendaki akan bermalam untuk melanjutkan summit attack keesokan harinya.

4. Hanya ada satu sumber mata air sepanjang jalur

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via Bambanganinstagram.com/rizkyahmadfauzi29

Mendaki gunung Slamet via Bambangan berarti kamu dan tim pendakian harus benar-benar pandai mengelola air. Karena sumber mata air di jalur tersebut hanya ada satu buah, yaitu di Pos 5 (Samyang Rangkah). Mata air tersebut pun hanya ada pada musim penghujan. Di musim kemarau, mata air akan kering sama sekali.

Baca Juga: Menjajal Kenikmatan Sega Nyangku, Kuliner Khas Lereng Gunung Slamet

5. Tidak ada bonus sepanjang jalur pendakian

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via BambanganDok. Pribadi/Intan Deviana

Selain minimnya sumber mata air, jalur pendakian gunung Slamet via Bambangan juga minim 'bonus' sebelum tiba di Pos 9 (Plawangan). Artinya, sepanjang jalur kamu hanya akan melihat hutan hujan tropis yang ditumbuhi lebatnya pepohonan.

Jalurnya sendiri penuh dengan tanjakan 'dengkul ketemu jidat'. Kamu harus bersiap dengan jalur tanah yang berubah menjadi becek jika hujan tiba-tiba turun dengan deras.

6. Bonus ada di Pos Plawangan

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via Bambanganinstagram.com/endooll_enny

Pos Plawangan sebagai batas vegetasi menjadi pos yang ditunggu-tunggu para pendaki gunung Slamet via Bambangan. Di sinilah jalur mulai terbuka karena vegetasi pohon mulai jarang, berubah menjadi lahan yang terdiri dari tanah, bebatuan, dan kerikil yang labil.

Kamu pun bisa melihat pemandangan sekeliling yang sangat indah, terlebih jika kamu tiba tepat saat sunrise menjelang. Dari arah timur, panorama gunung Sindoro-Sumbing bakal menemanimu di pos ini. Indah banget, deh!

7. Pemandangan makin memesona saat tiba di puncak Surono

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via Bambanganinstagram.com/sanjaadyaputra

Dari Pos Plawangan, lanjutkan pendakian hingga puncak Surono, puncak tertinggi gunung Slamet. Jalurnya yang terdiri dari bebatuan membuatmu harus ekstra hati-hati melewatinya. Usahakan menggunakan trekking pole supaya pendakianmu ke puncak lebih aman.

Semakin mendekat ke puncak Surono, pemandangan yang bakal kamu saksikan dijamin makin memikat dan memesona. Tiba di puncaknya, kamu bisa menyaksikan kawah Segoro Wedi yang masik aktif mengeluarkan gas belerang, juga gunung Ciremai di arah barat.

Jika ingin menengok Segoro Wedi lebih dekat, kamu diharuskan turun ke bawah menelusuri daerah berpasir menuju bibir kawah. Pesonanya jangan ditanya, bikin speechless!

8. Sedikit pohon edelweis, banyak pohon cantigi

8 Hal yang Harus Kamu Tahu sebelum Naik Gunung Slamet via BambanganDok. Pribadi/Intan Deviana

Satu lagi yang harus kamu tahu sebelum mendaki gunung Slamet via Bambangan, yaitu kamu hanya akan menjumpai sedikit pohon edelweis saat mendekati puncak. Bahkan bisa jadi kamu gak akan berjumpa dengannya sama sekali.

Sebaliknya, di batas vegetasi Plawangan, kamu akan berjumpa dengan banyak sekali pohon cantigi. Pohon cantigi ini juga gak akan elok dibanding edelweis, lho. Pucuk-pucuk daunnya yang berwarna merah membuat pohon yang kuat dengan cuaca dingin ini terlihat kece di ketinggian.

Nah, itulah beberapa gambaran umum yang perlu kamu tahu tentang gunung Slamet via Bambangan sebelum mendakinya. Gimana, apakah setelah ini kamu langsung berencana untuk naik gunung Slamet? Persiapkan segala sesuatunya dengan sebaik-baiknya, ya!

Baca Juga: 6 Fakta Ini Harus Kamu Ketahui Sebelum Mendaki Gunung Everest

Intan Deviana Photo Verified Writer Intan Deviana

Suka jalan-jalan, suka foto-foto, suka nulis :)

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Febrianti Diah Kusumaningrum

Berita Terkini Lainnya